Kisah ini menceritakan tentang Indonesia yang telah menjadi sebuah peradaban antar bintang dan memiliki kekuatan yang super kuat.
Dimana peradaban Indonesia dan seluruh daratan di bumi terkirim keduniaan lain, dunia anta berantah yang tidak mereka k...
Di suatu lokasi di pinggir laut, sekitar 5 meter dari pesisir, terlihat sebuah objek hitam panjang sedang berada di permukaan laut.
Saat dilihat lebih dekat, terlihat dengan jelas objek tersebut adalah sebuah kapal dengan ukuran yang cukup besar. Saat dilihat lebih seksama kapal tersebut sangat mirip dengan kapal selam kelas Typhoon.
Kapal selam tersebut tidak lain adalah kapal selam pengawalan untuk misi diplomat di kerajaan Selestial, namun mereka berpisah dengan rombongan saat di pertengahan perjalanan, karena misi baru yang mereka dapatkan, kapal tersebut adalah KRI Pari 41.
Kapal tersebut adalah kapal selam buatan Indonesia dari pembelian lisensi pada tahun 2026 dari Rusia, dimana pembelian tersebut di peruntukan untuk penempatan Rudal balistik taktis, kapal KRI Pari 41 masuk dalam generasi ke 5 setelah perombakan besar besaran yang dilakukan oleh industri Indonesia, demi meningkatkan komponen kapal tersebut, terutama karena perangkat dan avionik nya yang sudah terlalui usang bagi standar Indonesia.
Kapal selam ini sedang berlokasi di pantai Utara dari Grand Duchy of Sharia.
Misi yang diterima adalah misi penempatan intelijen di kerajaan-kerajaan di benua ini atau yang di sebut sebagai benua Chish.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gambar kapal selam 'anggap saja berwarna hitam'.
Di dalam perut kapal selam yang cukup sempit tepatnya di ruangan khusus pasukan Denjaka, ruangan kapal selam terlihat penuh dengan perangkat dan perlengkapan canggih, suasana terasa serius. Para anggota Denjaka duduk di ruang briefing kecil, memperhatikan layar yang menampilkan peta digital benua tempat mereka akan beroperasi. Lampu redup memantulkan bayangan wajah mereka yang penuh konsentrasi.
Kolonel Arif Hidayat berdiri di depan ruangan, mengenakan seragam hitam dengan badge satuan khusus Denjaka di lengan kirinya. Suara mesin kapal selam yang halus menjadi latar belakang saat ia berbicara.
Kolonel Arif Hidayat berdiri dengan postur yang tegak sembari memberikan arahan. "Baik, dengar semuanya! Kita baru saja menerima perintah baru dari pusat. Misi kita berubah. Ini bukan lagi pengawalan diplomatik, tapi operasi intelijen penuh.".
Para prajurit saling melirik, memahami bahwa tugas mereka telah berubah dari sekadar mendampingi rombongan diplomat menjadi misi yang jauh lebih menantang, terutama karena ini adalah peran pertama mereka di dunia lain.
Kolonel melanjutkan ucapannya. "Tujuan utama kita adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kerajaan-kerajaan di benua ini. Kita harus tahu siapa teman, siapa musuh, dan siapa yang bisa dimanfaatkan. Informasi ini vital untuk langkah diplomasi dan strategi kita ke depan. Ada pertanyaan?".
Seorang prajurit mengangkat tangan, wajahnya menunjukkan rasa ingin tahu.
Prajurit 1 yang bernama Burhan dengan postur tinggi bertanya dengan tegas. "Kolonel, berapa lama kita punya waktu untuk operasi ini?, soalnya saya ingin melamar pacar saya bulan depan, hihihi.".