Chapter 7 (Revisi)

4K 71 0
                                    

Mata almond itu terus mengawasi tiap gerak Syra, bahkan dari hal terkecil yang di lakukan wanita itu. Terkadang ia tertawa kecil ketika melihat tingkah Syra yang menurutnya lucu. Namun tatapannya berubah tajam dan membunuh setiap melihat beberapa pria menatap Syra 'lapar'.

Ia juga ikut tersenyum saat melihat Syra tersenyum. Namun saat Syra berjalan memasuki gedung perkantoran tempatnya bekerja, senyumnya menghilang. Wajahnya datar tanpa ekspresi.

Setelah meneguk habis sekaleng bir-nya, ia segera melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang padat.

***

Gerrald melonggarkan dasinya yang terasa mencekik. Setelah itu ia merebahkan diri di sofa merah yang ada di ruangannya. Berusaha meredam emosi yang masih tersisa akibat rapat dengan investor asing saat jam makan siang tadi. Rapat yang benar-benar alot hingga membuatnya lupa makan siang. Dan sekarang perutnya berdemo minta diisi.

'Tok!tok!tok!'

Gerrald menggeram gusar. Siapa yang berani bertamu saat ini? Memangnya sekretarisnya tidak memberitahu kalau ia sedang tidak ingin diganggu.

"Masuk!" serunya setengah sebal.

Cklek!

"Gerrald? Kau dimana?"

Gerrald mengusap wajahnya gusar. Dengan enggan ia beranjak dari sofa dan menghampiri tamunya yang kini berdiri didekat pintu.

"Ada apa kau kesini?" tanya Gerrald. Wanita di hadapannya itu berjingkat kaget lalu berbalik. Sepertinya ia tak menyadari keberadaan Gerrald. "Umm...aku hanya ingin mengantar makan siang untukmu....bu..bukan! Maksudku aku mengajakmu makan siang bersama disini...apa kau sibuk?" tanya wanita itu yang tidak lain adalah Syra.

Sebenarnya Gerrald sedang tidak ingin diganggu, tapi ketika mencium aroma sedap dari kotak makan yang dibawa Syra, ia pun mengiyakan ajakan Syra untuk makan siang bersama. Lagipula ia lapar dan malas untuk keluar mencari makan siang.

Menu makan siang yang dibawakan Syra cukup menggugah nafsu makan Gerrald. Lasagna. Belum lagi rasanya yang memuaskan lidah. Syra tersenyum lega melihat suamianya itu makan dengan lahap.

"Kau tidak makan?" tanya Gerrald setelah menyelesaikan makannya. Ia melihat Syra yang hanya meminum green tea yang di siapkan oleh Rama tadi. Syra menggeleng sambil tersenyum. "Melihatmu makan dengan lahap membuatku kenyang sendiri," ucapnya. Gerrald balas tersenyum. "Makanlah, aku tidak ingin melihatmu sakit. Bukannya kau tadi mengajakku makan siang bersama?" ucap Gerrald sambil mengusap pipi kanan Syra. Syra memejamkan kedua matanya, menikmati rasa nyaman dari usapan tangan Gerrald di pipinya.

Tiba-tiba saja usapan Gerrald berhenti. Syra mengernyitkan dahinya dengan mata yang masih terpejam. Dengan perlahan ia membuka kedua matanya. Kini dilihatnya wajah Gerrald yang sangat dekat dengan wajahnya. Bahkan hembusan nafas Gerrald begitu terasa di wajahnya.

Syra mengamati dengan seksama wajah suaminya itu. Di beberapa titik terdapat kerutan. Sepertinya ia sedang banyak masalah, batin Syra. Lalu di sentuhnya salah satu kerutan halus di dahi suaminya. Gerraldpun memejamkan matanya. Menikmati kelembutan sentuhan lembut di wajahnya. Kini Syra mengelus pipi Gerrald dan hal itu membuat nafas Gerrald kian memburu.

Wajah Gerrald kian mendekat, Syra memejamkan matanya kembali. Nafasnya ikut memburu seiring dengan jantungnya yang berdegup kencang.

***

Syra berbaring menyamping, memunggungi Gerrald. Sudah hampir 1 jam ia berbaring namun ia tidak bisa tidur, padahal ia sudah sangat mengantuk. Bahkan Gerrald sudah tertidur dari tadi. Ini semua karena kejadian di ruangan Gerrald saat makan siang tadi.

I'M STILL LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang