Chapter Four (END)

317 20 16
                                    

Bacanya sambil dengerin backsound ya (SHINee - Last Gift) biar agak gimana gitu. :D Mianhae jika ceritanya kurang mellow, aku ga berbakat dalam cerita mellow.. Warning miss typo yak. Gomawo yang udah mau baca cerita ini. Vomentnya juga di tunggu ya. Cerita ini END di part ini, cuma aku tambah epilog aja. Mungkin akan ada special part setelah cerita ini END. Sekali lagi gomawoyo~ ^^ #Bow

======================

Author POV

"Waaahh, apakah ini untukku?" tanya Gwiboon pada Jinki, saat ia telah sukses membuka hadiah dengan bungkusan yang berwarna pink itu. Jinki tahu betul apa warna kesukaan gadis yang kini telah banyak merubahnya itu. Gwiboon terlihat sangat senang saat ia mendapatkan sebuah mantel baru dengan aksen bulu halus di bagian kerah. Mantel itu berwarna pink pastel, warna kesukaan Gwiboon. Ini adalah hari ulang tahun Gwiboon, dan ini adalah kedua kalinya ia rayakan bersama Jinki. Ia padahal belum pernah dekat dengan lelaki sebelumnya. Ya, kalian tahu. Jangankan bersamanya, mendengar kata 'lelaki' saja sudah membuat Gwiboon muak.

"Iya itu untukmu Gwiboonie," jawab Jinki dengan tersenyum sangat manis.

"Terima kasih ya Jinki." Gwiboon tanpa sadar memeluk tubuh kekar Jinki. Sontak saja, Jinki yang mengetahui itu langsung kaget dengan membulatkan mata sipitnya itu sempurna. Hatinya pun berdetak tak karuan. Ia merasa nyaman dengan pelukan yang diberikan Gwiboon, namun ia tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan. Seperti syndrome penyakit yang mengganggu perasaannya –menurut logika seorang Lee Jinki.

"Enghh... Gwi-Gwiboon?" Jinki memanggil nama Gwiboon dengan nada gugup. Dirinya berusaha memberitahu Gwiboon supaya segera melepaskan pelukannya. Namun, perasaannya berteriak tidak.

"Ahhh, maaf. Aku sangat senang sehingga aku dengan tidak sengaja memeluk tubuhmu tadi," ucap Gwiboon sembari membuang wajahnya, ia tidak ingin Jinki melihat wajahnya yang blushing akibat malu yang ia rasakan.

"Oh, tidak apa-apa. Ayo kita jalan." Jinki bangkit dari bangku yang ia duduki itu dan menarik tangan Gwiboon. Mengajak gadis itu pergi jalan berdua dengannya.

Saat mereka pulang, Gwiboon tanpa sengaja melihat toko yang menjual perhiasan. Ia terhenti sejenak saat matanya mulai memandang ke arah cincin berlian yang terpajang di balik kaca ruangan dan terlihat sangat berkilau akibat terpantul cahaya lampu.

"Kau kenapa Gwiboon?" tanya Jinki singkat saat melihat Gwiboon yang dengan tiba-tiba terpatung itu.

"Aku sedari dulu ingin... sekali, memiliki cincin itu. Mungkin cincin itu berharga sangat mahal sekarang. Aku tidak memiliki cukup uang untuk membelinya. Ayahku saja tidak dapat membelinya, apalagi aku? Yang sekarang ini sudah tidak memiliki siapa-siapa. Mudah-mudahan saat uangku terkumpul, cincin itu belum laku terjual agar aku dapat membelinya," gumam Gwiboon lirih. Menjawab pertanyaan Jinki tadi. Dan kini, ia beranjak dari tempatnya terpatung. Kini giliran Jinki yang terpatung saat dirinya dan beberapa pikirannya itu saling bertautan.

"Memang berapakah harganya? Jika tidak terlalu mahal, aku akan membelinya dan akan ku berikan padanya saat hari ulang tahunnya tahun depan." Jinki berkata di dalam hatinya. Manik sabitnya pun masih setia memandangi cincin yang terlihat sangat cantik itu.

"Jinki? Kenapa kau diam saja? Ayo kita pulang." Tiba-tiba terdengar suara Gwiboon dari kejauhan. Jinki yang menyadari itu langsung berlari menghampiri Gwiboon.

======================

Gwiboon sedang berada di perpustakaan kampusnya, dan mengerjakan tugas kuliah yang belum ia selesaikan. Gwiboon memiliki hobi yang sama dengan Jinki, yaitu suka mengunjungi perpustakaan dan membaca buku. Kali ini, ia tidak ditemani sahabatnya yang imut itu. Karena Taeyeon mendadak ada acara bersama keluarganya yang harus ia hadiri. Jadi ia meminta izin pada Gwiboon dan juga meminta maaf padanya karena ia tidak bisa menemani Gwiboon seperti biasanya. Melihat kondisi Gwiboon yang semakin tahun semakin memburuk itu membuat hati seorang Lee Taeyeon merasa tidak tega jika ia meninggalkannya. Gwiboon meyakinkan sahabatnya itu bahwa dirinya tidak apa-apa. Gwiboon masih terlihat asik menulis kata demi kata dari buku tebal yang sedang ia baca itu pada buku tugasnya. Tiba-tiba, ia dikagetkan oleh seorang lelaki.

Last Gift ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang