Part 11

268 62 15
                                    

"Jungkook, hari ini kau kelas jam berapa?" Sang ibu bertanya seraya menyodorkan mangkuk yang sudah diisi beberapa lauk.

"Siang, Ibu. Kenapa?"

"Tidak apa. Kalau pagi kan bisa berangkat bersama Ayah mu nanti"

"Tidak usah. Aku naik mobil sendiri saja"

Daesung yang duduk di hadapan si bungsu lantas menghentikan acara sarapannya. "Tidak di jemput pacar mu?"

Jungkook menggeleng pelan. "Dia sedang sibuk"

Bohong. Tentu itu adalah sebuah kebohongan. Nyatanya sejak pagi, Taehyung terus mengiriminya pesan singkat. Menawarkan diri untuk mengantar-jemput seperti biasa.

Namun Jungkook abaikan. Ia masih marah. Terlampau marah. Baginya Taehyung sudah keterlaluan. Meminjamkan jaket yang Jungkook belikan dengan menyisihkan sebagian uang sakunya tiap hari kepada seseorang yang ia benci.

"Dia tidak jahat pada mu, kan?" Tanya sang ayah lagi.

Ada jeda beberapa detik sebelum Jungkook memutuskan untuk menggeleng. Tak ingin memperumit keadaan sebab sangat tahu sang ayah kurang menyukai Taehyung.

Sejak masa pendekatan keduanya, Daesung selalu bersikap ketus dan cenderung apatis. Barangkali karena Jungkook merupakan anak bungsu kesayangan menjadikan sang ayah lebih posesif terhadapnya.

"Lebih baik kau pikir-pikir lagi tawaran ayah"

"Ayah" Jungkook menarik napas. "Sudah berapa kali aku bilang kalau tidak mau. Kenapa dipaksa terus?"

"Bukan dipaksa. Ayah cuma menawarkan"

"Sama saja. Sudahlah. Jangan dibahas lagi, Ayah"

Daesung mengendikan bahu. Terlampau paham bahwa bungsunya itu sulit sekali diatur. Padahal semua demi kebaikan Jungkook dan masa depannya.
  
 

 


.

.

.





Suara denting sendok yang beradu dengan garpu memenuhi ruang makan. Tiga manusia yang tengah berkumpul untuk menyantap sarapan kala itu tak ada yang membuka suara.

Hingga detik dimana makanan di piring masing-masing telah habis, baru sang kepala keluarga menyerukan vokalnya.

"Kau masuk pagi, Tae?"

Kim Seungho, ayah dari Kim Taehyung bertanya seusai sang putra meneguk segelas air mineral.

"Iya. Ada jadwal kuliah pagi hari ini"

"Bagaimana kabar Jungkook? Rasanya sudah lama sekali Papa tidak bertemu dengan kekasih mu itu"

"Jungkook baik. Mungkin besok aku bawa dia kesini"

"Boleh. Sekalian ajak dia makan malam bersama keluarga"

Taehyung mengangguk menyanggupi. Besok seluruh keluarga besar Kim akan berkumpul untuk makan malam bersama. Sebenarnya bukan acara khusus. Hanya sebuah rutinitas setiap enam bulan sekali. Berkumpul dan berbagi cerita antar keluarga.

Meski Taehyung tahu, terkadang acara tersebut tak ayal menjadi ajang untuk saling memamerkan kekayaan atau beradu kesuksesan.

"Ajak Jihoon sekalian, Tae" Tiba-tiba Minyoung menyeletuk.

Taehyung terdiam sejenak. Lalu melirik ke arah sang ayah seolah meminta bantuan.

Seungho yang mengerti lantas segera berdeham sebelum kemudian angkat bicara. "Ma, Taehyung 'kan ingin mengajak Jungkook. Sebaiknya Jihoon tidak perlu diajak juga. Kasihan nanti Jungkook merasa tidak nyaman"

Take Two || taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang