Part 2

2.3K 109 2
                                    

Hai, promosi dulu sebentar ya! Jangan lupa untuk baca cerita terbaruku ya! Judulnya 'Never be Alone'. Bisa kalian cek di profileku! And, jangan lupa juga untuk tinggalkan vote+comment kalian yaaa! Danke.

***

Sudah hampir seminggu Raka selalu mengantarkan Rena pulang. Awalnya, mungkin Rena merasa risih dengan sikap Raka, tapi seiring berjalannya waktu, Rena mulai merasa nyaman dengan sikap Raka kepadanya. Seperti saat ini, Raka tengah menunggu Rena keluar dari kelasnya.

    Bagi Raka, Rena itu satu-satunya cewek yang berhasil bikin dia selalu memikirkannya. Karena Rena juga Raka jadi semangat menjalani hidupnya yang seperti itu-itu saja.

    "Rena!" panggil Raka ketika melihat Rena keluar paling terakhir bersama Fany.

    "Ada apa?" tanya Rena heran.

    "Gua anterin pulang lagi, ya?" tawar Raka.

    Fany memperhatikan teman SMP-nya itu dengan heran. Dia lalu memperhatikan Rena yang kelihatan bingung.

    "Udah, lo pulang bareng Raka aja! Gua besok aja kerumah lo nya. Lagian gua juga baru inget kalo harus temenin nyokap belanja," ucap Fany.

    "Lo yakin, gak apa-apa?" tanya Rena memastikan.

    "Iya. Udah buru gih pulang! Gua juga udah ditungguin supir. Bye!" Fany lalu segera berlalu.

    "Ayo, Re!" ajak Raka sambil menggenggam tangan Rena.

    Rena memperhatikan Raka dengan seksama. Dia merasa cowok itu seperti tidak ingin kehilangan dirinya. Buktinya, dia menggenggam tangan Rena dengan erat. Rena juga merasa, setiap kali mereka sedang bersama, Raka sering memperhatikannya tanpa kedip.

    Apa mungkin dia suka sama gua? Tapi, kayaknya gak mungkin, deh! Penampilan gua aja bisa dibilang mirip cowok. Dirumah pun baju cewek juga Cuma ada sedikit. Dia gak mungkin suka sama cewek tomboi kayak gua! Gak mungkin! Batin Rena.

    "Mau kemana dulu?" tanya Rena heran ketika Raka membelokkan mobilnya kearah kiri bukan kearah kanan.

    "Kita ke toko buku dulu. Ada yang harus gua beli," jawab Raka.

    Rena hanya mengangguk-angguk.

    Sesampainya di toko buku. Mereka berdua langsung berpencar.  Rena pergi menuju tempat novel-novel. Dia mengambil beberapa buku lalu segera pergi menuju kasir. Sesudah membayar, Rena mencari Raka. Raka ternyata ada di tempat untuk peralatan melukis.

    "Masih lama? Kalo masih lama, gua pulang sendiri aja, deh," ucap Rena mengangetkan Raka.

    "Eh, gak. Jangan. Gua bakal tetep anterin lo pulang. Ini tinggal sebentar lagi," kata Raka.

    "Lo suka ngelukis?" tanya Rena.

    "Iya. Menurut lo gua harus beli kanvas yang mana? Yang kanan atau yang kiri?" jawab Raka sambil bertanya balik.

    "Ya...itu sih tergantung kebutuhan lo. Kalo lo mau gambar yang banyak hal mending yang kiri tapi kalo yang Cuma 1 hal mending yang kanan," ucap Rena.

    Raka mengangguk-angguk. Lalu dia memilih kanvas yang kanan dan mengambil beberapa cat serta kuas. Setelah itu mereka berjalan menuju kasir.

    "Yuk, pulang!" ajak Raka.

    Lagi-lagi Raka menggenggam tangan Rena. Rena hanya bisa terdiam merasakan kehagatan tangan Raka.

***

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang