Chapter 1

112 1 1
                                    

Hujan baru berhenti beberapa menit yang lalu, menyisahkan seorang gadis yang termenung menatap taman kecil di depan rumah.

Gadis berparas cantik itu melihat kearah belakang saat ia merasakan ada yang menatapnya dari jauh. "Loh, kamu belum berangkat?" gadis itu menggelengkan kepalanya lalu tersenyum tipis. "Belum, Bik."

"Ini kan hari pertama kamu kalau kamu udah telat ribet dong."

"Iya Bik, sebentar lagi mom sampe kok." kata gadis itu ragu, masalahnya dia ragu dengan apa yang dikatakannya. Ini bukan pertama kali, mom sering memberi harapan yang tidak pasti kepada gadis itu.

Pembantu rumah yang menjaganya menggarukkan tengkuknya yang tidak gatal.

"Enghh...sebenarnya ibu kamu tidak jadi pulang." gadis itu tidak terkejut, kejadian seperti ini terjadi bukan hanya sekali. Gadis itu menatap pemandangan di depan kembali. "Bisa tolong panggilkan taxi, Bik?"

*

Kota yang di penuhi banyak kendaraan memadati jalan raya, membuat kemacetan yang tidak bisa di elakkan.

Gadis yang bernama Cassie Fransesca itu menatap jalanan dengan pandangan lesu. Mom dan Dad tidak pernah mengerti dirinya. Dia hanya butuh kasih sayang yang dulu pernah didapatkannya, tetapi sekarang dia sudah jarang mendapatkannya.

Dad menjadi lebih sibuk, sering keluar kota atau bahkan negeri untuk melancarkan meeting penting. Meeting yang lebih penting dari dirinya. Pemikiran itu membuat air mata yang ditahannya ingin runtuh tetapi tetap ditahannya agar tidak tumpah, Supir taxi akan menganggapnya gila jika dia menangis dengan tiba-tiba.

Alasan dia meninggalkan sekolah lamanya hanya karena Mom menyuruhnya untuk tinggal bersama dengan Mom dan Dad. Mom memang sering melancarkan meeting di kota ini, itu alasan kenapa Mom menyuruhnya untuk pindah sekolah. Pertamanya, Ia tidak tau harus bagaimana menyikapi hal ini, di lain sisi dia senang sedangkan di sisi lain dia sedih. Sedih karena meninggalkan teman lamanya walaupun dia hanya memiliki beberapa teman yang dekat dengannya atau senang karena akhirnya dia bisa menerima kasih sayang itu kembali.

Tetapi kesenangan yang baru beberapa minggu di terimanya, hancur seketika saat mom dan dad  melancarkan meeting yang bukan di kota ini lagi tetapi di luar negri. Harapannya pupus seketika saat mom berkata, "Cassie, mom harus keluar negeri selama beberapa bulan."

Ia kira mereka sudah bisa membentuk satu keluarga seperti teman-temannya yang lain. Makan bersama dipenuhi dengan canda tawa, bukan dengan kesepian. Secara ekonomi, Cassie mampu membeli segala barang yang diinginkannya dikarenakan mom dan dad mampu membelikan apapun yang ia mau.

Tetapi, bukan itu yang Cassie mau. Jika dia bisa membeli cinta kasih, dia ingin membeli itu, tidak peduli jika dia harus mengeluarkan uang yang banyak untuk itu. Toh, mom dan dad mampu membayarnya.

Lamunannya terpecahkan, saat mobil taxi sudah mendekati sekolah barunya. Ia menatap argo yang tertera di layar taxi lalu mengeluarkan dompet dari dalam tas untuk membayar taxi.

Ia telat pada hari pertama sekolahnya, ia tau itu tetapi ia tidak bisa menyalahkan siapapun. Mom memang berjanji untuk pulang tadi subuh dan akan mengantarnya ke sekolah pagi ini, tetapi seperti biasa mom mengingkari janjinya. Ia yang salah karena ia terlalu semangat untuk menunggu.

Menghembuskan nafas sebentar, ia membuka pintu taxi, menatap gerbang sekolah barunya sebentar lalu menjalankan kaki untuk masuk kedalam sekolah barunya.

Suara motor terdengar dari arah belakang, ia memutar badannya untuk melihat asal suara tersebut.

Pria yang merasa sedang ditatap itu, menatap seseorang yang sedang menatapnya. Gadis itu langsung menatap arah lain, saat kontak mata terjadi selama beberapa detik. Wajah pria itu samar karena pria itu sedang memakai helm. Gadis itu melanjutkan langkahnya kembali dengan santai.

Pria berwajah blasteran-James itu melepaskan helm yang melekat di kepalanya, menitipkan helmnya pada pak satpam lalu bersiul-siul sambil mencari kelas.

James menemukan gadis yang di temukannya di dekat gerbang sekolah. Gadis itu terlihat kebingungan untuk mencari kelasnya. Tampak seperti murid baru.

Gadis itu merasakan ada yang mengikutinya, secara refleks dia memutar kepalanya untuk melihat kebelakang.

Dalam hitungan detik, tubuhnya menegang.

*

James pov

Hujan yang turun dengan deras membuatku harus menunggu hujan sampai henti. Ditambah kemacetan yang pasti akan terjadi membuatku harus telat pada hari pertama sekolah.

Aku melihat seorang gadis turun dari taxi, wajahnya tertutupi oleh rambut panjangnya saat aku ingin melihat wajahnya lebih jelas.

Ia melihatku saat aku sudah berada di dekat gerbang sekolah. Cantik, itu kata pertama yang muncul dari pikiranku saat menatapnya. Ia mengangkat alisnya lalu menjalankan kakinya kembali.

Aku memakirkan motorku di tempat biasa lalu menitipkan helm kepada satpam penjaga sekolah. Aku bersiul-siul sambil mencari kelas baruku, belum lama aku mencari kelasku, aku menemukan gadis tadi lagi.

Ia seperti kebingungan untuk mencari kelasnya, mungkin ia murid baru di sekolah ini.

Ia memutar kepalanya untuk melihatku, aku bisa melihat perubahan wajahnya saat melihatku.

Ia terlihat terkejut, oh ayolah aku tau aku tampan. Sebelum aku memanggilnya, ia sudah lari seperti ingin kabur dariku.

Aku mengejarnya. "Hei," ia tetap tidak mengacuhkanku, harga diriku sebagai pria marah saat melihatnya tidak menjawab panggilanku.

Banyak gadis berbondong-bondong untuk mengambil perhatianku dan gadis itu dengan mudahnya tidak mengacuhkanku. Aku tetap mengejarnya tetapi lebih cepat dari tadi.

Aku menarik tangannya saat aku sudah berada di dekatnya, tetapi aku tidak tau apa yang terjadi, ia tiba-tiba terpeleset lalu jatuh dalam dekapanku. Aku bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat, sebelum aku bisa mencerna apa yang terjadi. Aku mendengar suara pak kepala sekolah yang berteriak dengan keras.

"Apa yang sedang kalian lakukan disana?"

A little secretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang