6

16.7K 628 14
                                    

Author pov
Dibelahan dunia lain, Hanan terus saja menangis memanggil sang ibu, namun yang dipanggil tak kunjung datang dan membuatnya tambah menangis. Sang nenek yang melihatnya menangis langsung saja meninggalkan Hanan didalam kamarnya.
"kalau saja dia bukan anak Rizky dan penerus perusahaan keluargaku, aku tak sudi untuk merawatnya." gerutu ibu Rizky. Setelah pergi meninggalkan kamar Hanan, ibu Rizky memanggil pembantu dari ruang keluarga.

"Mina...." teriaknya, tak lama kemudian pembantu yang dipanggil pun datang.

"ada apa bu?" tanyanya

"kamu urus anak itu buat dia tenang dan beri makan. Saya pusing mendengar tangisannya."

"baik bu" Setelah pembantu tersebut meninggalkannya, ibu Rizky pergi menuju kamarnya.

++++++++

Rizky pov
Setelah membawa Aulia ke rumah sakit. Suster menyuruhku untuk ke bagian administrasi. Selesai mengurus administrasi, aku melihat UGD sudah kosong dan aku pun bertanya kepada suster yang sedang berjaga disitu.

"permisi sus, pasien atas nama Aulia dimana yah?" tanyaku.
"pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP lantai 3 dan dokter meminta keluarga untuk bertemu dengannya karena ingin menjelaskan keadaan pasien." jelas suster itu.

"baiklah, kalau begitu ruang dokternya disebelah mana yah?"

"anda keluar dari ruangan ini, lurus saja belok ke kanan ruang pertama."

"ok, terima kasih sus."

"sama-sama" Setelah keluar dari ruang UGD, aku berjalan mencari ruangan dokter itu sesuai instruksi dari suster tadi. Setelah mendapatkannya, aku langsung mengetuk pintunya dan aku mendengar suara kalau aku sudah boleh masuk.

"selamat malam dok." sapaku

"selamat malam, apakah anda keluarga dari pasien Aulia?"

"ya, saya tunangannya. Ada apa dengan tunangan saya dok? Apa dia baik-baik saja?" tanyaku penasaran.

"begini pak, pasien mengalami depresi berat yang mungkin dapat memicu gangguan jiwa dan saya juga melihat pasien mengalami dehidrasi dan maag sehingga kami menyarankan untuk melakukan perawatan sampai pasien sembuh dari dehidrasinya dan maagnya. Tapi untuk depresi beratnya saya menyarankan agar dibawa ke rumah sakit jiwa untuk dapat ditangani lebih lanjut yang lebih ahli. Yang paling saya sarankan sebaiknya pasien dirawat oleh keluarga kerena keluarga adalah yang paling dekat dan itu dapat mempercapat penyambuhannya." jelas dokter tersebut.

"baik dok. Kalau begitu saya permisi. Selamat malam."

"ya, malam." Setelah berkonsultasi dengan dokter, aku menuju ruang rawat Aulia. Aku melihatnya tertidur pulas 'mungkin efek obat bius' gumamku. Tak lama kemudian, aku mendengarnya mengigau.

"Hanan...Hanan... Jangan tinggalin ibu... Hanan!!!" mata itu terbuka dengan nafas yang memburu.

"kamu gak papa sayang?" tanyaku memastikan. Dia hanya diam, tak menanggapi pertanyaanku malahan dia menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong.

"Hanan udah makan? Udah minum susu? Ibu kangen sama Hanan, ibu rindu sama Hanan, ibu cinta sama Hanan. Pulang nak..." gumamnya dengan tangis. Aku memeluknya meredakan tangisnya sambil meminta maaf namun tidak ada respon dari Aulia.

+++++++
Author pov
Kembali ke belahan dunia lainnya.

"bu... bu..." panggil pembantu itu kepada majikannya yang sedang bersantai di taman belakang rumahnya.

"ada apa Mina?" tanyanya.

"itu bu, den Hanan sakit, badannya panas."

"ya kamu rawat saja dia dan kalau bisa sembuh dalam 3 hari tidak usah dibawa kerumah sakit buang buang uang saja. Ya udah, kamu rawat saja dia. Saya tidak mau mendengar hal yang penting." setelah mengucapkan kata kata itu dengan terpaksa Mina pergi dari tempatnya, berjalan kedapur untuk mengyiapkan kompres untuk Hanan.

++++++++

Hai..... Maaf yah baru nongol lagi, soalnya kemarin kemarin sibuk urus-urus berkas maklumlah namanya juga siswa kelas 3 dan lagi UN nih.

Jadi, maaf kalau part ini sedikit nanti kalau selesai UN, aku bakalan update lagi yg banyak.

For My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang