7. Malam Mencekam

103 19 9
                                    

Ditengah hembusan angin yang cukup kencang, membuat daun-daun kering di jalanan terbang dengan sangat kencang hingga mengenai wajah cantik seseorang yang sedang berjalan seorang diri ditengah gelap dan sunyinya malam.

"Ck, lu kalo mau terbang-terbang aja kocak, jangan kena ke muka gue juga" ujar Raya memarahi daun yang mengenai wajahnya, seperti orang bodoh.

"Kangen mas Wisnu deh" ujarnya, karena jika di ingat-ingat Raya telah chattan dengan Wisnu cukup lama.

"Dia gak kangen gue gitu?"

Memang Raya ini sering berbicara sendiri, seperti saat ini, dia sedang menyusuri jalanan komplek sendirian dengan ocehan tidak jelasnya itu.

"Nih lagi komplek, baru juga jam 8 malem tumben banget udah sepi biasanya rame tuh sama si Daren, kemana dah tuh bocah?" Raya melihat sekeliling mencari Daren, siapa tau dia melihat batang hidung Daren.

Sebenarnya tujuan dia saat ini itu ke Kedai Cantik, tapi karena jalannya yang sangat lambat dan ocehan nya yang tidak jelas, dia jadi tidak sampai-sampai.

Sehingga ketika dia tepat berada di depan kedai itu, kedainya pun sudah tertutup dengan sangat rapih, yang artinya apa? Ya benar kedai itu sudah tutup.

"LAHH PERASAAN TADI GUE LIAT DARI RUMAH MASIH BUKA DEH, KETIMBANG ADA ANGIN DOANG LANGSUNG TUTUP" amuk Raya sembari menendang kecil batu yang ada di depannya.

Mau tidak mau Raya harus kembali kerumah dengan tangan kosong, padahal kan tadi niatnya ingin membeli makanan dan minuman untuk menemaninya menonton drama korea kecintaannya.

"Manusia pada kemana sih? Gak biasanya sepi kaya gini, kaya lagi di dunia lain aja gue ah"

srekk

srekk

Raya terdiam sejenak, ketika mendengar suara aneh dari balik pepohonan yang berada tepat tidak jauh darinya. Belum lagi angin yang kembali berhembus kencang membuat atmosfir di sekitar Raya berubah menjadi menyeramkan.

"Jangan ganggu gue, jangan ganggu gue, gue cuma lewat aja" ujar Raya berjalan, tetapi matanya tertutup rapat.

tuk

Terdengar seperti seseorang melempar batu kecil pada pohon yang ada di depan Raya, membuat Raya semakin ketakutan dan tidak bisa bergerak.

"Ya Allah gue udah gak bisa gerak, beneran ini gue cuma lewat doang" 

Ketakutan Raya semakin menjadi ketika ia melihat bayangan lewat dengan mata kepalanya sendiri, membuat bulu kuduk Raya berdiri dan membuat tubuh Raya gemeteran tak karuan.

"Ya Allah, Ya Allah" Raya berjalan pelan-pelan dengan menutup matanya rapat-rapat.

srekk

srekk

"AAAA MAMAAA GUE GAK BISA LARI, YA ALLAH INI GIMANA" Raya berteriak kencang ketika kembali mendengar suara-suara aneh. Suaranya seperti baju yang menyapu jalanan pada malam hari itu.

Dengan keberanian yang hampir tidak ada itu, Raya membuka matanya perlahan-lahan, penasaran dengan apa yang ada di depannya saat ini.

Ketika ia membuka matanya, ia dengan refleks membuka matanya selebar-lebarnya ketika melihat sesosok wanita berambut panjang, menggunakan baju putih panjang dengan wajah yang cukup seram.

HIHIHI

Sosok wanita itu terbang setelah ia menertawakan Raya yang ketakutan dan tidak bisa bergerak, Raya ingin sekali pingsan saat itu juga tetapi ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu sulit untuk ia paksakan pingsan disaat genting seperti ini.

Komplek Warna-WarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang