Waktu berlalu cepat dan jam sudah menunjukan pukul 5 sore. seluruh pasien sudah masuk ke kamar masing-masing dan suasana rumah sakit mulai sepi. Hansara sudah mengemas beberapa barang yang akan dibawa selama menginap di apartement Juan. Hansara duduk di pinggir kasur sambil memilin jarinya. rasanya sangat gugup, senang, dan juga penasaran dalam satu waktu.
pikirannya kembali melayang kapan terakhir kali ia jalan-jalan. kapan terakhir kali ia merasakan kebebasan di luar sana, atau mengetahui bagaimana keadaan di luar rumah sakit sekarang. potongan-potongan memori mulai tersusun di benaknya. dimana Hansara dengan Karel pernah pergi ke suatu tempat bagus dan yang jelas ia menghabiskan waktu yang menyenangkan disana bersama Karel.
lamunannya buyar ketika mendengar suara ketukan pelan dari pintu kamarnya. terlihat Juan mengintip dari kaca yang berada di pintu dan melambaikan tangannya pelan. Hansara menarik nafasnya kemudian beranjak dan segera menghampiri Juan.
tentu rencana Juan kali ini sudah ia sampaikan kepada suster Melody dan suster Melody dapat menjaga rahasianya dengan baik. bahkan suster Melody justru merasa senang dan mendukung tindakan Juan.
kini Hansara sudah berada di dalam mobil Juan. hatinya semakin gugup ketika mobil mulai meninggalkan area rumah sakit.
"Kita bakal jalan-jalan kemana dok?"
tanya Hansara memecah keheningan yang tercipta."Nanti kamu juga tau." jawab Juan sambil terseyum.
"Dokter emang gak malu jalan sama pasien gangguan jiwa?"
"kenapa harus malu? lagian saya jalan-jalan di luar juga ga pake jas dokter kan? gak akan ada yang tau juga kok."
Hansara hanya manggut-manggut dan mengalihkan pandangannya ke jendela. karena sisi kanan dan kiri hanya hutan yang gelap, Hansara tidak bisa melihat pemandangan apapun. tak terasa, mobil sudah keluar dari area hutan dan gemerlap lampu kota mulai terlihat, suara bising dari kendaraan lain mulai terdengar.
Hansara membuka matanya lebar-lebar dan mulai kagum melihat suasana kota. entah kapan terakhir kali melihatnya karena Hansara sedikit merasa asing dengan pemandangan yang sedang dilihatnya. Hansara sedikit terkejut ketika jendelanya turun tiba-tiba. ternyata Juan yang membukanya melalui central lock.
"Bagus kan?" tanya Juan.
"Iya, aku gak inget kapan terakhir liat kayak gini." Hansara merasakan angin malam menerpa wajahnya. rasanya sangat menenangkan.
Hansara mengendarai mobil ke jalan yang kini lebih besar dan lebih ramai dari sebelumnya. belum lagi gedung-gedung tinggi mulai terlihat. suasana kota terlihat sangat hidup meskipun malam hari, sangat beda jauh dengan rumah sakit. selama ini, setiap malam yang Hansara rasakan hanyalah sepi, sunyi, dan dingin. seperti tidak hidup.
akhirnya, mobil Juan terparkir di depan sebuah bangunan yang tidak Hansara ketahui. yang jelas di dalam bangunan tersebut terlihat banyak manekin dengan pakaian yang bagus dan terlihat mahal.
"Hansara.. pake ini dulu ya." tiba-tiba Juan menyodorkan sebuah cardigan putih kepadanya.
Hansara menerimanya dan mengenakan cardigan putih yang sedikit kebesaran di tubuhnya. sudah di pastikan cardigan ini milik Juan dan mungkin ia meminjamkan untuknya, agar piyama rumah sakitnya yang cukup lusuh dapat disembunyikan.
mereka berdua turun dari mobil dan
Juan mengajaknya masuk ke dalam bangunan tadi. semua karyawan disana menyapa mereka berdua dengan ramah. Hansara tidak henti-hentinya melihat sekitar yang dipenuhi banyak baju."Pilih mana yang kamu mau." titah Juan.
Hansara langsung membulatkan matanya terkejut. "Dok tapi kan kemarin aku udah dikasih kasur baru sama sereal?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Hati
Ficção Adolescente"Mungkin jika dibilang itu adalah kamu, maka aku bersyukur kamu bisa hadir kembali dalam hidup aku." Ini berkisah tentang seorang dokter bernama Kavandra Juan Adiyatama, dia bertemu dengan seorang pasien jiwa yang sangat mirip dengan gadis yang sang...