Seseorang dengan pakaian nya yang megah berbaring lemas dan pucat, di sebuah tempat tidur yang luas. Dia tersenyum lemah seakan senyumannya yang terakhir kalinya.
“kalian berdua jagalah amanah ibu,” ucap seseorang tadi kepada kedua putra nya yang berada di sampingnya.
“Ibu, aku pasti,” jawab salah satu putranya yang paling tua. Putranya itu memegang erat tangan ibunya, tetapi lama-kelamaan tangan sang ibu meregang dan kelopak matanya, dia meninggalkan sebuah senyuman manis yang terakhir kalinya.
THE CHRONICLE DESERT: PRINCE AND THE WITCH
Spartos PoV.
“Mengingat masa lalu itu tak penting.” Aku bergumam sendiri di dapur. karena aku melamun, tugas dari bibiku belum aku selesaikan. Memasak untuk makan siang hari ini.
Aku mulai mengupas apel yang kemaren dibeli Corra di pasar, karena memakan apel langsung membuat ku bosan, jadi aku berencana untuk membuat salad apel.
Corra Leoxses, seorang pria lajang dan seperentara dengan ku. Dia adalah anak dari paman dan bibiku, pemilik rumah ini.
Beberapa tahun atau lebih lengkapnya 20 tahun setelah aku tinggal dirumah Paman karena perbuatan dari ibuku. Bukan ibu kandungku, melainkan ibu tiriku. Karena perbuatan ibuku, aku dipisahkan oleh kakakku dan ayahku.
Ceritanya sudah lama sekali, saat aku masih kecil, tinggal di sebuah istana yang besar. Siapa yang tahu jika kehidupan sebagai keluarga bangsawan bisa runtuh juga. Padahal menjadi keluarga bangsawan adalah sesuatu yang menyenangkan, keinginan, popularitas, dan disegani.
Sangat disayangkan sekali, Keluarga Leoxses hancur karena seorang wanita, kakakku menghilang dan ayahku dipenjara, aku berterima kasih dengan paman ku karena ia sudah menyelamatkan aku dari wanita itu. Sakit rasanya jika harus flashback ke masa lalu ku yang amat suram.
Pamanku adalah adik dari ayahku, dan walaupun dia adik raja, dia bersama keluarga nya hidup sederhana.
Sekarang, aku sudah dewasa, umurku sekarang sudah 24 tahun. Diriku yang sekarang, hanya sebagai orang biasa.
Lamunan ku terbuyar karena suara kereta kuda yang tepat berhenti di luar halaman rumah terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok
Aku bergegas ke ruangan depan untuk membukakan pintu tersebut, setelah ku buka muncullah sosok pria yang tingginya sama dengan ku, berwajah cerah dan sedang tersenyum lebar ke padaku, ia adalah Corra, saudara sepupuku dan anak paman ku.
"Spartos." cara bicara nya bernada riang, ia langsung nyosor memeluk ku. Aku langsung menyingkirkan nya dariku, jujur saja aku jijik dipeluk seorang pria.
"Ada apa ini, sampai-sampai kau memeluk ku dengan perasaan senang itu? Penyakit gak waras mu kumat lagi?" tanya ku dengan diiringi candaan.
"Aku dapat kabar baik. Ada pembukaan prajurit Sasan, kau pasti rindu bukan dengan kerajaan mu?” ucapnya lalu ia merogoh sesuatu yang sudah sedari tadi menempel pada punggungnya
". . .” aku hanya diam tak menjawab. Aku memang seorang pangeran, tapi aku tak begitu mencintai kerajaan ku, menurutku kerajaan itu sudah kacau semnjak wanita itu memimpin.
“Apa-apaan kau ini, tak menjawab pertanyaan ku, aku membawakan dua formulir untuk kita berdua, ini.” Corra menyodorkan secarik kertas padaku. Awalnya aku hanya melihat kertas itu tanpa mengambilnya, dan pada akhirnya aku mengambil kertas itu.
Hatiku berpikir kenapa Corra memberi ini padaku? Walaupun kami saudara tapi kami tak selalu sependapat.
Perasaaan bimbang menghampiriku, tetapi paman menepuk pundakku entah dari mana asalnya, dia berkata padaku bahwa ini adalah waktu seorang pangeran membangun kerajaan nya kembali, oh ayolah aku tak punya ambisi seperti itu.Tepat disaat aku berada pada kebimbangan, sesosok pria terlintas di pikiran ku, ia mengucapkan suatu kalimat,
"Jangan pernah menolak kesempatan, karena dari kesempatan itu kau bisa belajar, tapi jika kau menolak, justru yang ada hanya rasa penyesalan."
Aku mengingat kata-kata itu...
Next Chapter, Chapter 1>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Chronicle Desert: Prince And The Witch
AdventureSpartos Leoxses, sang pangeran kerajaan Sasan yang menghilang selama 20 tahun, pihak kerajaan mengatakan bahwa adik sang raja yang telah mencuri pangeran bungsu Spartos. Sayangnya, pemberitahuan dari kerajaan Sasan di tepis oleh pangeran itu sendiri...