Chapter One

474 29 5
                                    

Author POV

#Once Upon a Time

Di tahun 1991, tepatnya di tanggal 23 September... telah terjadi proses persalinan di sebuah rumah sakit kecil di kota Daegu. Proses persalinan itu cukuplah lama. Karena sang ibu yang memiliki penyakit Leukimia stadium akhir. Saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mengandung, ia benar-benar senang. Namun, dokter menyuruhnya untuk melakukan pengangkatan janin supaya sang ibu dapat melakukan kemo. Tapi sang ibu bersih keras ingin membiarkan kandungannya tumbuh dan melahirkan anak yang telah tuhan karuniakan di dalam rahimnya itu. Ia rela, meski nyawanya yang pada akhirnya menjadi taruhannya. Asalkan anaknya dapat tumbuh sehat dan bisa bebas berlarian di dunia ini. Dia ibu yang sangat baik. Sehingga Kim Ryeowook, selaku ayah dari bayi yang akan lahir itu merasa panik. Ia ingin kedua-duanya selamat, namun dokter mengatakan bahwa hanya dapat menyelamatkan satu saja diantara ibu dan anak itu. Ia bingung, tapi sang istri berpesan padanya bahwa ia harus menyelamatkan bayinya saja. Karena hidupnya pun pastinya sudah tidak akan lama lagi. Ryeowook masih terlihat gelisah dan sesekali berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang operasi itu. Mulut dan hatinya sama-sama memanjatkan doa pada tuhan supaya persalinan ini cepat selesai dan keduanya dapat diselamatkan. Sudah hampir enam puluh kali Ryeowook mondar-mandir di depan pintu ruangan tersebut. Dan kini ia melirik ke arah arlojinya yang kini menunjukkan pukul 03:00 AM. Ia sudah bosan menunggu. Ia akhirnya mendudukkan tubuh peningnya itu di kursi yang tertera tepat di samping pintu ruangan operasi tersebut. Ia mulai gelisah, bahkan perasaannya benar-benar tidak enak. Tiba-tiba....

"OWWAAA!"

Ryeowook yang semula tertunduk, kini menengadahkan wajahnya ketika ia mulai mendengar suara tangisan bayi mungil yang begitu nyaring. Dokter dan suster keluar dari dalam ruangan operasi sembari menggendong bayi mungil yang terlihat sangat cantik, menangis tiada henti-hentinya. Mungkin ia ingin disentuh oleh kedua orang tuanya.

"Selamat tuan Kim, anda telah menjadi ayah sekarang. Bayi anda perempuan yang cantik dan sehat...." Dokter menjabat tangan Ryeowook yang masih terlihat tidak percaya itu. Ia bahkan sampai tidak menyadari bahwa air mata bahagianya itu kini telah membasahi wajah tampannya. Ia dengan segera dan sangat hati-hati menggendong putrinya yang mungil itu. Lalu ia teringat sesuatu. Bagaimana keadaan istrinya?

"Istri saya bagaimana dok? Apakah dia sedang tidur? Oh, ya. Mungkin pasca operasi ini dia sangat kelelahan...." Ryeowook yakin, bahwa istrinya sedang beristirahat di dalam. Raut wajah dokter terlihat murung.

"Maaf tuan Kim, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi istri anda-"

BRAK!

"Istriku?" Tubuh Ryeowook tiba-tiba melemas. Saat ia melihat mayat yang tubuhnya sudah tertutupi oleh kain putih dari kepala hingga kakinya.

"ISTRIKU!" Ryewook makin histeris. Ia mengguncang-guncangkan jasad tak bernyawa istrinya itu dengan kasar.

"Kenapa kau tidak bangung juga istriku!" Ryeowook mulai menangis.

"Kau lihat? Dia sangat cantik, seperti dirimu. Aku mohon kau bangun istriku! Aku tidak bisa membesarkannya tanpamu! Aku mohon bangunlah demi anak ini istriku!" Usaha Ryeowook sia-sia, semuanya tetap sama. Tidak ada keajaiban yang datang menerpa mereka. Ryeowook kini terduduk lemas, menangis sejadi-jadinya di dalam ruangan operasi tersebut. Ia berpikir bahwa mengapa tuhan begitu tidak adil padanya.

======================

#2015

Bayi perempuan mungil itu kini tumbuh dewasa. Umurnya pun kini sudah beranjak 23 tahun. Ia tinggal sendirian di dalam sebuah rumah yang berukuran sedang. Karena 3 bulan yang lalu, ayahnya telah meninggal dunia karena sakit. Maka dari itu, ia harus terbiasa tinggal sendirian dan melakukan semuanya dengan mandiri. Karena ia tidak mempunyai saudara. Ia juga anak tunggal. Ia bahkan tidak mempunyai teman. Namun, ia masih memiliki seorang sahabat yang setia menemani kesendiriannya.

Last Gift ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang