"ah maaf, aku telat."
.
.
.
Pria berambut blonde bergelombang sepanjang telinga, iris nya emas, pakaiannya lebih seserhana dibanding senior koordinator lapangan tadi pagi, jubah putih dengan sabuk berwarna coklat.Ia terlihat membawa sebuah buku berkulit coklat tua di tangan kiri nya. Dan sebuah bulu ayam hinggap di telinga kanan nya.
Shamenda mengisyaratkan yang lain untuk berdiri tegap dan hormat dengan cara menundukkan sedikit punggung ke depan serta tangan kanan yang diletakkankan di dada sebelah kiri.
Henry hanya tersenyum dengan mata yang sayup, ia menyuruh junior nya duduk bersilah.
"Nah, apakah kalian semua sudah sarapan?" tanya Henry.
Semuanya saling pandang, Shamanda berkata, "hahaha tentu saja kami sudah makan senior Henry."
"oh, begitu ya? Baiklah hari ini kita akan berlatih menghitung." Perkataan Henry membuat junior nya saling bertukar pandangan lagi.
"apa? Hey pak, kita sudah lulus sekolah, apakah kita benar-benar akan berhitung?" Arion, pria yang tinggi badannya 185 cm itu mulai protes dengan perkataan Henry senagai senior.
"ah tentu saja, mari ikuti aku, aku akan mengajak kalian ke suatu tempat." Ucapan Henry membuat Arion naik pitam, Arion langsung memegang kerah baju Henry dan menatap wajahnya. Akan tetapi respon Henry sangat santai, ia tersenyum dan matanya yang sayu tak berubah, tapi tangan kanan nya memegang tangan Arion dan balik mencengkram.
"hee," ucap Henry dengan bernada. Arion pun langsung melepaskan kerah baju Henry.
"hm, apakah kalian mau menolak ajakan ku?" tanya Henry sambil menatap satu persatu juniornya, Sam hanya berkata setuju saja, Sedangkan Shamanda awalnya menolak dengan lisan, tapi akhirnya juga ikut, sedangkan si Spartos hanya diam dan kemudian mengekor dari belakang.
"Ck," decik Arion, ia mengantong kedua tangan nya di saku jubah nya. Kemudian ikut bersama yang lain secara terpaksa.
Spartos melirik Arion yang sekarang berada di samping kirinya, ia tak mood untuk membuka topik pembicaraan. Karena itu, Spartos agak sedikit canggung bersama dengan Arion si pria sensi ini.
Perjalanan mereka terhenti di sebuah ladang kurma yang sangat luas, terlihat wajah Arion meredam amarah, sedangkan yang lain dibuat bingung oleh seniornya.
Henry menghadap ke adik kelasnya, menatap satu persatu badan mereka sambil tersenyum jahil, ia bisa mengetahui Arion yang sedang menahan emosinya, wajahnya terukir senang karena ia mulai bisa memancing sifat juniornya, dan kesimpulan yang ia dapatkan adalah Arion merupakan pria dengan temperamen tinggi dan nggak sabaran.
"hem, seperti yang aku katakan, kita akan menghitung. Menghitung semua pohon kurma namun sambil menghindari serangan ku, jika salah satu dari kalian mengenai serangan ku, maka ia kalah. sedangkan siapa yang berhasil menghindari serangan ku dan telah menghitung semua pohon kurma, ia dapat hadiah. Neh, bagaimana? " tawaran Henry membuat semuanya membangkitkan semangat.
"Satu pelajaran buat kalian, jangan meremehkan orang yang berada didepan kalian, sebaliknya kalian harus tetap waspada dan bersiaga,
Henry berhenti sejenak, lalu melanjutkan perkataannya itu.
Ehm bagaimana kata kata mutiara ku tadi?" Ucap Henry yang awalnya serius, lalu terakhir matanya berbinar seperti bangga dengan kata-kata mutiara nya.
Henry merupakan salah satu prajurit Sasan yang unik, sifatnya yang agak berbeda dengan prajurit lain membuatnya terkenal karena keunikan nya dalam tutur kata maupun prilaku. Senjata yang dipakai nya ialah sepasang baja di punggungnya, kedua baja tersebut mengeluarkan sayap metal. Ketika dikepak, maka sayap itu terbentang luas dan mengeluarkan jarum sepanjang 10 cm ke arah lawan. Senjata jenis metal dan terlihat moderen bukanlah gaya rakyat Sasan, sungguh ia bukan masyarakat Sasan.
Dalam latihan permainan sambil berhitung hari itu bukanlah sesuatu yang berat, malahan mereka dapat mengenal satu sama lain. Dan lagi, Henry dapat menilai kemampuan juniornya
Seperti Shamanda berbadan besar dan kekar memang cocok dipanggil sebagai tank atau pelindung, ia susah untuk dirubuhkan, kebal. Saat ia mengenai bertubi-tubi jarum yang berasal dari sayap Henry, ia merasa segar bugar, meskipun ia kuat menahannya, ia kalah dalam latihan berbasis permainan ini. Kelemahan dari
Lalu Sam, ia merupakan pria yang rendah hati dan ramah, atribut nya yang rapi mendukung sifat nya yang disukai banyak orang. Jika dilihat, ia akan menjadi idola di kelompok mor, apalagi tampangnya yang gagah dapat memikat para wanita. Dalam permainan yang diberi Henry, Sam dapat menghindari serangannya secara gesit dengan gaya nya yang menawan. Meskipun ia agak kesulitan menghitung pohon nya tapi dia orang pertama yang memenangkan permainan perdana nya.
Lalu si preman Arion hampir menang, hanya saja ia kurang teliti dalam menghitung pohon kurma yang ada. Sehingga ketika perhatian nya terfokus menghitung kembali, ia terkena serangan Henry. Setelah ia kembali ke camp, emosinya langsung meledak sambil mengucap kata kata kasar.
Spartos, pria pendiam yang entah kenapa ia menjadi sang tokoh utama malahan tak berperan penting. Ia menghindari serangan Henry hanya modal maju dan mundur, kebal pun tidak, dan ia tak senekat Arion yang langsung menangkap dan mematahkan jarum Henry. Ya, hanya saja dibanding yang lain, Henry berpendapat bahwa Spartos tak kesulitan dalam menghitung dalam kondisi 2 pikiran yang berbeda.
Latihan berakhir selepas matahari tenggelam, Spartos dan teman temannya kembali ke asrama untuk makan, latihan malam, dan tidur.
*~~~*
Suara langkah kaki menemani suara jangkrik di malam yang gelap gulita. Seorang pria mendatangi kereta kuda yang tengah menunggu di depan asrama, keadaan diluar asrama sedang sepi karena waktu makan malam.Pria itu terlihat memegang sebuah map dan mengetuk pintu kereta, lepas itu ia memberi kan map kepada seseorang didalamnya.
"Ehm, aku telah membawakan dokumen nya, yang mulia ratu."
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Chronicle Desert: Prince And The Witch
AventuraSpartos Leoxses, sang pangeran kerajaan Sasan yang menghilang selama 20 tahun, pihak kerajaan mengatakan bahwa adik sang raja yang telah mencuri pangeran bungsu Spartos. Sayangnya, pemberitahuan dari kerajaan Sasan di tepis oleh pangeran itu sendiri...