Spartos PoV.
Sudah beberapa minggu kami berada asrama kemiliteran Sasan, suasana nya sangat familiar, aku jadi teringat saat kecil ayah sering mengajak ku ke tempat-tempat penting termasuk asrama ini, dulu saat mungil nya aku, masa selalu ingin berlari sana sini, biasanya aku memutari daerah ini, dan setiap prajurit yang lewat hormat padaku. Ahh kenangan masa kecil yang sangat indah kala itu, sebelum ibuku meninggal dan kakak ku masih berada di istana.
Malam ini pukul 11 tepat, aku keluar dari kamar yang isinya 8 prajurit termasuk aku dan Corra. Saat diluar, dingin nya malam menusuk ke dalam pori-pori. Walaupun hari sudah terlalu gelap, senior-senior ku masih berlalu lalang menjaga malam asrama. Tak ada kerjaan yang harus ku lakukan, aku berniat pergi ke atap asrama. Supaya angin lebih terasa di atas sana.
Setiap kali aku melangkah pasti ada bayangan, ya bayangan ku ada tapi ini berbeda, sayup sayup ada kilauan cahaya merah sekali kali muncul dari bayangan itu. Ini sudah terjadi selama 2 minggu yang lalu, bisa jadi ketika aku sendirian seperti sekarang ia bisa menyerangku.
Tapi, selepas aku telah sampai di atap, bayangan itu sama sekali tidak yang aku pikirkan, kukira ia bakalan menyerangku tapi bayangan itu musnah sebagai asap hitam.
Didepan ku ada seorang lelaki yang mengarah padaku, ia tersenyum ramah sambil melangkahkan kakinya mendekati ku.
Tubuh nya lebih pendek daripada aku, kain hijau yang menghiasi kepalanya berkibar-kibar karena angin malam yang kencang, kedua tangannya ia lipatkan ke depan dada tetapi tidak kelihatan karena lengan baju yang lebar, asli ini laki bukan orang Sasan.
Setelah di depan ku, ia angkat bicara,
"Saya merasa senang karena malam ini saya bertemu dengan anda, Spartos Leoxses."
Aku hanya diam, karena aku sedang berpikir kenapa pria ini mengatakan ku Spartos Leoxses.
"Namaku Spartos Leaxius, kau sendiri kenapa menyamai namaku dengan nama pangeran Sasan?" ucap ku berbohong, dalam hati kecil ini, rasanya ingin menangis, berteriak bahwa akulah orang nya.
"Afwan, tetapi saya ingat betul dengan anda Spartos, apakah Spartos sengaja berbohong karena sadari tadi ada bayangan yang mengikuti Spartos?" tanya lelaki ini, aku cukup terkejut karena ia mengetahui secuil masalah ku.
Daripada aku banyak omong, mending diam aja.
Karena tak ada respon yang kuberi pada lelaki itu, ia pun menghela napas.
"Spartos memang sama seperti dulu ya, pendiam. Saya Azwn, anak dari teman Abi Spartos dari Madinah. Dahulu saya sekeluarga pernah menginap di istana Spartos, saat itu kita masih kecil. Spartos dulu sangat pengembira, tapi kebanyakan ngangguk daripada ngomong haha." santai nya ia berbicara, aku mulai menflashback kembali, tak lama kemudian, aku mengingat nya.
Kejadian 4 bulan sebelum menghilang nya kakak ku, aku mengingat nya, jadi pria bernama Azwn ini yang dulu pakai baju kelebaran itu, yang kakak nya perempuan sangat tertutup aurat beserta ibu nya, dimana ayah nya memiliki jenggot yang panjang seperti kakek.
Ahh, mengingat masa lalu yang indah memang menyenangkan.
Tanpa kusadari, Azwn menatapku dengan wajah yang berbinar-binar.
"Tuh kan, senyum senyum sendiri," ucap nya.
Aku langsung berkata,
"Ya, Kau pria yang sopan Azwn, bahasamu halus sekali padahal daerah kita merupakan daerah yang keras dan kasar."
"astaga kau tak boleh memuji ku, setiap orang punya khas nya masing-masing, jika aku bahasa nya halus, dirimu jarang sekali berbicara, padahal hati mu sedang menjerit-jerit," ucap Azwn sekali lagi.
Malam itu, aku dan Azwn menghabiskan waktu dengan bernostalgia ria, padahal seingat ku ia hanya dua hari di istana, setelah itu kembali ke kapmpung halaman. Sampai asyik nya kami mengobrol, aku tak sempat menanyakan bayangan hitam kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chronicle Desert: Prince And The Witch
AdventureSpartos Leoxses, sang pangeran kerajaan Sasan yang menghilang selama 20 tahun, pihak kerajaan mengatakan bahwa adik sang raja yang telah mencuri pangeran bungsu Spartos. Sayangnya, pemberitahuan dari kerajaan Sasan di tepis oleh pangeran itu sendiri...