Epilog

1.9K 77 1
                                    

Seorang wanita muda tengah asyik mencari sebuah buku. Wajahnya yang cantik membuat banyak pria muda yang memperhatikannya. Termaksudnya. Pria muda itu menatap wanita muda itu dengan tatapan tidak percaya.  Pria muda itu berjalan mendekati wanita muda tersebut.

    "Rena?" panggil pria muda tersebut, Raka.

    Wanita muda tersebut menoleh karena merasa namanya dipanggil. Dia tersenyum menatap pria muda yang berada dihadapannya. 5 tahun sudah dia meninggalkan negara ini dan akhirnya kembali. Dan, dia tidak menyangka kalau akan bertemu Raka disini. Sama seperti dulu, batin Rena.

    "Hai, Raka. Apa kabar?" Rena tersenyum manis pada Raka.

    Raka berjalan mendekati Rena. Matanya meneliti Rena dari ujung rambut hingga kaki.

    "Bagaimana bisa?" hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Raka.

    "It's a long story, Ka," sahut Rena dengan tenang.

    Tanpa memperdulikan sekitarnya, Raka langsung memeluk Rena dengan erat. Awalnya, tubuh Rena menegang tapi tak lama, dia pun membalas pelukan Raka. Pelukan Raka tidak pernah berubah masih sama seperti 5 tahun yang lalu. Tanpa ragu, Raka mencium puncak kepala Rena. Raka sangat merindukan wanita ini. Wanita yang selama 5 tahun selalu berada dihati Raka. Raka melepaskan pelukannya.

    "Ayo ikut aku!" Raka menarik tangan Rena. Namun, Rena menahannya.

    "Tunggu dulu, Ka," tahan Rena. Raka menatap Rena sambil menaikkan satu alisnya.

    "Kamu pergi kesini naik mobil? Atau sama seseorang, Re?" Rena menggeleng.

    "Aku harus membayar ini dulu, Ka," jelas Rena. Raka langsung melepaskan tangannya.

    "Oh, baiklah. Cepat, ya!" Rena mengangguk lalu segera pergi menuju kasir.

    Tak sampai 5 menit, Rena kembali. Dengan cepat, Raka membawa Rena pergi dari situ. Mereka telah duduk nyaman didalam mobil. Rena menoleh. Menatap Raka yang sedang fokus menyetir.

    "Kamu tadi kesana sama siapa? Kok kayak takut ketahuan gitu?" tanya Rena.

    "Ng...aku pergi kesana sama teman. Tapi, kayaknya dia pasti ngerti kenapa aku tinggalin dia. Mendengar penjelasan kamu jauh lebih penting sekarang," jawab Raka sambil menatap Rena sekilas.

    Rena hanya mengangguk-angguk. Keheningan pun kembali terjadi.

    "Kamu udah punya pacar, Re?" tanya Raka memecahkan keheningan.

    Rena tertawa pelan. "Punya. Kenapa emangnya?"

    Mendengar jawaban Rena membuat hatinya merasa perih. Rena sudah punya pacar? Siapa pacarnya?

    "Seperti apa pacarmu?" Rena kembali tertawa mendengar pertanyaan Raka yang seperti cemburu.

    "Dia baik, perhatian, pengertian, ganteng, lucu, dan yang pastinya sayang serta cinta banget sama aku. Oh, iya, satu lagi dia itu orangnya cemburuan," jawab Rena sambil menatap Raka.

    "Oh, iya? Perasaan kamu juga sama sepertinya?" oh, rasanya Rena ingin tertawa dengan kencang. Kenapa Raka tidak peka? Padahal, kan pacar yang dimaksud Rena adalah dirinya.

    "Iya. Dia tahu, kok, perasaan aku kayak gimana ke dia. Kamu gak mau tahu siapa pacar aku yang sebenernya?" pancing Rena.

    "Siapa emangnya?" Rena tersenyum kecil sebelum akhirnya menjawab.

    "Pacar aku itu orang yang ada disamping aku. Yang lagi nyetir. Yang daritadi tanya-tanyain aku mulu," jawab Rena dengan tenang.

    Raka tiba-tiba saja menginjak remnya. Rena terkejut ketika Raka tiba-tiba menghentikan mobilnya. Raka menyentuh bahu Rena lalu membuat mereka kini saling berhadapan.

    "Ternyata 5 tahun gak ketemu kamu berubah jadi orang yang gak peka, ya! Padahal aku udah kode kekamu tapi taunya kamu malah gak peka gitu," gerutu Rena.

    Tiba-tiba saja Raka memeluk Rena dengan erat.

    "Makasih, Sayang. Makasih masih izinin aku buat ada dihatimu," ucap Raka lirih. Rena mengangguk sambil tersenyum. Dia membalas pelukan Raka.

***

"Jadi, waktu itu aku gak jadi pendonormu karena orangtua kamu udah nemuin orang lain yang cocok. Dan, pas aku sadar, ternyata aku berada dikamar inap tanpa ada bekas operasi. Karena kamu pasti mengira aku menjadi pendonormu, aku pun memutuskan untuk ikut Mama dan Kak Rani ke London. Disana aku dan Kak Rani melanjutkan pendidikan kami. Mama juga sudah membuka usahanya dinegara itu juga dibeberapa negara lain berkat bantuan teman SMA-nya. Oh, iya, Kak Rani juga sudah menikah. Dia menikah dengan salah satu teman kuliahnya disana dan sebentar lagi aku akan menjadi seorang aunty!" cerita Rena panjang lebar.

    "Oh, pantas saja. Orangtua aku gak pernah nge-bahas tentang kamu. Dan, entah mengapa aku merasa kalau kamu masih ada disni dan  itu benar terbukti. Aku seneng sekali, Rena," Raka tersenyum.

    Tiba-tiba dia bangkit dan berjalan menuju meja kerjanya. Dia mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah beludru. Rena menaikkan satu alisnya ketika melihat kotak tersebut. Raka membuka kotak kecil itu sambil berlutut didepan Rena. Rena menutup mulutnya tidak percaya. Isi kotak kecil itu adalah sebuah cincin. Cincin yang indah.

    "Will you marry me?" air mata bahagia turun dari pelupuk mata Rena. Dia tersenyum sambil mengangguk.

    "Yes, Raka," jawab Rena. Raka langsung memasangkan cincin itu dijari manis tangan kanan Rena. Pas.

    Rena bangkit lalu langsung memeluk Raka dengan erat. Raka membalas pelukan itu. Lalu dia melepaskan pelukannya. Wajah Raka menunduk. Wajah mereka sudah sangat dekat.

    "Thanks for loving me. I love you," ucap Raka lembut.

    "I love you too," balas Rena. Wajah Raka semakin mendekat. Dia mencium bibir Rena dengan lembut. Awalnya, Rena terkejut tapi kemudian dia mulai rileks dan mulai membalas ciuman Raka.

    Akhirnya, setelah perjalanan cinta yang tidaklah mudah. Kini, mereka bisa saling memiliki. Berawal dari pertemuan tidak sengaja mereka hingga akhirnya mereka bisa menjadi sepasang kekasih. Bahkan, kini akan segera menikah. Dengan masa lalu Rena yang buruk Raka mampu membuat wanita itu melupakan masa lalunya. Dia telah berjanji dalam hatinya akan selalu mencintai wanita yang berada dihadapannya begitu pun sebaliknya.

***

Hi guys! Ketemu lagi! Do you miss me?;p

Please Vote and Comment guys! ;)

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang