^1^

169 22 29
                                    

Spartos PoV

Aku mempersiapkan kuda ku, membawa bekal dan senjataku, Lance. Begitu juga dengan Corra. Paman dan bibiku mendukungku 100% apa yang mereka pikirkan? Hanya mendaftar menjadi prajurit Sasan mereka harus mendukungku? Hmm, kupikir ulang memang seharusnya iya.

Aku dan Corra menunggangi kuda kami masing-masing dan tujuan kami adalah Kerajaan Sasan. Ketika aku dan Corra di dalam perjalanan, aku melihat di kanan kiriku ditumbuhi kebun kurma. Tiba-tiba Corra memanggilku.

"Spartos, ayo kita ambil kurmanya hehe,"seru Corra sambil mengembangkan senyumannya.

"itu kebun orang, lebih baik jangan." aku memberikan peringatan padanya, ada ada saja Corra.

Melewati padang pasir, dan sial nya badai pasir menerpa kami, mungkin ia suka sama kami, lupakan.

Berjam-jam menjadi Musafir, setelah matahari berada tepat di atas kami, aku melihat pemukiman warga yang telah lama tidak kujumpai, sekarang rumah-rumah masyarakat semakin banyak. Sebentar lagi kami akan sampai di kawasan Kerajaan Sasan. Tunggu! Apakah mereka akan mengetahui wajahku ya?

"Corra, apakah aku butuh topeng atau penutup wajah?" Tanya ku berharap mendapat saran oleh nya.

"ahh? Untuk apa?" Tanya Corra berbalik kepada ku.

"Agar mereka tak tahu bahwa aku seorang pangeran Sasan," ujarku.

"hahaha! Tak akan ada yang ingat dengan wajah Pangeran sasan lho. Apalagi disaat itu umurmu masih empat tahun dan 20 tahun telah berlalu, mana mungkin mereka ingat bukan?" Corra pun tertawa terbahak-bahak. Aku tak suka dengan kebiasaan nya yang seperti itu. Tapi dia ada benarnya, walaupun kata-kata nya ada yang nusuk sekali.

Akhirnya, aku dan Corra sampai di pusat kota kerjaan Sasan, hey kenapa perjalanan kami tergolong cepat? Biasanya dengan memakai kuda atau unta ke kota lain dibutuhkan berhari-hari untuk sampai di kota sebelah. Itu karena desa yang sekarang aku tinggali dengan Corra sekeluarga adalah desa paling dekat dengan Kerajaan Sasan, walaupun dekat desa kami bukanlah wilayah kerajaan Sasan, tapi Myragon.

"Spartos, cari penginapan yuk!"ajak Corra, aku pun mengiyakan nya, lagipula aku juga capai. Ke kerajaan tanah air hanya mendaftar sebagai prajurit? Apa nggak ketahuan tuh? Ada-ada saja, apalagi paman ku mendukung ku, lalu Corra yang memaksaku, kenapa ini seperti like father like son huh.

Aku dan Corra tak lagi menunggangi kuda kami setelah masuk ke pusat kota, tapi hanya menuntunnya saja. Aku melihat disekitarku, orang-orang normal menjalani hidup normal juga, pergi keluar rumah untuk bekerja, berjualan, dan berbelanja. Tak ada yang aneh dari sisi ini, tapi jika melihat sisi perintah mutlak Kerajaan, pasti ada sesuatu yang tidak beres.

Aku melihat sebuah toko bertingkat dengan tulisan penginapan, sontak aku bersama Corra menghampiri toko itu dan masuk kedalamnya. Dan yang kulihat tak ada yang aneh, seorang wanita berkerudung menyambut kami dengan senyumannya dan melayani kami.

"ada yang bisa kami bantu? Kami memiliki kamar sederhana dengan 2 ranjang pisah," katanya. Corra lalu memilih satu kamar untuk beberapa hari.

Bayarannya memang murah, dan kamarnya pun juga sederhana, seperti wanita itu katakan. Coorra langsung menghempaskan dirinya di salah satu ranjang dekat jendela seraya berkata,

"besok test masuknya, lalu kau isi nama mu apa?"

"tentu saja Spartos leoxses bukan?" setelah aku mengatakan itu, Corra bangkit dari kasur nya dan menepuk jidat nya.

"Ya ampun, kenapa saudaraku ini sangat lugu," ucapnya. Aku tercengang dengan kata-katanya.

"Lisan mu pedas juga Corra, lalu kau isi namamu apa di dalam formulir itu huh? Corra Leoxses?" Aku juga tak mau kalah dari Corra, dia seenaknya menyebutkan kejelekan diriku yang aku tak suka.

"bukan tuh, tapi Alfred Joe Ferdinand Christaller," seru nya, saking geramnya, aku menjitak kepalanya.

"bohong! Siapa yang percaya dengan dirimu! Kuda mu saja tak akan percaya!"

"sakit! Kalau nggak percaya ya sudah! Siapa suruh agar kau percaya, ya mana berani aku mengisi nama palsu. Tapi, bagaimana dengan dirimu? Kalau nama asli mu kau taruh, mereka mungkin akan segera tahu." Aku berhenti menjitak kepalanya dan menghela napas, benar juga apa yang dikatakan Corra, tapi siapa yang mengajak ku untuk mendaftar sebagai prajurit Sasan! Pokoknya untuk saat ini aku harus memikirkan bagaimana agar identitas asli ku tidak ketahuan.

Next Chapter>>>>

Chronicle Desert: Prince And The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang