BAB DUABELAS

1.9K 168 9
                                    

Rasa sakit menyerang Roni saat dirinya tersadar. Matanya membuka dan melihat beberapa orang yang duduk didekatnya.

"Elena?" Bisik Roni, lirih.

Elena yang melihat dirinya tersadar tanpa tedeng aling-aling langsung memeluk Roni hingga wajah lelaki itu memerah.

Budi dan Kirana yang melihatnya tertawa keras.

"Hai Roni"

Roni menoleh ke asal suara dan menatap seorang polisi yang duduk disampingnya. Matanya melebar dan tanpa sadar dia berkata

"Ayah?"

÷÷÷÷÷

Elena, Budi, dan Kirana sontak menahan nafas dan menatap si polisi yang melihat Roni sambil tersenyum.

"Kau....betulan ayah?" Ucap Roni

Si polisi mengangguk dan memperlihatkan emblem namanya, disana tertulis 'Erick Siswanto'.

Erick mengangkat tangannya dan saat dirinya ingin mengusap rambut Roni, pemuda itu justru menjauh

"Roni....kau kenapa?" Tanyanya

Elena merinding saat melihat wajah Roni yang menggelap, kedua alisnya bertaut dan matanya menatap Erick-ayahnya- dengan murka

"Kenapa kau membiarkan iblis itu menjadi ibuku?"

Erick memegang lengan Roni dan pemuda itu menghempaskannya hingga terlepas "Roni, dengarkan ayah dulu"

Roni menggeleng-gelengkan kepalanya "Kenapa kau meninggalkan mama?"

"Roni...."

"Kenapa kau membiarkan mama mati ditangan bedebah setan itu?!"

"Roni...."

"Kenapa kau membiarkan aku disiksa olehnya?!"

Erick tersentak dan melihat mata Roni yang berkaca-kaca, tangan pemuda itu mengepal menahan marah. Dengan perasaan sakit, Roni berbalik dan berlari. Meninggalkan mereka semua.

÷÷÷÷÷

Elena hanya bisa terdiam saat melihat Erick yang mengejar Roni. Membiarkan punggung keduanya menghilang perlahan-lahan. Budi menepuk bahunya pelan

"Aku akan menceritakan semua yang ku tahu" ucap Budi

÷÷÷÷÷

"Roni bergabung dengan kami tiga tahun yang lalu. Saat itu dia kami temukan di saluran air yang telah mengering dalam keadaan.... luka parah. Tubuhnya penuh luka lebam dan gores."

Budi terdiam sejenak dan menatap Elena "kau pasti mau mendengar lanjutannya kan?"

Elena mengangguk "tentu saja"

"Aku tak tahu kenapa dia bisa sampai begitu. Yang jelas, dia bergabung dengan kami dan tinggal di bawah tanah. Saat dia memiliki Zikri sebagai partnernya, perlahan-lahan traumanya menghilang. Tapi saat Zikri meninggal....dia kembali menjadi Roni yang dulu"

Kirana memegang tangan Elena, membuat gadis itu mendongakkan kepalanya "tapi kau berhasil membantunya kembali Elena!"

Budi menyeringai dan mengusap rambut Elena "Kirana benar, kami harus berterima kasih padamu!"

"Kalau kau tak mau melihat aku yang mengamuk, sebaiknya kau menjauhkan tanganmu darinya, Budi"

Ketiganya menengok dan melihat Roni yang berdiri
-masih dengan tatapan murka- dibelakang mereka. Budi langsung menjauhkan tangannya dari Elena dan Roni menarik Elena, memeluk gadis itu dengan posesif. Seolah-olah tidak mau gadis itu direbut orang lain -dan itu memang benar-.

Erick datang dari belakang dan berdiri disebelah Roni "Roni....aku"

Roni mengangkat tangannya "aku sudah paham semuanya. Kau tak perlu menjelaskannya."

"Tapi...."

"Jika kau ayah yang sebenarnya, temui aku di taman kota. Besok. Jam satu siang."

"Roni, ke mana kau selama ini?"

Roni menoleh dan menatap Erick dengan tatapan tajam "justru aku yang sangat ingin bertanya padamu soal itu"

"Ayo semuanya, kita pulang"
Ucap Budi tiba-tiba. Roni mengambil jaketnya yang tergeletak di lantai dan berjalan mengikuti Budi dan yang lain.

÷÷÷÷÷

Erick hanya bisa memandangi punggung anaknya yang perlahan-lahan menghilang melewati pintu belakang. Inspektur James menepuk bahunya hingga membuat dirinya tersentak.

"Astaga, James!! Kau mengagetkanku!" Ucap Erick

James mengatupkan kedua tangannya "maaf Erick! Omong-omong kau tadi berbicara dengan siapa? Sampai kejar-kejaran begitu?"

Erick tersenyum kecut " dia anakku"

Inspektur James tersenyum "dia benar-benar mirip denganmu, Erick"

"Memang"

"Omong-omong, apa kau tahu soal Underground Bullet?"

Erick mengangguk "tentu saja! Sudah lima tahun ini mereka sering diperbincangkan. Tapi tak ada yang tahu identitas mereka."

Inspektur James mengusap-usap dagunya "kau tahu? Si Master Puppet tadi mengatakan sesuatu soal anakmu itu"

Erick mengernyitkan keningnya "apa yang dia katakan?"

"Katanya, anakmu itu adalah salah satu anggota Underground Bullet"

÷÷÷÷÷

TO BE CONTINUED....



My Wild Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang