HALO, MR. BECKETT!

2.2K 66 0
                                    

"Hai!"sapa pria yang benar-benar tidak asing lagi.

"Tamia?"panggil Dylan.

"Hai, Mr. Beckett!"sapaku.

Mr. Beckett tersenyum dan masuk ke dalam rumah. Dylan tercengang dan langsung berbalik badan. Aku sudah tahu ini. Sejak SMP, Dylan dan Mr. Beckett memiliki hubungan yang sangat buruk karena Mr. Beckett menceraikan istrinya, Ruby.

"Dylan!"panggilnya.

Dylan berlari menaiki anak tangga untuk menghindari Mr. Beckett.

"Aku kira, Nigel berbohong kalau kau tinggal disini untuk sementara, Tami."

Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku.

"Aku akan ada di sini sampai besok. Dylan benar-benar kacau."

"Oke,"ujarku.

Mr. Beckett berjalan ke sebuah ruangan dan masuk ke dalamnya. Aku menaiki tangga dan memasuki kamarku. Aku melihat Dylan yang sedang berbaring di atas ranjangku. Aku menghela nafas dan mengambil koperku.

"Kau benar-benar ingin pergi?"tanyanya.

Aku tidak menjawab dan memasukkan seluruh pakaianku ke dalam koper.

"Aku akan pulang ke rumahku. Ayahmu akan menemanimu sampai besok, terima kasih atas layanannya, Tuan Berdarah Dingin,"ujarku dengan penuh penekanan.

Dylan menahan lenganku dan menarikku. "Jangan! Kau baru boleh pulang setelah ayahku kembali ke rumahnya."

"Kau yang mempunyai rumah ini dan kau mengusirku. Perintah dimengerti."

"Aku memerintahkan kau untuk tetap tinggal disini,"ujarnya.

Terima kasih, Tuhan.

Aku meletakkan koper dan Dylan masih berbaring di atas ranjangku.

"Kau bisa pergi dari sini. Pintu keluarnya ada di sana,"ujarku sambil menunjuk pintu berwarna hitam.

"Dimana ayahku?"tanyanya.

"Sebuah ruangan yang berada di dekat ruang keluarga."

Dylan menepuk bantal dengan keras dan bergeser ke kanan. Dia tidak berbicara lagi dan aku mulai menelpon Alice. Dylan terlihat sangat terganggu dan aku semakin berisik.

"Bisa kau diam?"tanyanya kesal.

"Sayangnya tidak."

Dylan menaikkan volume lagu dan kamarku benar-benar berisik. Dylan menutup mulutku yang terus berteriak dan mengambil ponselku. Dia menarikku ke tubuhnya dan berkata, "Berisik!"

Aku melepaskan tangan Dylan dan menatapnya tajam. Dia melirikku dan kembali memperhatikan ponselnya.

"Dylan, aku ingin bertemu dengan Alice. Apa kau mau mengantarkanku?"tanyaku.

"Tidak."

"Ayolah."

Dylan tidak menjawab.

"Kau berjanji kepada ayahku untuk menjagaku."

Dylan tetap diam dan aku mengguncangkan tubuhnya. Dia tetap terdiam dan aku terus merengek. "Berisik."

"Dyl."

"Berisik."

Aku bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamarku. Aku masuk ke dalam kamar Dylan dan mengambil kunci mobilnya yang terletak di dalam laci. Aku masuk kembali ke dalam kamar dan mengganti pakaianku.

Dylan sama sekali tidak peduli. Dia tetap fokus dengan urusannya. Aku keluar dari kamar dan turun ke bawah. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Mr. Breckett.

Black GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang