Annyeong chingudeul, akhirnya aku bisa bikin Special part di cerita ini. Seperti yang sudah aku janjikan. Akan ada special part untuk melengkapi Last Gift. Tapi, mian jika after story atau special part ini kurang memuaskan atau gaje atau alurnya aneh atau apalah-apalah deh. Tapi, author harapkan readers menyukai cerita ini dan tidak sungkan untuk vote comment di after story ini.... Gomawo~ ^^ #Bow
======================
Jinki POV
"Eungh?" Tubuhku menggeliat saat merasakan siraman sinar mentari yang begitu terasa hangat. Uh? Pukul berapakah ini? Kulirik jam weker yang terletak di meja sebelah ranjangku. Pukul 09:00? Kurasa itu tidak buruk. Kalian tahu? Akhir-akhir ini aku malas bangun pagi. Aku bosan jika harus berangkat menuju kantorku. Lagi pula, banyak karyawan-karyawan lain yang dapat mengurusi itu semua.
Kini, aku menjadi seorang lelaki sukses. Menjadi seorang CEO di sebuah perusahaan ternama. Bahkan, cabang-cabang kantorku ini tersebar di seluruh wilayah Korea Selatan. Namun, meskipun aku kini menjadi seorang lelaki yang sukses, aku tetap merasakan sesuatu yang benar-benar kurang melengkapi hidupku. Seorang istri, aku benar-benar membutuhkan itu. Namun, apalah dayaku. Bahkan calon istriku kini sudah berada di dalam surga, dan menjadi seorang bidadari cantik disana. Aku tidak ingin mengkhianati cintanya. Cinta putih nan tulusnya. Hatiku ini masih dan masih miliknya. Aku yakin, ia pasti menunggu kehadiranku disana. Jika waktu telah tiba, aku ingin segera bertemunya dan segera melangsungkan sebuah pernikahan sakral di surga nanti. Yang disaksikan oleh ratusan malaikat dan bidadari-bidadari penunggu surga, menyaksikan cinta abadi kami bersatu. Sudahlah, jika aku membahas itu, aku akan merasakan kesedihan lagi. Sudah 5 tahun setelah kepergian Gwiboon, hidupku terasa sunyi. Tapi aku telah berjanji, aku akan selalu hidup bahagia di dunia ini.
"Hoaaammm...." Kulangkahkan kakiku malas ke arah kamar mandi. Saat kakiku baru saja aku langkahkan, tiba-tiba ada sesuatu yang mengagetkanku.
Neoege ggiweojun banjiga
Nae sone chagapge dorawa
Nae maeumdo gati doryeo badeun
Majimak seonmul
Ibyeorin geolTernyata itu suara smartphone milikku yang tiba-tiba berdering. Siapa ya? Apakah dari pihak kantorku? Aku cepat-cepat mengambil smartphone-ku yang masih terletak di atas meja kerjaku. Kulirik nama kontak yang mendial-ku.
"Cih! Choi Minho, mengganggu saja!" Aku mendesis kesal saat sahabatku itu menelponku di pagi hari. Biasanya ia tidak menelponku sepagi ini. Ya, meskipun ini sudah tidak terlalu pagi. Tapi menurutku ini sangatlah aneh.
"Ya, halo Choi?"
"Halo Jinki?" Terdengar suara beratnya itu dari seberang sana.
"KENAPA KAU MENGACAUKAN PAGI HARIKU INI HAH!?" Ku tinggikan volume suaraku padanya. Namun, mulai terdengar kekehan pelan di seberang sana.
"Maafkan aku, tuan Jinki. Namun, aku hanya mengingatkanmu bahwa kau jangan sampai lupa akan acara anniversary-ku dengan Taeyeon." Oh my god! Aku hampir saja lupa. Ya, Choi Minho yang ber-tittle doctor itu hari ini mengadakan acara ulang tahun pernikahannya dengan Taeyeon yang ke 3 tahun. Bahkan, kedua anak mereka kini sudah berusia 2 dan 1 tahun.
"Iya aku akan menghadirinya. Kau jangan sampai takut aku tidak datang, Choi. Memangnya seberapa pentingnya aku untuk acaramu itu huh?" ujarku malas. Aku bisa merasakan kebahagian disetiap acara yang selalu saja ia gelar di setiap tahunnya itu. Namun apa yang aku dapat? Aku bahkan tidak merasa bahagia. Sekalipun tidak.
"Kau sangat penting, Jinki. Karena kau adalah sahabatku, juga kekasih dari sahabat istriku." Ck, aku berdecak sebal saat ia selalu dan selalu mengulang perkataan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Gift ✔
FanfictionDisetiap pertemuan, pasti akan ada yang namanya perpisahan... meski itu menyakitkan dan juga menyedihkan....