Hari ini di kediaman Raya sedang kedatangan seorang ustadz, setelah kejadian kemarin malam tentu saja ibunda Raya tercinta memanggil seorang ustadz, untuk memberikan jawaban atas kejadian yang menimpa putrinya.
Ya, keluara Raya telah mengetahui apa yang dialami oleh Raya kemarin malam, Juan bukannya menenangkan sang kakak, malah semakin menakut-takuti Raya.
"Hayoloh, gimana kalo tuh setan terus nempel sama lo?" ucapan Juan tentu saja mendapat pukulan yang cukup keras dari sang kakak, yaitu Raya.
"Lu diem atau gue tonjok?" ancam Raya menatap sinis adiknya.
"Ihh seremnyoo" ledek Juan.
Sebenarnya di kediaman Raya bukan hanya keluarga Raya saja, melainkan semua tetangganya sudah berkumpul di rumah Raya, lebih tepatnya anak-anak yang selalu nongkrong di basecamp itu.
Kejadian Raya begitu cepat menyebar, tak lain dan tak bukan dalangnya adalah Juanda, adik Raya tercinta yang sangat menyebalkan menurut Raya.
"Itu hanya sedang jahil saja, dia tidak diam selamanya di lingkungan ini, dia berpindah-pindah" jelas sang ustadz.
"Kok jahilnya sama saya sih tadz?" tanya Raya penasaran.
"Karena kamu yang sedang berjalan sendirian pada malam itu"
"Makanya punya pacar jadi gak jalan sendiri" celetuk Jefran yang membuat Raya menatapnya sinis.
"Heh bocah gue cuma mau ke Kedai Cantik, bukan ke pasar malem, ngapain di temenin segala" sewot Raya.
"Padahal ada si Juan tuh, kenapa gak minta temenin?" tanya Haikal.
Raya yang mendapat pertanyaan seperti itu, hanya menatap Haikal dengan jengah, padahal ia sudah berkata bahwa dia hanya ingin pergi ke Kedai Cantik, bukan ke pasar malam.
Mengabaikan pertanyaan Haikal, Raya lantas menatap kembali sang ustadz dan bertanya kembali.
"Tapi saya gak di ikutin sama setannya kan ustdaz?"
"Engga kok, tenang aja, banyakin istighfar sama rajin ibadah aja"
"Noh dengerin ibadah yang rajin teh, lu sholat kalo disuruh doang sih, makanya di ganggu" celetuk Jendral, memang Jendral ini tidak punya sopan santun.
"Gue liat-liat, berani bener lu ama gue cil" sewot Raya.
"Berani lah, sama-sama makan nasi ini" ujar Jendral santai.
"Bocah monyet"
Ibunda Raya geleng-geleng kepala melihat kelakuan para anak-anak yang ada di hadapan nya ini, kemudian dia segera meminta air doa kepada ustadz untuk diminum anaknya, Raya. Sebenarnya agar ustadznya juga cepat pulang, jujur dia malu harus memperlihatkan tontonan dari anak-anak yang kurang adab ini kepada sang ustadz.
"Nak Raya, ini di minum selepas sholat maghrib nanti ya" ujar ustadz tersebut, lalu memberikan sebotol air mineral yang sudah di beri doa kepada Raya.
"Eh iya, nanti saya minum"
Setelah mendapat jawaban dari Raya, sang ustadz pun pamit dari kediaman Raya, diantar oleh Ibunda Raya dan juga Juan, karena ayah Raya sedang berada di luar kota, urusan pekerjaan.
Melihat ustadz yang sudah meninggalkan rumahnya, dan Juan yang sudah kembali ikut berkumpul di ruang tamu, membuat Raya menatap mereka satu persatu dengan keheranan.
Shaka yang sadar dengan tatapan mata Raya pun bertanya, "Napa lo?"
"Kalian gak pulang?" tanya Raya.
"Ntar aja lah males gue udah betah disini, Ray mau masak mie dong" ujar Haris dengan santainya.
"Iya nih gue juga mau dong, lapar" Lina menyahuti perkataan Haris.
"Ada es jeruk gak Ray? Haus gue dari tadi dengerin ustadz belum minum-minum, seret banget nih tenggorokan gue" Daren pun ikut serta menyahuti perkataan Haris.
"Memang dasar, gak punya adab lo semua" sinis Raya.
"Kita kan pren" ujar Keysha, bocah ini memang bikin orang-orang ingin menjambak rambutnya.
"Matamu pren"
"Bapakmu mana best?" tanya Dharta, dengan nada mengikuti bocah keturunan Jepang yang lucu itu.
"Bapakku kerja best, padahal weekend ya, kerja mulu bapak gue" jawab Raya dengan sedikit celotehan.
"Yaelah pendidikan sehari doang" ujar Juan.
"LAPARRR ! SAYA LAPAR" teriak Haris membuat semua orang menatapnya dengan tatapan terkejut, karena selain teriakannya, gerakan tangan yang memukul perut juga menjadi pusat perhatian teman-temannya.
"Bajingan, sana lah bikin sendiri" ujar Raya.
"Oke, permisi ya best" setelah mendapat izin dari Raya, Haris berlari kecil kearah dapur untuk memasak mie, diikuti oleh Lina dan juga Daren.
"BANG DAREN TUNGGU AKU, AKU JUGA MAU MINUM" ujar Keysha berlari kecil layaknya bencong lampu merah.
"Tuh bocah kenapa sih?" heran Rara.
"Mau gue temenin tidur gak Ray?" pertanyaan dari si tengil Jehan itu, sukses membuat semua mata menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Gak" jawab Raya dengan sinis.
"Katanya kemarin mau" goda Jehan.
"GUE KAN TAKUT KEMARIN, SEKARANG UDAH ENGGAK, GUE UDAH PUNYA AIR DOA, NTAR KALO ADA LAGI GUE CIPRAT-CIPRATIN BIAR PANAS TUH SETAN" amuk Raya menatap sinis kepada Jehan.
"Marah-marah mulu, cepet tua tau rasa" ujar Jefran.
"Diem ah Jep" perkataan Raya itu membuat Jefran kesal.
"Nama gue pake F bukan P" jelas Jefran dengan raut wajah kesal.
"Bodoamat"
-KWW-
haii warga wanii apakabarrr?
sorry ya kalo ada typo, namanya juga manusia pasti ada kesalahan...
vote sama komen ya pren, kasih aku feedback...
💐💗

KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Warna-Warni
FanfictionDi tengah hiruk pikuk kota yang penuh gedung tinggi, berbagai transportasi yang saling berlawan arah, berdiri sebuah komplek unik bernama "Komplek Warna-Warni", menggambarkan setiap rumah yang dicat dengan warna-warna yang mencolok seperti, merah, b...