Sudah seminggu Aulia mengurung diri dan selama itu pula Rizky selalu menemani Aulia yang terus menangis setelah Rizky membawa kabar kalau dia tidak di perbolehkan untuk masuk ke rumah ibunya dan tidak bisa menemui Hanan.
"Hanan ibu kangen..." itulah kata-kata yang selalu diucapkan oleh Aulia. Badannya mulai mengurus dan kantung matanya membuatnya terlihat seperti mayat hidup.
"Sayang, kamu makan yah? Udah seminggu kamu gak makan." Bujuk Rizky yang membawa makanan di tangannya.
"Gak mau. Aku mau Hanan"
"Iya sayang, nanti aku kesana lagi untuk mengambil Hanan."
"Gak mau aku mau Hanan, kalau Hanan udah ada baru aku makan" ujar Aulia dan langsung berjalan masuk ke kamarnya dan mengunci diri.
Rizky tau kalau Aulia sangat merindukan Hanan, 3 tahun hidup bersama tanpa ada gangguan sampai akhirnya dia datang dan menghancurkan segalanya. Ia sadar kalau kehadirannyalah yang membuat ibu dan anak ini terpisah, ia tidak mengharapkan hal ini terjadi namun inilah kenyataannya.
Malam sudah semakin larut namun Aulia belum juga istirahat. Ia masih melamun memikirkan Hanan.
"Sayang, apa kamu tidak rindu ibu? Apa kamu bahagia disana nak?" Gumam Aulia.
Aulia berjalan keluar dari rumahnya tanpa membangunkan Rizky yang sedang tidur di ruang keluarganya. Ia berjalan menyusuri jalanan ibu kota yang tidak pernah tidur ini menuju sebuah rumah megah. Ia terus berjalan hingga akhirnya dia sampai ke tujuannya.
"Hanan... Hanan.... ibu datang, Hanan...." teriak Aulia dari pagar rumah megah tersebut berharap Hanan akan mendengarkannya.
"Heh, kamu siapa? Teriak, teriak gak jelas di rumah orang, pergi kamu." Tegur satpam yang menjaga di rumah tersebut.
"Saya mau ketemu anak saya."
"Den Hanan?" Aulia mengangguk.
"Mana mungkin den Hanan punya ibu macam kamu, kata nyonya ibunya itu udah meninggal jadi nyonya yang mengurusnya." Aulia tertegun mendengar ucapan satpam tersebut bisa-bisanya ibu Rizky mengatakan kalau Aulia telah tiada. Aulia sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan satpam tersebut dia memilih untuk duduk di depan tembok pagar menunggu hingga pagi untuk melihat Hanan.
Sang matahari telah terlihat di ufuk timur, Aulia yang ketiduran ditempatnya langsung saja terbangun karena sinar matahari yang menyilaukan mata. Aulia bangkit dari duduknya dan melihat ke halaman rumah memastikan kalau Hanan berada disana.
Aulia tersenyum melihat Hanan yang bermain dengan berbagai macam mainan baru. 'Kamu bahagia nak. Bermain dengan mainan yang bagus. Maaf kalau selama ini ibu tidak bisa memberikanmu sesuatu yang kamu inginkan.' Batin Aulia.
"Hanan..." panggil Aulia. Hanan yang sedang sendiri karena ditinggal oleh pangasuhnya berbalik mencari suara yang di dengarnya hingga mata kecilnya melihat kearah sang ibu.
"Ibu..." Hanan berdiri dari duduknya dan berjalan dengan capat menuju sang ibu.
"Bu... Anan mau pulang, Anan ndak cuka dicini." Rengek Hanan.
"Hei! Mau apa kamu kesini?!" Teriak ibu Rizky.
"Saya kesini mau bertemu dengan anak saya bu..."
"Iyya,"panggil seseorang dibelakang Aulia. Dia adalah Rizky.
"Tini..." panggil ibu Rizky dan orang yang dipanggil langsung datang dan menghadap pada sang majikan.
"Ada apa bu?" Tanyanya.
"Bawa Hanan masuk." Tanpa menunggu perintah dua kali. Pembantu tersebut langsung mengambil Hanan dan menggendongnya.
"Hanan..." teriak Aulia ketika Hanan sudah dibawa masuk oleh pembantu yang membawanya. Rizky yang melihat itu hanya pasrah karena dia sendiripun tidak bisa masuk untuk bertemu dengan Hanan.
"Sayang, kita pulang yah." Dengan terpaksa Aulia pergi meninggalkan rumah ibu Rizky. Sesampainya dirumah, Aulia langsung masuk kedalam rumahnya tanpa menunggu Rizky. Rizky yang melihat Aulia berjalan masuk ke rumah tanpa menunggunya langsung menyusul namun Aulia menghentikannya.
"Stop!" Ucap Aulia.
"Kenapa?"
"Sekarang kakak pergi dari sini, aku gak mau lihat kakak ada disini lagi."
"Tapi kenapa?"
"Kenapa kakak bilang?. Gara-gara kamu datang kesini, Hanan pergi. Aku sudah bahagia hidup berdua dengan Hanan walau banyak orang yang menghinaku tapi ketika kamu datang Hanan pergi. mungkin hari ini aku bisa bertemu dengan Hanan. Tapi besok? Mana mungkin aku bisa bertemu dengan anakku yang selama 3 tahun aku rawat tanpa bantuan orang lain. Sekarang kamu pergi kak!!" Usir Aulia. Ia menutup pintu rumahnya dan masuk ke kamarnya. Di dalam kamar, dia hanya duduk termenung sambil memeluk baju Hanan dan sedikit demi sedikit air matanya jatuh.
"Hanan... jangan pernah lupain ibu yah? Ibu sangat cinta dan sayang sama Hanan."
Semenjak kejadian itu, setiap Aulia ke rumah ibu Rizky, dia pasti diusir oleh satpam yang menjaga rumah tersebut sampai ia mendengar kalau Hanan telah dibawa oleh ibu Rizky ke luar negeri. Setelah mendengar kabar itu Aulia tidak pernah lagi ke rumah itu dan dia hanya mengurung dirinya dan itu membuatnya depresi. Rizky yang mengintai rumah Aulia curiga karena beberapa hari Aulia tidak pernah keluar rumah dan lampu dirumahnya pun tidak menyala.
Akhirnya, Rizky berinisiatif untuk masuk ke rumah Aulia dan mengecek keadaan Aulia namun rumah itu terkunci setelah berbagai cara ia gunakan untuk membuka rumah itu akhirnya ia bisa masuk dan betapa terkejutnya ia melihat isi rumah tersebut berantakan seperti kapal pecah dan dengan segera Rizky masuk kekamar Aulia. Dia terkejut melihat Aulia yang tidak sadarkan diri dengan segera Rizky membawa Aulia ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Son
RandomDia yang menemaniku selama ini sampai dia kembali dan akan ku bahagiakan dia dengan segala yang aku punya. -Aulia-