PWM 4 🌕

7.2K 450 17
                                    

  Setiap part mengalami perombakkan cerita. Mohon bersabar dan beri masukan positif. Terima kasih.

🌕🌕🌕

     Meski mereka berdua merupakan serigala jadi-jadian yang terjadi karena sihir dan kutukkan. Namun tetap saja mereka adalah seorang manusia. Begitupun Raja Alexander, kepribadiannya yang hangat dan ramah di imbangi dengan jiwa yang tenang dan berwibawa membuatnya menjadi Raja yang paling di cintai oleh banyak orang. Entah dalam rakyatnya sendiri–Canis Likantrof, ataupun dalam rakyat Demonfia. Raja Alexander tetap terdiam sambil terus memeluk Putri Kaitlyn yang masih dalam masa pemulihan. Tatapan tajam pun di keluarkan oleh Raja Alexander kala ia secara tidak sengaja mengusap lembut wajah Putri Kaitlyn dengan jari-jemarinya. Hanyut dalam kenyamanan seperti itu hingga tak lama kemudian Putri Kaitlyn membuka kedua matanya perlahan hingga tersadar sepenuhnya. Terkejut. Melihat ia tengah berada dalam pangkuan dan pelukkan Raja Alexander yang terus menatap tajam matanya.

      “Aww!" ia mendengus kesakitan.

     “Jangan banyak bergerak dulu. Kau masih belum pulih sepenuhnha." ucap Raja Alexander khawatir.

     “Sebenarnya apa yang terjadi padaku?" tanya sang Putri bingung.

     Ia bangun dan berdiri. Melihat ke segala arah yang ada di sekelilingnya, mendapati semua hancur berantakan dengan tergeletaknya para prajurit yang terluka. Ia terus memperhatikan sekelilingnya, porak-poranda, berantakan, hancur, banyak korban yang terluka akibat ulahnya.

     Putri Kaitlyn membulatkan mata. “Apa yang terjadi?"

     Raja Alexander terdiam sejenak, “Apa kau tidak mengingat apapun?"

     Putri Kaitlyn menggeleng sedikit ketakutan. “Semua ini terjadi setelah kau berubah menjadi Rubah Moirai. Amarah mengambil alih semua jiwa dan pikiranmu, hingga secara tak sadar kau hancurkan semua hal yang ada di hadapanmu saat itu. Yang kau lihat sekarang adalah kejadian mengerikan yang terjadi karena jiwa jahat merenggut tubuhmu, Kaitlyn." jawab Raja Alexander.

     Teringat dengan sang Ayah, Putri Kaitlyn menoleh sana-sini mencari di mana keberadaan Ayahnya. Berusaha mencarinya menggunakan sensor mata yang ia punya, alhasil itu malah menyakiti dirinya sendiri. Untuk sementara ia tak bisa menggunakan sensor mata tersebut karena kekuatannya habis terkuras. Saat ia berlari tergesa-gesa, ia di buat terkejut melihat Ayahanda—Raja Allan, yang sedang bersandar di sebuah pohon besar yang rindang mengobati luka bersama para prajurit lainnya.

     “Ayah!" teriaknya histeris.

     “Kaitlyn ... Apa kau terluka?" tanya Ayahandanya khawatir.

     Air mata pun bercucuran membasahi pipi dan terjatuh ke tanah melihat Ayahnya terluka akibat dirinya sendiri. “Maafkan Ayah, Kaitlyn. Seharusnya Ayah tidak berbicara seperti itu padamu. Seharusnya Ayah tidak membuatmu merasa tertekan. Sekali lagi Maafkan Ayah," ucap Raja Allan memohon maaf pada Putrinya.

     Putri Kaitlyn hanya menggelengkan kepala sambil terus menangis. Menggenggam kedua tangan sang Ayah yang ia letakan di wajahnya. Penyesalan pun datang. Dan kini di rasakan oleh dirinya sendiri.

     "Karena aku, semua prajurit terluka, Ayah terluka, Raja Alexander harus mempertaruhkan nyawanya demi melindungiku. Dan Demonfia hampir saja hancur karena ulahku sendiri. Makhluk macam apa aku ini!" Putri Kaitlyn menangis menyesali perbuatannya.

     Raja Alexander yang melihatnya menangis berjalan perlahan menghampiri sang Putri. Dengan langkah yang sedikit ter-engah-engah dan dengan menahan sedikit rasa sakit karena kekuatannya cukup terkuras akibat kejadian tadi. Raja Alexander datang dan menepuk pundak Putri Kaitlyn. "Sudahlah. Jangan menangis."

The Princess and the Wolf MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang