Chapter Two

347 27 7
                                    

Author POV

Taeyeon makin histeris saat melihat Gwiboon pingsan di hadapannya. Ia telah menduga bahwa Gwiboon sedang sakit. Namun, Gwiboon bersih keras meyakinkan sahabat imutnya itu supaya tidak begitu mempermasalahkan hal itu. Ia berpikir itu hanya efek dari kelelahan belaka. Namun, ia salah besar telah menyepelehkan penyakitnya. Taeyeon langsung berteriak minta tolong, namun tidak ada yang mau menolong dirinya. Saat ia ingin menggendong tubuh Gwiboon yang sedang tergeletak pingsan itu seorang diri, tiba-tiba Gwiboon diangkat oleh seorang lelaki berperawakan maskulin. Lengannya terlihat begitu kekar, dan wajahnya tidak jelek. Ia bahkan selalu di kerubuti wanita-wanita di sekelilingnya. Ia juga salah satu lelaki yang paling populer di kampusnya. Lelaki itu kemudian menggendong tubuh lemah Gwiboon ala bridal style.

"Temanmu kenapa?" tanyanya pada Taeyeon.

"Aku tidak tahu...." Taeyeon masih terlihat panik.

"Ya sudah, lebih baik cepat bawa ke rumah sakit. Ia harus segera mendapatkan perawatan medis." Lelaki itu dengan cepat berjalan menuju tempat parkir.

"Aku akan tunjukan mobilku."

======================

"Terima kasih ya... errr...." Taeyeon mengucapkan rasa terima kasihnya itu pada lelaki misterius yang telah bersedia mengantarnya. Namun kini ia terlihat bingung. Ia bingung ingin memanggil apa padanya.

"Jonghyun, namaku Kim Jonghyun." Seperti mengerti maksud Taeyeon, ia memperkenalkan dirinya.

"Oh, iya. Terima kasih banyak kim Jonghyun!" Taeyeon membungkukkan badannya.

"Sama-sama... hmmm...."

"Namaku Lee Taeyeon." Sama seperti tadi, Taeyeon pun memperkenalkan dirinya saat Jonghyun terlihat kebingungan.

"Oh iya, bukannya kau salah satu senior kami?" tanya Taeyeon pada Jonghyun.

"Ah, iya. Aku salah satu senior kalian. Angkatan masukku, tahun 2014," jawab Jonghyun sembari melebarkan senyumnya yang terlihat tampan itu.

"Jadi? Aku harus memanggilmu kakak dong?" tanya Taeyeon lagi.

"Ah, tidak usah Taeyeon. Kau hanya berbeda satu tahun saja denganku. Aku tidak suka dengan panggilan itu. Membuatku terlihat tua," jawab Jonghyun sembari tertawa pelan. Taeyeon yang mendengar ucapannya itu ikut tertawa. Lalu Jonghyun melirik ke arah arlojinya. Ia lupa bahwa ia harus memenuhi janjinya pada kakaknya.

"Apa tidak apa-apa jika aku pergi? Karena aku masih memiliki jadwal yang begitu sibuk," ujar Jonghyun sedikit takut.

"Tidak apa-apa. Kau tidak usah menghawatirkan kami," jawab Taeyeon lembut.

"Ya sudah. Sampaikan salamku pada temanmu ya, Taeyeon. Aku pergi dulu." Jonghyun melangkah pergi meninggalkan Taeyeon yang sedang duduk di kursi tunggu.

"Aku pasti akan menyampaikannya. Hati-hati Jonghyun...." Taeyeon melambaikan tangannya.

Selepas Jonghyun meninggalkan rumah sakit, dokter yang menangani sahabatnya itu akhirnya keluar dari ruangan. Taeyeon sangat terkejut saat ia tahu siapa yang ada di belakangnya itu. Dokter itu adalah dokter yang ia puja dan ia sukai selama ini, dr. Choi.

"Do-dok... dokter...." Ia terlihat gugup saat mata sayunya bertemu tatap dengan mata bulat sang dokter. dr. Choi juga kaget saat ia melihat siapa gadis imut yang berperawakan mungil itu di hadapannya.

"Kau?"

Akhirnya dr. Choi mendudukkan tubuhnya tepat di sebelah tubuh Taeyeon. Taeyeon makin gugup saat dokter itu sudah ada di samping tubuhnya.

Last Gift ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang