Bab 012 "Mengantar Kesekolah"

449 44 6
                                    

Pagi harinya.....

Dirumah itu suasana hening terasa, Rezi merasa ada sesuatu yang hilang dirumah ini, tapi disatu sisi ia tak tau apa yang hilang itu.

Iapun menoleh kearah Abian dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Katakan padaku, aku selalu merasa ada yang hilang dirumah ini, apa kau tau apa itu?" Tanya Rezi dengan memandangi polos pada Abian.

Degh

Bukannya menjawab, Abian justru terdiam membeku karna melihat wajah Rezi yang begitu dekat dengannya.

Melihat keterdiaman Abian, Rezi yang agak sedikit kesal akhirnya memilih tidak bertanya lagi dan lalu pergi dari sana.

"Hari sudah pagi, aku harus bangun dan bersiap kesekolah" jelas Rezi yang lalu bergerak untuk turun dari atas ranjang.

Jadi sebenarnya posisi Rezi dengan Abian masih dalam keadaan berbaring diatas ranjangnya ya, belum bangun mereka berdua.

"Apa kau bisa?" Tanya Abian yang ikut bangkit dan mencoba untuk meraih tangan Rezi.

Namun sayangnya itu tak tergapai, karna Rezi langsung bertahan ditepi ranjangnya.

"Tentu bisa, kau pikir aku selemah apa?" jawab Rezi dengan sedikit cemberut.

Melihat wajah cemberutnya yang begitu manis, tanpa sadar Abian malah....

Cup

Mengecup singkat pipi yang mungkin terlihat hampir mengenai bibir Rezi itu.

Degh

Merasakan benda kenyal menyentuh pipinya, dengan wajah yang memanas iapun melirik singkat pada Abian.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Rezi yang menahan malu, hingga pipinya semakin merah merona.

"Pipimu memerah, sangat imut" ujar Abian tersenyum dengan sedikit memberikan cubitan lembut dipipi Rezi.

"Ugh...sakit, lepaskan!, Aku harus bersiap-siap" ujar Rezi yang memegang tangan Abian dan menariknya agar berhenti mencubit pipinya.

Melihat Rezi yang agak sedikit risih, iapun segera melepaskan dan lalu sedikit menjauhi Rezi agar memberinya ruang untuk turun kebawah.

Dengan perlahan Rezipun turun dari sana, sampai akhirnya iapun berhasil mendarat kebawah.

Bruk

Ckelek

Suara sesuatu yang patah, hingga suaranya terdengar begitu renyah ditelinga keduanya.

"Awww.... shhh" desisnya yang sedikit menjerit saat merasakan pinggangnya yang terasa begitu sakit.

Iapun memegang pinggangnya dan lalu mengernyitkan dahinya, menahan rasa sakit yang begitu sakit.

"Rezi!" Panggil khawatir Abian yang segera turun dan membawa Rezi untuk segera duduk.

"Duduk dulu" ujarnya yang lalu memapah Rezi kesebuah kursi.

Disana Rezi duduk dan Abian memiliki berjongkok didepannya dengan tangan yang kini memegang erat tangan Rezi.

"Kok bisa sakit?, Encokkah pinggang gua?" Pertanyaan muncul seketika.

"Tapi apa penyebabnya?, Jangan bilang kasur gua?" Terus saja bergumam, hingga akhirnya matanya tertuju pada Abian yang menatapnya cemas.

Grep

Mengeratkan genggaman tangannya, Rezi yang melihat itu segera berkata dengan pelan...."aku baik-baik saja, jangan khawatir" ujarnya dengan memberikan senyum hangatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENGANTIN PRIAKU (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang