PWM 7 🌕

4.1K 254 10
                                    

     PERHATIAN !!!

Seluruh part aku un-publish dan lagi mengalami tahap perombakkan. Aku bakal publish lagi satu persatu. Harap bersabar dan membaca ulang yang VERSI BARUNYA.

Jangan lupa vote dan komen ya.
Lebih menghargai komentar positif yang bersifat membangun.

Selamat membaca. ♥️

🌕 🌕 🌕

     Matanya menyala dan wajahnya terlihat tidak tenang. Memori di masa lalu seakan memutar kembali adegan dalam otaknya. Secara tidak langsung ia mengingat dan berhasil menemukan apa yang ia pikirkan. Namun terasa samar dan belum jelas. Memori itu menyakiti dirinya, sempat merasa gugup karena terpacu pada ingatan kematian sang Ibunda. Berusaha tenang dan terus seperti itu. Ingatannya kini terasa jelas dan ia hanya terdiam.

     “Kalung itu—"

     Raja Alexander menoleh dan ikut menyitakan pandangannya pada kalung sang Putri. “Itu kalung yang indah," komentarnya.

     Seakan tak menghiraukan komentar sang Raja, Putri Kaitlyn spontan berkata. "Aku ingat!" Hal itu membuat Raja Alexander mengernyitkan dahi dan bertanya, "Ingat apa?"

     “Profesor aku ingat sekarang. Di balik lukisan ini ada tempat di mana dulu Ibu sering menyimpan barang-barang berharganya kan?" gumam sang Putri sambil mencari tempat yang ia maksud. “Aku yakin kau juga tahu tentang hal itu, kumohon tunjukkan padaku," lanjutnya sambil terus mencari.

     Profesor Logan tak punya pilihan lagi, sebenarnya ia sudah di perintahkan Raja Allan untuk merahasiakan hal ini dari Putrinya. Namun apa boleh buat? Putri Kaitlyn pun berhak mengetahui hal tentang dirinya dan yang berkaitan dengan keluarganya.

     “Biar aku tunjukkan." Profesor Logan membuka sebuah pintu kecil berbentuk persegi yang berada tepat di bawah lukisan keluarga sang Putri. Benar saja, di dalamnya ada sebuah kotak yang berisi barang berharga yang memang sengaja di simpan baik-baik oleh Ratu Yurika dan Raja Allan agar tidak di ketahui siapapun.

     Putri Kaitlyn mengambol kotak berwarna hitam itu dan meniupnya sedikit akibat berdebu. Di kotak tersebut terukir sebuah tulisan bersambung yang tertulis dengan kata Dear Kaitlyn, my little Princess. Tersenyum lirih menahan kesedihan kala ia melihat kembali kotak yang selalu menjadi tempat Ibundanya menyimpan sesuatu. Perlahan membuka kotam tersebut dan mendapati di dalamnya ada kalung yang sama persis seperti yang ia kenakan di lukisan tadi. Tertawa kecil sambil menahan kesedihan, ia mengambil kalung itu dan menunjukkannya pada Raja Alexander juga Profesor Logan.

     “Akhirnya kudapatkan lagi kalung ini. Peninggalan Ibu, hanya ini yang tersisa."

     Raja Alexander tersenyum manis. “Itu kalung yang sangat indah. Kau beruntung bisa memiliki benda seindah itu, Kaitlyn."

     “Bisakah aku menyimpanya Profesor? Aku akan menjaganya dengan baik," tanya sang Putri.

     Profesor Logan terkekeh. “Kenapa kau bertanya padaku? Itu milikmu Putri, kau berhak memakainya dan menaruhnya kapan saja. Simpan ini dan jaga baik-baik."

     Putri Kaitlyn mencoba memakai kalung itu di lehernya, tiba-tiba Raja Alexander menyentuh kedua tangan sang Putri dan mengambil kalung itu lalu berkata, “Biar aku yang memakaikannya," jawabnya sambil memutar badan sang Putri kemudian memakaikannya di leher.

     “Semakin indah, jika di tambah lagi dengan melihatmu tersenyum," ledek Raja Alexander.

     “Terima kasih Yang Mulia."

The Princess and the Wolf MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang