Anak Bos (a)

8.4K 245 3
                                    

"Danar." Tatapan Raisya masih menancap pada raut wajah Tiara.

"Dan yang lebih nyakitin adalah dia nggak dateng semalem sya," protes Tiara.

"Dia nggak pernah cerita ke kita kalau dia dijodohin, dan sekarang tiba-tiba dia hilang entah kemana bahkan saat orang tua aku dan danar udah nunggu." Tiara mencoba menahan air mata yang muncul di sudut matanya.

"Padahal lo juga tahu kan sya, kalo diantara kita Cuma danar yang paling terobsesi buat nikah duluan?" Lanjut Tiara, sedangkan Raisya hanya dapat mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi sekarang lo kecewa sama dia yang pergi tanpa kabar atau dia nggak dateng ketika lo dijodohin sama dia?" Tiara berusaha mencerna kalimat yang diutarakan Raisya. Jujur dalam lubuk hati Tiara, ia takut jika Danar akan membatalkan rencana perjodohan ini.

"Sayangnya, gue kecewa sama dia karena nggak dateng ketika gue di jodohin sama dia" Terdengar helaan nafas Tiara.

"Lo tau gimana perasaan Gue sam..."

"Dan gue tahu gimana perasaan Danar!" Raisya sengaja memotong kalimat Tiara dengan wajah serius hingga membuat Tiara terkejut melihat ekspresi Risya.

"Danar suka sama Lo?" Tiara terkejut, matanya mulai berair. Ternyata Raisya, teman yang ia jadikan tempat untuk mencurahkan isi hatinya dengan sengaja membohongi dirinya.

"Lo tuh bego banget sih?" Raisya yang mulai jengkel, tiba-tiba ia menepuk dahi Tiara. Tidak keras hanya saja dapat membuat Tiara meringis.

"Danar itu suka sama Lo udah dari lama, bahkan sebelum Lo cerita sama Gue kalo lo suka sama Danar. Emang Lo nggak pernah sadar perhatian extra dia buat lo?" Tanya Raisya pada Tiara yang dibalas dengan gelengan kepala.

"Dan jangan bilang kalo lo nggak sadar dia modusin lo, ngajak nonton berdua aja dan bilang 'yang lain pada sibuk' padahal lo tau siapa jomblowati yang nggak pernah ada acara kalo bukan gue? Lo udah nggak sadar karena di otak lo Cuma ada 'Danar'! sampe temen sendiri di lupain." Raisya mengeluarkan semua pemikirannya dengan nada kesal meskipun di dalam hati ia ingin tertawa melihat ekspresi terkejut Tiara.

"Ja, Ja, Jadi... Danar suka sama gue? Dan dia tahu gue suka sama dia? Gitu maksud lo?"

"Gue nggak yakin, karena gue nggak pernah bilang apa-apa ke dia. Emangnya gue mak comblang?"

"Tapi kenapa dia harus pergi Sya? Kenapa?" Tiara menangis lagi, membuat Raisya panik.

"Udah ra udah, malu banyak orang" Raisya memeluk Tiara, ia melihat keadaan sekitar hingga kedua matanya tertuju pada satu objek yang dibutuhkan saat-saat seperti ini.

"Atau jangan-jangan dia udah nggak suka lagi sama gue?" Tebak Tiara.

"Nggak, nggak mungkin. Perasaan Danar nggak mudah berubah apalagi kalo masalah cewek. Gue yakin." Raisya mencoba meyakinkan Tiara dengan ucapannya.

"Atau lo ngomong aja sama Danar?" Raisya menatap Tiara dengan penuh arti.

"Maksud lo?" Ia tersenyum ke arah Tiara dan menunjuk arah belakang dengan dagunya membuat Tiara secara tidak sadar menoleh ke belakang. Ia melihat Danar berjalan mendekat kearahnya.

"Gue pikir lo butuh waktu berdua sama Danar, Good luck ya!" Raisya segera meninggalkan Tiara sebelum Danar mendekat.

Raisya memang teman yang paling dekat dengan Danar dan Tiara, tapi untuk menyelesaikan masalah bukan wewenang Raisya untuk ikut campur. Raisya pergi dengan senyum terkembang dikedua sudut bibirnya.

~oOo~

"Pagi Ayah.. Pagi Bunda" Raisya berjalan menghampiri kedua orang tuanya untuk mencium pipi mereka secara bergantian sebelum menempati tempat duduk untuk sarapan. Ia siap bekerja terlihat dari pakaian kerja dilengkapi dengan blazer putih, membuatnya terlihat segar.

[NEW] Secret and MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang