"Apa maksudmu disamping?" Tanya Cecily. Tapi alih-alih menjawab Kenneth malah tertawa karena Cecily tidak mengerti maksudnya.
Cecily menyipitkan matanya, dan kembali melihat kedepan.
"Kau tidak mau meminta? Apa kenginanmu?" Tanya Kenneth.
"Keinginanku terlalu mustahil untuk menjadi kenyataan." Kata Cecily.
"Apa itu?" Tanya Kenneth.
"Ibuku." Kata Cecily.
"Setidaknya, kau tahu dia meninggal mecintaimu. Lebih baik begitu dari pada mempunyai ibu yang hidup, sehat, bergerak. Tapi tidak menginginkanmu." Kata Kenneth.
Mereka tidak mengatakan apapun lagi, mereka hanya berbaring di rumput. Memandang keatas, sampai Cecily merasa matanya berat, lalu sesuatu mengalasi kepalanya, dan membiarkan kegelapan menyelimutinya.
---
Cecily lari secepat mungkin ke kelas. Kenneth sedang duduk di kursinya, menatap keluar. Tiba-tiba, Cecily langsung menarik tangan Kenneth keluar. Menimbulkan bunyi keras, saat menutup pintu.
"Bagaimana aku bisa bangun di rumahku?" Tanya Cecily.
"Kau ketiduran." Kata Kenneth.
"Dan?" Tanya Cecily.
"Dan aku menggendongmu pulang." Kata Kenneth.
"Itu saja?" Tanya Cecily.
"Ya, itu saja." Kata Kenneth.
"Kau tidak melakukan apapun kan?" Tanya Cecily curiga.
"Maksudmu sesuatu yang hanya akan dilakukan laki-laki brengsek saat ada perempuan yang tertidur? Tidak, kuastikan padamu aku tidak melakukan apapun." Kata Kenneth.
Cecily menghembus nafas, entah itu karena lega atau karena lari tadi. Kenneth tidak melepaskan tatapannya pada Cecily, sampai bel menyadarkannya. Mereka masuk ke kelas, begitu juga Mrs.Heat.
Tentu saja, Kenneth yang membawa Cecily pulang, tapi itu setelah 15 menit menatap wajah tidur Cecily. Dia tampak begitu rapuh, pikir Kenneth. Seolah ada kesedihan mendalam dalam diri Cecily. Mungkin karena dia tumbuh merindukan figure seorang ibu yang menyayanginya, membuatkan sarapan, menyisir rambutnya, menyanyi untuknya saat dia tidak bisa tidur. Atau merindukan seorang ayah, yang benar-benar seorang ayah. Bukannya seseorang yang hanya dirumah beberapa jam sehari, lalu pergi keluar kota selama beberapa hari.
Saat jam istirahat, Cecily, Lacey dan Jenna berkumpul disamping loker.
"Ada desas-desus tentang kau dan Ethan." Kata Jenna.
"Aku?" Tanya Cecily.
"Yeah, katanya kau menyukai Ethan?" Kata Lacey.
"Kita bertiga sama-sama tahu aku lebih memilih lompat ke jurang, dari pada benar-benar menyukai Ethan." Kata Cecily.
"Yeah, kami tahu. Kalau bukan kau yag menyukainya berarti dia yang menyukaimu?" Kata Jenna.
Cecily mengingat kejadian saat itu, saat Ethan menawarkan tumpangan pulang, tapi kemudian seperti memaksa. Untung ada Kenneth.
"Tidak, seisi sekolah tahu Ethan anak popular, dan anak popuer hanya tertarik pada sesama anak popular." Kata Cecily.
"Berarti itu hanya gossip murahan." Kata Lacey. "Oh ya, aku tadi lihat Kenneth yang menatapmu sepanjang pelajaran Mrs.Heat. Seolah kau ini tumpukan uang, atau coklat." Kata Lacey.
"Dia melakukan itu?" Tanya Cecily.
"Mungkin dia menyukaimu?" Tanya Jenna.
"Kalau kau tidak bergerak cepat Cecily, aku akan merebut pangeranmu." Kata Lacey.
Cecily hanya memutar matanya. "Dia bukan pangeranku." Kata Cecily.
"Oh, ayolah. Aku tahu dari cara Kenneth menatapmu tadi, ada sesuatu antara kalian." Kata Lacey.
"Ayolah Lacey, tidak ada apa-apa antara mereka." Kata Jenna.
Lacey hanya mengangkat bahunya sambal mengumankan sesuatu yang tedengar seperti 'Apa masalahmu.'
"Apa yang kau bilang?" Tanya Jenna.
"Bukan hal yang penting." Kata Lacey.
Cecily tentu saja memperhatikan gerak-gerik Jenna. Dari pertama sekali Kenneth masuk ke kelas Jenna sudah menunjukkan rasa ketertarikan pada Kenneth.
[Cecily's POV]
Aku harus jaga jarak, Jenna pasti menyukai Kenneth. Ya, itu sangat jelas. Tentang, Kenneth yang berubah 180° , dia yang menangis di tengah lapangan basket, dia yang berteriak ketakutan, dia yang begitu tak berdaya saat membicarakan tentang ibunya, dia saat di bukit malam itu. Sepertinya aku harus meninggalkan semua itu.
Saat bel masuk, aku melihat Jenna yang kadang-kadang melirik Kenneth. Bukannya bermaksud apa-apa, tapi aku merasa aneh berada di sekitar teman yang menaksir seorang pria yang kebetulan pria itu sering muncul di sekitarku. Aku menyobek selembar kertas, dan mulai menulis.
Apa sebenarnya antara kau dan Kenneth? ~C
Tidak ada, apa maksudmu?~J
Kau menyukainyakan? ~C
Apa maksudmu? Tentu saja tidak. Kau menyukainya? ~J
Seluruh mahkluk di bumi ini tahu kalau tidak mungkin aku bisa menyukai seseorang seperti Kenneth. ~C
Memangnya dia seperti apa? ~J
Kau tahu, dengan gaya sok dan moral yang merosot di hari pertama sekolah. Dia berteriak di lorong saat itu, seperti orang ketakutan. Bagaimana mungkin aku bisa menyukai seorang pengecut? Dia begitu tidak sopan pada Mrs.Heat. Terima kasih pada otaknya yang cukup brilian diaut bisa bertaha di kelas Mrs.Heat. Aku sering lihat dia keluar masuk ruang kepala sekolah. Hal baik padanya hanya, otaknya, rambut gelapnya yang cocok pada mata hitam pekatnya, tinggi badanya, dan aroma mint yang selalu tercium saat dia sampingku. Itu saja. Apa baiknya? ~C
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Star
Teen Fiction"Apa yang kau inginkan?" Tanya Cecily. "Keinginanku yang sudah terkabul. Kau sudah duduk disampingku." Kata Kenneth Tidak akan terjadi apa-apa sampai salah satu maju dan menyatakan yang sebenarnya, lagian apa gunanya menyembunyikan perasaan yang sud...