Author pov
Sekembalinya Aulia dari rumah sakit, ia melihat barang-barangnya berserakan di depan kontrakannya. Aulia segera berlari menghampiri ibu yang memiliki kontrakan tersebut yang sedang mengunci kontrakannya.
"Bu... jangan usir saya bu, saya gak punya tempat tinggal bu, saya mohon." Ucap Aulia sambil memohon dikaki pemilik kontrakan tersebut."Heh!! Kamu itu udah gak bayar kontrakan 4 bulan dan saya tidak peduli kamu sama anak haram kamu itu tinggal dimana. Jadi, kamu pergi dari sini!!" Ucap ibu tersebut dengan nada tinggi. Ibu tersebut pergi meninggalkan Aulia yang masih duduk ditempatnya sambil sesegukan dan dengan terpaksa ia mengumpulkan semua barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah semua barang-barangnya masuk ke dalam tas, ia pun pergi meninggalkan kontrakan tersebut dan berjalan menyusuri jalanan ibu kota. Hari sudah gelap, ia melihat jam yang melingkar di tangannya.
"Udah jam 10 malam." Gumamnya. Aulia sudah berjalan selama 5 jam, namun ia tak memiliki tujuan untuk pergi kemana. Aulia telah lelah berjalan selama 5 jam mencari tempat tinggal untuknya dan Hanan jadi dia memutuskan untuk beristirahat di halte bus malam ini.
Sudah 2 jam Aulia tidur dengan posisi duduk sambil menggendong Hanan yang juga telah tertidur pulas. Sampai sebuah mobil berhenti di depannya namun Aulia tidak juga bangun. Pria yang mengemudi mobil itu turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri Aulia yang tidur.
"Iyya," panggil pria tersebut dan itu membuat Aulia terbangun dari tidurnya.
"Ri...Rizky?" Jawab Aulia terbata. Aulia dengan sigap langsung mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan halte tersebut, namun Rizky dengan cepat mencekal tangan Aulia. Aulia memberontak karena ingin pergi.
"Lepasin tangan gue!" Ujar Aulia kesal.
"Yang, kumohon jangan pergi." Pinta Rizky dengan sendu. Aulia tertegun ditempatnya karena mendengar suara Rizky yang melembut. Hanan yang dari tadi tidur langsung menangis karena dia kelaparan.
"Cup, cup, cup. Anak ibu lapar yah?" Ucap Aulia sambil mendiamkan Hanan yang menangis, dia bingung bagaimana cara menyusui Hanan sementara dia berada ditempat umum. Rizky yang mendengar Hanan menangis langsung terdiam.
"Apa dia anakku?" Tanya Rizky.
"Bukan, dia bukan anakmu. Sejak dia ditolak mentah-mentah oleh orangtuamu, dia bukan anakmu lagi." Jelas Aulia. "Sekarang kamu pergi, jangan pernah muncul dihadapanku lagi dan yang aku tau kamu sudah memiliki istri dan saat ini dia sedang mengandung. Jadi, pergilah dari sini jangan pernah temui aku ataupun anakku." Setelah mengucapkan itu, Aulia langsung pergi dari halte tersebut dan meninggalkan Rizky yang mematung ditempatnya karena mendengar ucapan Aulia tadi.
"Suatu saat nanti, aku akan datang dan menjemputmu, sayang." Gumam Rizky dan pergi meninggalkan halte tersebut.
Aulia Pov
Aku berjalan dengan cepat meninggalkan Rizky. Aku baru ingat kalau di dekat halte tadi jalan menuju rumahku. Rumah yang ku tempati dengan orangtuaku, aku kembali berjalan ke menuju rumahku tersebut. Sesampainya aku disana, aku segera mengistirahatkan badanku dan Hanan yang tertidur pulas karena lelah menangis.Keesokan paginya, aku terbangun saat sinar matahari masuk ke dalam kamar tidurku. Aku melihat ke sampingku, Hanan masih tidur. Aku memutuskan untuk memasak untuk sarapan dahulu. setelah sarapan, Aulia membersihkan rumahnya yang terbilang mungil itu. Bagaimana tidak rumah itu hanya memiliki satu kamar tidur, ruang keluarga yang juga ruanh tamu, dapur, dan kamar mandi. Belum selesai membersihkan rumah, Hanan menangis karena kelaparan. Selesai menyusui Hanan, Aulia bergegas memandikan Hanan di kamar mandi dekat dapur tersebut.
------------
Author Pov
3 tahun kemudian....."Ibu...." panggil Hanan kepada sang ibu yang sedang memasak untuk makan malam mereka berdua.
"Iya, tunggu sebentar nak." Teriak Aulia dari dapur. Setelah masakannya selesai, Aulia langsung membawa masakannya ke ruang keluarga dan duduk dilantai disamping Hanan yang sedang nonton televisi. Ruangan itu tidak terisi perabotan apapun selain meja dan tv selebihnya hanya karpet yang digelar Untuk menutupi dinginnya lantai. Hanan mulai menyantap makanan yang sudah dibuat oleh sang ibu walau hanya nasi dan tempe, mereka berdua sudah cukup bersyukur karena bisa makan. Setelah selesai makan, Aulia membawa piring yang kotor untuk segera dicuci, selesai mencuci piring ia kembali ke ruang keluarga dan menikmati malam dengan sang buah hati.
"Hanan, nontonnya jangan deket-deket nanti mata kamu rusak." Hanan yang mendengar teguran sang ibu langsung menjauh dari tv.
"Bu..."panggil Hanan.
"Kenapa sayang?" Tanya Aulia. Hanan menangis dan langsung memeluk Aulia. "Anak ibu, kenapa? Kok nangis?"
"Ayah, Anan mau Ayah, bu..." kata Hanan.
"Nak, Ayah lagi kerja untuk beliin Hanan mobil yang ada remotnya. Kan Hanan mau mainan."
"Gak mau bu... Anan mau Ayah..." setelah mengucapkan itu, Hanan langsung berlari menuju kamar dan menangis. Aulia tidak bisa berbuat banyak untuk menuruti keinginan Hanan.
Lain halnya dengan seorang pria yang sedang duduk diruang kerjanya sambil menatap foto wanita yang sedang tersenyum lebar kearah sang pria yang ada didalam foto tersebut.
"Sayang, kamu dimana? Aku mau ketemu sama kamu dan anak kita." Gumam pria itu dengan air mata yang menetes. Pria itu adalah Rizky, sang manta kekasih Aulia dan juga ayah dari Raziq Hanan. Ketukan dipintu membuatnya kaget dan langsung menyuruh orang itu masuk dan ternyata itu adalah Maya, istri yang dinikahinya karena keterpaksaan karena sang ibu yang memaksanya.
"Lo ngapain kesini? Ganggu aja." Ujar Rizky dingin.
"Aku hanya ingin menuruti permintaan Raya untuk ketemu dengan papanya."
"Sekarang, dengar baik-baik apa yang mau gue omongin sama lo. Satu, gue bukan papa dari anak Lo. Kedua, anak gue cuma satu dan itu anak gue sama Aulia. Ketiga, jangan pernah ganggu gue kalo gue ada diruang kerja gue. Keempat, kalo anak lo minta ketemu sama papanya bawa dia ke PAPA KANDUNGNYA bukan ke gue. Ngerti lo?" Maya hanya bis mengangguk dan pergi dari ruang dari kerja Rizky.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Son
RandomDia yang menemaniku selama ini sampai dia kembali dan akan ku bahagiakan dia dengan segala yang aku punya. -Aulia-