9. Sarapan Bareng

82 18 2
                                    

"Siapa nih jadinya yang mau beli?" tanya Aiyana.

"Gue sih males ya" jawab Jehan santai.

"Ck udahlah spin aja" seru Narel, yang disetujui oleh semuanya.

"2 orang yang belinya, soalnya kita banyakan takutnya kalo satu susah bawanya" sahut Jihan.

Di Minggu pagi ini, warga Komplek Warna-Warni lebih tepatnya anak-anak muda Komplek Warna-Warni, sudah berkumpul seperti biasa di basecamp mereka, dengan pakaian yang masih memakai piyama.

Mereka berencana untuk sarapan bareng pagi ini, tetapi yang jadi permasalahannya adalah tidak ada yang mau membelinya, bukannya apa, tapi tukang bubur dan nasi kuning yang berkeliling, sudah mereka lewatkan, karena mereka terlalu lama mikir dengan apa mereka sarapan pada pagi ini.

Dan ya, akhirnya mereka memilih nasi kuning, untuk sarapan pagi ini.

"Oke gue spin ya" ujar Teguh.

Nama yang keluar pertama adalah Jefran, melihat namanya yang sangat terpampang jelas di layar handphone membuat Jefran menghela napas dengan berat, kalo boleh jujur dia juga males disuruh beli sarapan.

"Anjrit kenapa harus gue?" tanya Jefran tak terima.

"Udah lah Jep pahala lo double hari ini" ujar Raya meledek Jefran, yang mendapatkan tatapan sinis dari lelaki itu.

"Oke Jefran, sekarang satu lagi"

"Raya" perkataan Teguh barusan membuat Raya membuka matanya lebar-lebar.

"Gue? Gue bang?" tanya Raya.

"Iya udah sono, laper nih gue" usir Teguh.

"ANJRIT GAK MAU" amuk Raya tak terima.

"Udah lah Ray pahala lo double hari ini" ujar Jefran meledek Raya, dengan mengikuti perkataan Raya yang baru saja gadis itu ucapkan kepada Jefran.

"Ck ah, yaudah mana sini duitnya" Raya hanya bisa pasrah saja hari ini.

"Udah nih beli, duitnya dari gue aja" ujar Aiyana, memberikan 2 lembar uang kertas berwarna merah.

"Anjayy emang panutan gue lo mbak" ujar Lina, Lina berucap dengan tangan yang ia simpan di belakang kursi, dan kaki kanan yang berada diatas kaki kirinya. Membuat siapapun yang melihatnya pasti ingin menarik kaki Lina, agar gadis itu terjatuh.

"Gayanya udah kaya preman pensiun" celetuk Sara.

"Makasih goblok, bukannya begitu" amuk Malik memukul pundak Lina.

"SAKIT BAJINGAN, makasih ya mbak" meskipun emosi karena perbuatan temannya, Lina tetap menuruti perkataan Malik.

-KWW-

Jefran dan Raya masih sibuk mencari tukang nasi kuning terdekat, karena ternyata nasi kuning langganan mereka tutup. Sudah hampir 10 menit mereka berkeliling untuk mencari nasi kuning, titipan para bocah minim adab.

"Jep kata gue mah udah gak ada lagi deket sini" ujar Raya yang masih melihat ke kanan dan ke kiri.

"Ck, berapa kali gue bilang nama gue pake F bukan P" peringat Jefran.

"Shhttt diem ah Sapri, cari ke itu deh.." Raya menggantungkan kalimatnya, karena mendadak ia tidak bisa mengatakannya, padahal otaknya sudah mengetahui akan mengatakan apa.

"Kemana?" tanya Jefran.

"Ke itu, ADUHH APASIH ITU LOH JEP KE SITU" ujar Raya yang kesal sendiri dengan dirinya, yang mendadak kaku tidak bisa berbicara.

Komplek Warna-WarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang