Perpisahan

6.1K 187 2
                                    

Haiiii, ini udah malem dan aku pengen update. hihihihi jadi maaf kalau ini banyak banget typo nya, besok di edit lagi *kalau nggak lupa* maaf juga kalau ini alurnya kecepetan, hihi

Itu di media ada visual dressnya Raisya, hasil googling dan sumbernya adalah http://id.aliexpress.com/ kalau ada yang mau lihat-lihat disana silahkan *aku promonya gratisan alias nggak di bayar* kekekekeke

Aku nerima kritik dan saran dari kalian kalau cerita ini terlalu membosankan. Terimakasih untuk yang setia vote dan comment , Ska_Ski  thanks dear ({}) dan juga semua yang sudah memberikan vote nya. Terimakasih sekali lagi dan Selamat membaca ^^

Oiya, please jangan marah kalau judulnya kurang sesuai sama isinya. Tapi minimal ini nggak melenceng jauuuuuuh dari isi cerita. OK! Happy Reading ^^

#######

"Dan kamu inget, cowok gentle adalah cowok yang bisa jaga mulut dan sikapnya didepan cewek. Semoga kamu paham dan semoga kamu nggak ganggu aku lagi ATAU kamu tahu akibatnya." Raisya benar-benar pergi meninggalkan Rama yang masih berdiri di tempatnya, membiarkan laki-laki itu menanggung malu saat banyak karyawan yang mendengar pertengkaran mereka berdua.

Setelah ini dipastikan tidak akan ada lagi sosok Rama yang pamer karena ia adalah laki-laki yang disukai anak bos. Sudah lama sejak Raisya mendengar kabar itu, namun ia hanya diam karena berurusan dengan Rama pasti tidak akan pernah ada habisnya.

'Ting' Pintu lift lantai dua belas terbuka, disana terlihat sosok wanita manis dengan pakaian formal di belakang meja kerjanya. Raisya melangkahkan kakinya menghampiri Clara yang sedang membolak-balikkan laporan.

"Pagi mbak." Sapa Clara ketika menyadari Raisya berdiri dihadapannya. Clara  mengerutkan keningnya melihat raut wajah kusut Raisya.

"Pagi ra. Tolong hari ini kamu kosongin jadwal aku mulai jam makan siang ya, eumm... atau kamu bisa bicarain sama Pak Budi barang kali beliau bisa handle jadwal aku, aku ada urusan soalnya."

"Lho, bukannya hari ini hari pertama Mbak Raisya ikut, eumm—les?" Clara ragu-ragu menyebutkan kata 'les' pada Raisya. Membuat Raisya menggeram kesal, bukan karena kata 'les' melainkan karena Clara mengetahui jadwal yang baru semalam dibicarakan oleh Ayahnya. Jadwal yang tanpa ba-bi-bu langsung ditujukan padanya.

"Jangan dulu deh, ada urusan penting soalnya. Cepet diurus ya?!" Raisya mengingatkan Clara lagi.

"Iya Mbak." Clara mengangguk patuh mendengar kalimat—perintah—Raisya.

"Makasih Clara." Raisya berlalu meninggalkan Clara yang menatapnya penuh tanya. Segera, Raisya mengirim pesan untuk Tiara mereka akan bertemu pada saat jam makan siang.


~o0o~


Raisya memasuki sebuah rumah makan langganannya dengan langkah lebar. Matanya menelusuri seluruh meja yang ada hingga ia dapat melihat sosok Tiara yang sedang menikmati segelas minuman di tangannya.

"Hai, sorry lama." Raisya terkekeh sendiri mengingat kebiasaannya yang—tanpa sadar—suka terlambat jika memiliki janji untuk bertemu, membuat Tiara jengah.

"Cepetan makan gih, gue udah janjian sama yang punya butik jam 2 soalnya." Sebuah beef steak dan juga segelas jus mangga telah siap di atas meja, membuat Raisya dengan cepat mengabaikan ucapan Tiara. Hari ini Raisya akan menemani Tiara mengurus keperluan pernikahannya, karena Danar tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Laki-laki itu terus bekerja mengejar waktu agar mendapatkan waktu cuti lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan perusahaan. Bodohnya laki-laki itu, ia bisa meminta cuti langsung pada Raisya mengingat hubungan dekat mereka berdua.

[NEW] Secret and MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang