Pangeran Harmonika Emas

13.2K 1K 61
                                    

Sejak malam itu
Rumah besar Salvador menjadi suram
Seperti ada awan besar yang mengitar di atasnya.
Tidak ada yang tahu apa sebenarnya yang terjadi. Hanya wajah ketakutan tuan Aaron dan kebisuannya yang menjadi saksi.

Waktu berlalu begitu cepat.
Musim semi dengan mudah silih berganti. Satu yang diketahui para kaum bangsawan bahwa Aaron Damian sudah tidak bisa memimpin keluarga besar itu lagi.

Maka.. putrinya..

Aira Damian harus menempuh pendidikan di asrama kaum elit lebih awal demi persiapan menjadi kepala keluarga berikutnya.

Sejak hari itu,
Aira tidak pernah mendengar lagi nama Deril disebutkan.

Apa dia benar benar telah mati?

Aira kini tinggal di sebuah Asrama. Beruntung, dia tidak sendirian. Arthur berada bersamanya. Dia juga memiliki banyak teman baru di sana.
Atau lebih tepatnya budak budak baru. Karna dimanapun Aira berada, sebagai pemilik tunggal aset Salvador dan berdarah bangsawan, dia tetap selalu dihormati dan berada di atas angin.

Kini.. semua berlalu seolah tak pernah terjadi.

Hari berganti tahun dan tahun tahunpun berlalu begitu cepat dengan mudah...

Dan segalanyapun berubah

Malam itu.. Asrama mengadakan sebuah pesta besar. Para kaum muda mudi kalangan elit tampil dengan busana dan gaya yang menarik dan mewah. Banyak pemuda tampan dan gadis cantik berpenampilan menarik yang hadir disana. Termasuk Seorang gadis berambut panjang yang terlihat duduk di meja minum yang menjadi pusat perhatian.

Tak hanya wajahnya yang terpahat sempurna, kulit yang menawan, dia juga terlihat sangat sexi dengan balutan gaun coklat cream yang menempel ketat di tubuhnya

Dia tak lain adalah...

" Hei.. itu Aira damian kan?" Senyum para pria yang berusaha mendekatinya.

Seorang gadis berambut sepundak mendekati Aira.

" Hei apa kau tidak mau bersenang senang hmm.. lihatlah.. banyak mangsa tampan di sini." Bisiknya mencoba mencairkan suasana.

" Malas." Hanya itu yang keluar dari bibir mungil merahnya.

" Ayolah Aira .. ini pekan terakhir liburan masak kamu mau seperti ini terus."

" Bela.. aku kira kamu lebih suka diam dari pada kehilangan lidahmu kan?" Tatap Aira tajam.

" Glek" Gadis yang dipanggil Bella itu menunduk. Dia memilih untuk tidak bicara lagi.

Dia adalah Bella Saphire. Sahabat yang berteman dengan Aira sejak pertama masuk ke asrama itu dan mungkin dia satu satunya yang bertahan berteman dengan putri terangkuh di dunia yang kini duduk di sisinya.

Bukannya tak mengerti apa yang membuat Aira marah. Jika ada yang membuatnya tertarik, itu hanyalah sosok pemuda yang saat ini sedang bersama para gadis di aula menari. Dia memang tampan, cerdas dan baik. Bukan sebuah rahasia jika Aira memang menyukainya. Bahkan sejak dulu. Dia adalah Arthur.

" Kau marah karna Artur lagi?" Tanya Bella

" Hmm..."

" Ayolah Aira.. Artur itu pengawal setiamu. Dia hanya terlalu baik untuk menolak ajakan gadis gadis itu. Semua orang tahu.. Arthur hanya milikmu." Hibur Bella

" Ya.. dan gak seharusnya dia bersama mereka. Aku gak suka!" Celetuk Aira kesal.

" Ayolah Aira .... bukan salahnya jika para gadis mengejarnya."

" Pokoknya aku gak suka. Ngerti!" Bentak Aira dengan mata membulat marah. Gadis 17 tahun itu kemudian menyandarkan kepalanya di meja. Dia terlihat sangat kesal.

THE LORD NOBLASSE (Prince Of The Dark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang