Part 2

288 39 3
                                    

"Hey, kau kenapa?" Tanya orang itu. Kenneth membuka matanya dan menemukan wajah Cecily. Kenneth langsung secara refleks memeluk Cecily. Cecily kaget dan langsung mendorong bahu Kenneth.

"Apa yang kau lakukan?!" Bentak Cecily. Cecily mendengus kesal lalu berdiri, dan jalan cepat keluar dari gerbang sekolah. Kenneth mengerjap beberapa kali, lalu kembali berdiri tepat saat mobil jemputannya datang.

"Ada apa ,Sir?" Tanya supirnya.

"Memangnya aku telihat seperti bapak-bapak bagimu? Berhenti memanggilku seperti itu." Kata Kenneth ketus.

"Jadi lebih baik aku memanggilmu nama?" Tanya supirnya.

"Mana sopan santunmu?" Tanya Kenneth.

"Jadi-"

"Sudah lupakan saja." Kata Kenneth lalu masuk ke dalam mobil. Sampai dirumah besar mewah, Kenneth masuk ke ruang kerja ayahnya.

"Bagaimana sekolah barumu?" Tanya Ayahnya.

"Sejak kapan Dad peduli?" Tanya Kenneth.

"Bagaimana sekolah barumu?" Tanya Ayahnya lagi.

"Aku tidak suka sekolah itu." Kata Kenneth.

"Bagus." Kata Ayahnya.

"Lihat? Dad bahkan tidak mendengar apa yang kukatakan, lebih baik dulu aku ikut dengan Mom saja." Kata Kenneth.

"Jaga mulutmu. Dad bekerja setiap hari untuk menghidupimu dan kau bahkan tidak pernah berterima kasih." Kata Ayahnya.

"Tidak, Dad bekerja untuk diri Dad sendiri." Kata Kenneth lalu keluar dan menuju kamarnya.

---

Cecily duduk di meja belajarnya, kejadian itu terus menghantuinya, terus terulang di kepalanya. Kenneth memeluknya. Cecily menggeleng, lalu beranjak ke tempat tidurnya.

---

Kenneth terus menatap layar komputernya, hanya terus scroll sampai bawah. Sebagian dirinya kesal pada ayahnya yang memasukkannya ke sekolah yang jam pulangnya sore, dan sebagian lagi senang? Kenneth menggeleng kepalanya, lalu membenturkan kepalanya ke meja beberapa kali. Bagaimana mungkin aku melakukan itu? Aku pasti gila, dia perempuan pertama yang pernah kupeluk, bahkan Mom saja sudah duluan pergi dari rumah sebelum aku masuk TK. Tidak, ini bukan salahku, tadi aku sedang ketakutan, ya ini bukan salahku. Aku hanya refleks. Ya, hanya refleks.Pikir Kenneth.

Keesokan harinya seisi satu sekolah riuh, mereka semua sibuk membicarakan tentang suara perempuan yang terdengar setelah lampu lorong dimatikan. Bukan Cuma Kenneth saja ternyata yang mendengarnya, janitor sekolah juga mendengar suara itu.

"Aku dengar, suara itu menanyakan Cecily." Kata Jenna.

"Aku?" Tanya Cecily.

"Ya, kata anak kelas sebelah seperti itu. Janitor sekolah kita yang suka pulang sore-sore itu mengatakan kalau dia mendengar suara itu menyebut namamu." Kata Jenna.

"Apa hubungannya dengan Cecily?" Tanya Lacey.

"Entah, apa mungkin kau melakukan suatu kesalahan?" Tanya Jenna.

"Kesalahan seperti apa? Aku kemarin juga pulang sore tapi aku tidak mendengar suara apapun." Kata Cecily.

"Kau berani melewati lorong gelap itu sendiri?" Tanya Lacey.

"Yah, aku lewat lorong itu saat lampunya masih hidup, tapi sampai setengah lampunya sudah dimatikan jadi aku ari secepat mungkin." Kata Cecily.

"Kenapa kau pulang sore? Seharusnya kau ikut denganku saja." Kata Lacey.

"Aku mencari bahan untuk makalah, selain itu kemarin Kenneth masih ada dikelas, jadi kupikir mungkin dia bisa menemaniku." Kata Cecily.

"Terus? Apa yang terjadi? Ceritakan sedetail mungkin." Kata Lacey.

"Ya, aku membangunkannya dan menunggunya sampai dia selesai mengemas bukunya tapi dia malah mengusirku untuk pulang, jadi aku kesal dan pergi sendiri. Lalu saat ku sudah sampai dikoridor aku mendengar suara langkah kaki cepat dan ternyata itu dia. Aku menyapanya tapi dia malah berteriak histeris seperti orang ketakutan." Kata Cecily.

"Mungkin Kenneth juga mendengar suara itu." Kata Jenna.

"Terus?" Tanya Lacey.

"Itu saja."

"Oh, ayolah tidak ada yang terjadi selanjutnya?" Tanya Lacey.

"Kau mau aku bilang apa?"

"Tentang kau dan Kenneth, aku mempunyai perasaan kalian bisa jadi suatu hal. Dan semua dimulai dari suara itu." Kata Lacey.

"Kau terlalu banyak nonton film." Kata Jenna.

"Pikirkanlah, ini hari kedua Kenneth, sejauh ini satu-satunya ornag yang dikenalnya hanya kau Cecily. Dan mungkin saja perlahan-lahan kalian akan menjadi dekat dan ya begitulah." Kata Lacey.

"Itu tidak masuk akal." Kata Cecily.

"Aku bahkan tidak mengerti apa yang kau katakan, idiot." Kata Jenna.

"Terserah, pokoknya aku mendukung kalian berdua." Kata Lacey.

"Tidak akan terjadi, mana mungkin Cecily akan pernah menyukai anak brandalan seperti itu." Kata Jenna.

"Lihat saja nanti." Kata Lacey

Mrs.Heat masuk kelas tepat saat bel berbunyi. "Pertama, hentikan semua omong kosong kalian tentang sekolah ini berhantu. Kedua, mulai sekarang kalian hanya akan diberikan waktu 30 menit setelah jam pulang lalu lampu akan dimatikan, pastikan kalian sudah dirumah saat itu. Terakhir, Kenneth, pergi ke ruang kepala sekolah sekarang." Kata Mrs.Heat. Lalu pelajaran dimulai.

---

Kenneth masuk keruang kepala sekolah.

"Kali ini ada apa?" Tanya Kenneth.

"Ini disekolah, walaupun kita keluarga sopanlah sedikit." Kata Kepala sekolah.

"Aunt Thea, tolong langsung ke inti saja." Kata Kenneth.

"Baiklah, ayahmu mengatakan kalau kau tidak menyukai sekolah ini. Benar?"

"Itu sudah sangat jelas kan." Kata Kenneth.

Kepala sekolah yang merupakan bibi kandung Kenneth itu tersenyum. "Kalau begitu, sebagai bibimu, Aunt akan mengajarkan cara agar kau menyukai sekolah ini." Kata Kepala sekolah.

"Tidak perlu, aku tidak ingin mendengar saran konyol Aunt." Kata Kenneth lalu berbalik.

"Jatuh cintalah." Kata Kepala sekolah itu tepat saat tangan Kenneth sudah berada di kenop pintu. Kenneth terdiam lalu berbalik.

"Apa?" Tanya Kenneth kaget.

Night StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang