Kami turun dari mobil pengantar dan para pria yang berada di liburan ini menurunkan barang-barangku dengan Alice.
"Aku akan tidur dengan Bryan. Kami tidak ingin menyia-nyiakan liburan gratis ini,"bisik Alice.
"Alice!"ujarku kebingungan.
Alice dan Bryan masuk ke dalam villa mengikuti Dad dan Mr. Beckett.
"Kau mau masuk?"tanya Dylan sambil merangkul pundakku.
Aku menatap wajahnya dan mengangguk. Dyalan membawakan koperku dan aku berjalan mengikutinya dari belakang. Aku tersenyum melihat punggung Dylan. Pria yang tadinya adalah musuhku sekarang menjadi seorang... Uhm, teman dekat?
"Alice dan Bryan akan tidur bersama. Apa kau punya kamar lain?"tanyaku.
"Sayangnya tidak. Aku hanya ingin tidur bersama denganmu,"jawab Dylan dengan tatapan iblisnya.
Kami berdua masuk ke dalam kamar dan aku membuka tirai besar yang langsung menghububgkan pemandangan belakang villa ini yang sangat indah.
"Seperti musim panas,"ujar Dylan.
Aku tersenyum dan Dylan memelukku dari belakang. "Apa kau mau mandi duluan? Atau bersama denganku?"
Aku tertawa kecil dan menjawab, "Aku akan mandi duluan."
"Baiklah. Jangan terlalu lama,"bisiknya di telingaku dengan perlahan.
Aku berjalan menuju koperku dan mengambil pakaianku. Aku mandi dan 30 menit kemudian, aku keluar dan melihat Dylan yang bersandar di sofa dan sibuk dengan ponselnya.
"Dylan?"
"Hai, Tamia!"
Tamia dan Tamia.
Dylan segera beranjak dan menuju kamar mandi. Sedangkan aku merapihkan penampilanku dan duduk di luar.
15 menit kemudian, Dylan keluar dengan hanya memakai handuk dan aku melihat ke arah perutnya yang berkotak-kotak.
"What?"tanyanya sambil tersenyum.
Wajahku seperti menghangat dan aku menggeleng. Dylan tertawa kecil dan melepaskan handuknya. Wajahku memerah dan langsung melihat ke arah luar. Jantungku berdetak tidak karuan. Apa yang dia lakukan?
"Kau mau makan malam?"tanyanya.
"Yeah,"ujarku pelan.
Aku dan Dylan keluar kamar dan Dylan menggandengku berjalan ke arah pantai. Kami sangat dekat hari ini.
"Hi, Dad!"sapa Dylan.
Aku melihat Dad dan Mr. Beckett yang sedang duduk dan berbicara di meja makan. Aku tersenyum dan Mr. Beckett berdiri. "Whoa! Apa ini?"
"Apa Dad?"tanya Dylan.
"Kalain berpegangan tangan."
Dylan hanya tersenyum dan mengajakku untuk duduk di meja makan. Tidak lama kemudian, Alice dan Bryan datang dan menyapa kami semua. Mereka duduk di sebelah Mr. Beckett.
"Jadi, apa yang kami lewatkan tentang Dylan dan Tamia, Alice?"tanya Mr. Beckett sambil mengambil makanan.
Aku menatap Alice dan Alice memotong daging di piringnya.
"Dylan dan Tamia akan tidur bersama selama tiga hari ini,"ujar Bryan sambil berkedip dengan liciknya.
Dad membelalakkan matanya dan berkata, "What?"
"Apa kau sudah melamarnya? Kenapa kalian bisa tidur bersama?"tanya Mr. Beckett menahan tawanya.
Dylan terlihat sedang berpikir dan Dad berkata, "Aku pernah melakukannya saat masih muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Guy
Random[18+] Karena penitipan yang ayahnya lakukan di rumah musuhnya, Tamia harus menghadapi kelakuan Dylan yang sangat menyebalkan. Tapi semenjak itu, hidupnya mulai berubah.