Kematianku

11.7K 884 96
                                    

" Tuan muda." Aaron menghentikan langkah Deril di koridor. Pemuda berparas menawan itu berhenti lalu menatap Aaron tajam.

" Ada apa?" Tanyanya dingin.

" Maafkan saya Tuan. Saya mendengar tentang insiden di Asrama waktu anda menyerang Aira. Saya ingin berbicara tentang itu." Pria tua itu mendorong kursi rodanya mendekati Deril.

Dia tampak pucat
Apa Ini karna Aira menyerap energinya?

" Tuan.. saya mohon.. jangan sakiti Aira lagi." Pinta Aaron memelas.

Deril terdiam. Memang benar, wajahnya terlihat pucat

" Kau bicara Apa paman. Aku tidak mungkin menyakiti Aira." Deril tersenyum

DEG

Dia? Tersenyum?

" Anda memang tidak mungkin menyakiti Aira. Tapi bagaimana dengan jiwa Anda? Bukankah itu bisa menyakiti Aira kapanpun? Mungkin saat ini Aira masih terlindungi karna bayinya, tapi bagaimana jika bayi itu lahir nanti?" Ucapan Aaron membuat Deril terkesiap.

" Apa maumu sebenarnya Aaron?" Tanyanya mengerutkan kening

" Saya ingin yang terbaik tuan. Untuk Aira dan putra anda juga. Anda tahu tidak ada yang bisa menyakiti diri anda selain anda sendiri. Maafkan kelancangan saya, bukankah lebih baik jika... "

" Apa kau memintaku untuk bunuh diri?" Bentakan Deril membuat Aaron pucat. Pemuda itu menatap Aaron tajam.

" Ingat dengan siapa kau bicara Aaron. Aku akan selalu bersama istriku sampai kapanpun! Kalau kau berharap lain, bukan Aira yang akan aku bunuh tapi kau!!" Ancam Deril. Sekilas, matanya menghitam membuat Aaron menundukkan wajah penuh ketakutan

Deril menarik napas panjang lalu melangkah pergi dari hadapan pria berkursi roda itu.

Dia ingin aku mati?
Dia sama saja dengan yang lain..

Pemuda itu melangkah gontai. Berbagai macam pikiran berkecamuk di otaknya. Beberapa pelayan saling berbisik dan tersenyum melihat pangeran yang mempesona itu lewat diantara mereka.

" Tuan.. apa ada yang anda butuhkan?" Sapa seorang pelayan wanita

" Tidak!" Jawab Deril datar

" Tuan.. apa anda ingin makan sesuatu?" Tanya yang lainnya.

" Tidak!" Jawab Deril lagi.

" Kalau butuh sesuatu kami siap melayani anda tuan." Ucap yang lain tersipu sipu. Deril hanya tersenyum sinis. Namun..

" Apa kalian mau mati hah?" Sebuah bentakan suara cukup membuat mereka bergidik takut. Aira berdiri di depan pintu dengan tangan di pinggang dan mata memerah marah.

Deril hanya tersenyum lalu duduk pada sebuah kursi menjernihkan pikirannya.

" Apa kalian sadar siapa yang kalian ganggu ini hah. Dia milikku!" Tekan Aira lagi. Pelayan pelayan itu menundukkan wajahnya takut.

Aira melangkah kehadapan Deril, menatap wajah mereka satu persatu.

" Maafkan kami nona. Kami hanya ingin..."

" Sekali lagi kalian bicara, kalian akan kehilangan lidah kalian!" Potong Aira

Jleb

Para pelayan itu langsung menunduk hormat lalu meminta izin kembali pada pekerjaan masing masing. Aira menoleh kearah Deril yang tampak memijit pelipisnya tenang

" Kenapa kau juga diam saja? Suka digoda? Iya?" Tanya Aira emosi.

Deril hanya menatap Aira sekilas lalu kembali berdiri. Beginilah kalau orang terangkuh dan orang terdingin di dunia bersatu

THE LORD NOBLASSE (Prince Of The Dark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang