Aku bercermin sekali lagi dan tersenyum. Akhirnya, aku bisa bertemu dengan Dylan kembali.
"Tamy? Cepatlah keluar! Sudah ada Dylan."
Aku memeriksa tas milikku yang berisi baju tidur dan baju untuk besok hari. Well, aku akan menginap di rumah Dylan hanya untuk satu malam.
Aku keluar dari kamarku dan melihat Dad dan Dylan yang sedang berbicara dengan serius.
"Apa aku mengganggu pembicaraan kalian?"tanyaku.
Dylan tersenyum hangat dan menghampiriku. Dia masih memakai tuksedo kerjanya dan dia membawakan tas ransel milikku.
"Mr. Law, aku akan mengembalikannya besok siang,"ujar Dylan.
"Bye, Dad!"ujarku sambil memeluknya.
"Jangan ceroboh,"pesan Dad.
Aku tersenyum dan Dylan menggandeng tanganku menuju mobil mewahnya yang berwarna matte black. Dylan membunyikan klakson dan mengendarai mobilnya menuju apartemen Mrs. Powers.
"Apa kau berada di daerah pusat perbelanjaan kemarin?"tanyaku.
"Tamy, aku sudah bilang, aku memiliki banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan. Aku tidak punya waktu untuk pergi ke pusat perbelanjaan,"ujarnya.
"Apa pekerjaanmu masih banyak hingga akhir bulan Januari?"tanyaku.
"Aku tidak tahu."
Kami sampai di bangunan apartemen mewah dimana Mrs. Powers tinggal dan kami turun mencari pintu Mrs. Powers.
Dylan menggandeng tanganku dan menekan bel pintu. Pintu terbuka dan aku melihat Mrs. Powers yang lebih gemuk dibandingkan yang dulu.
"Astaga! Dylan! Kau sudah sangat besar dan gagah. Aku sangat merindukanmu,"ujar Mrs. Powers sambil memeluk anaknya yang kini sudah sangat besar.
"Aku juga sangat merindukanmu, Mom."
"Tamy! Kau tumbuh menjadi gadis yang cantik dan tinggi,"ujar Mrs. Powers sambil memelukku.
"Terima kasih, Mrs. Powers."
"Masuklah, kita akan merayakan tahun baru dengan tradisi Beckett,"ujar Mrs. Powers sambil mengedipkan matanya.
Kami masuk dan Mrs. Powers sudah menyediakan dua album foto di ruang tamunya.
"Menginaplah disini. Suamiku sedang pergi selama seminggu,"ujar Mrs. Powers.
Aku melirik Dylan dan Dylan mengangguk. Kami masuk ke dalam sebuah kamar dan Dylan memelukku dari belakang. "I miss you so much."
Aku mengelus tangannya dan Dylan mencium leherku dengan lembut.
"Tamy? Apa kau butuh kamar?"tanya Mrs. Powers mengejutkan kami.
Dylan melepaskan pelukannya dan aku bisa melihat wajahnya yang memerah.
"Aku tahu kau tidak membutuhkannya. Baiklah, ayo kita ke ruang tamu."
Dylan mengedipkan matanya dengan tatapan licik dan kami berjalan ke ruang tamu.
"Sesuai dengan tradisi Beckett, kami akan berkumpul dan melihat seisi album foto dalam satu tahun terakhir ini. Apa kau membawanya juga, Dylan?"
"Tidak ada yang spesial di tahun ini, Mom."
Oh, benar. Aku tidak spesial.
Mrs. Powers membuka sebuah album foto dan berkata, "Ini aku dan suamiku. Kami berlibur ke Bahama dan kalian harus mengunjunginya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Guy
Random[18+] Karena penitipan yang ayahnya lakukan di rumah musuhnya, Tamia harus menghadapi kelakuan Dylan yang sangat menyebalkan. Tapi semenjak itu, hidupnya mulai berubah.