BAB EMPAT

1.9K 228 27
                                    

Haleoo!!

Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih kepada semua pembaca cerita-cerita saya selama ini. Meski saya masih amatiran dan sering PHP, tapi saya usahakan semua cerita saya bakalan diselesain (insyaallah).

Saya update hari ini dengan dua alasan. Satu, saya memang mau update hari ini. Dua, hamster saya yang telah menemani selama enam tahun ini meninggal dunia kemarin. Kemungkinan karena gak sengaja kesiram air. Maklum, kata dokter hewan hamster memamg pada dasarnya gak tahan air dingin.

Jadi, mohon maaf banget ya kalau banyak typo di bab ini. Bab ini saya dedikasikan untuk Hunyu (hamster saya).

Thanks for the attention!

÷÷÷÷÷

ELENA SUDAH TERTIDUR PULAS saat Roni masuk ke kamarnya. Lelaki itu naik ke atas kasur dengan perlahan-lahan,mencoba untuk tidak membangunkan gadis itu.

Tangannya mengusap pipi Elena dengan lembut, menyingkirkan helaian-helaian rambut yang menutupi telinganya. Senyum tersungging di bibir Roni, senyum yang sangat jarang ditampilkannya.

"Maaf" bisik Roni, wajahnya mendekat dan....

Hanya Roni dan Tuhan yang tau hal apa yang dilakukan lelaki itu.

÷÷÷÷÷

Elena terbangun dengan perasaan senang, mimpinya malam tadi terasa sangat nyata. Terutama saat Roni mengusap pipinya, mencium keningnya, dan terakhir memeluk tubuhnya.

Membayangkannya saja sudah membuat Elena malu setengah mati.

Elena berpapasan dengan Budi di lorong, lelaki itu mengedipkan sebelah matanya saat Elena menatapnya.

"Roni ada di dapur, dia menunggumu" bisik Budi pada Elena "semangat ya"

Elena mengangguk "oke"

Roni sedang sibuk didapur -entah membuat apa-  kepalanya menoleh saat Elena masuk.

"Hai Elena" sapa Roni dengan nada riang

Elena mengernyit, merasa bingung melihat Roni yang terlihat senang.

"Hei, kau kenapa? Aku sudah menyiapkan sarapan" ucap Roni tiba-tiba. Elena menarik kursi dan duduk diatasnya.

Elena menggeleng pelan, senyum mengembang di wajahnya "tidak apa-apa. Hanya....kaget?"

Roni mengernyit "apa maksudmu?"

"Ta....tak apa, jangan dipikirkan. A...aku makan ya"
Sahut Elena cepat-cepat

÷÷÷÷÷

Rinka menggerutu ketika membuka lemari makanan dan mendapati tepung terigu, garam, dan ragi yang habis. Padahal dia ingin membuat roti.

Eko menepuk bahunya pelan "hei Rinka, ada apa?"

Rinka menoleh dan menunjuk lemari dibelakangnya "tepung, ragi, sama garam habis. Padahal aku mau bikin roti"

Eko mengangkat kedua tangannya ke udara "maaf Rinka, tapi aku harus memperbaiki senjata-senjata di gudang"

"Biar aku saja"

Eko dan Rinka menoleh bersamaan. Menatap Elena dan Roni yang bicara bersamaan. Roni menatap Elena tajam "biar aku saja"

Elena balas menatap lelaki itu dengan tatapan yang tak kalah menakutkan (dan baru kali ini dilakukannya) "aku saja!"

Tepat sebelum perang dunia antara Roni dan Elena pecah, Rinka menyuruh keduanya untuk pergi ke supermarket.

÷÷÷÷÷

My Wild Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang