1 Roof with Superstar

3.9K 35 4
                                    

Aleesha P.O.V

     Aku menghempaskan tubuh ku di atas sofa lama yang busa nya sudah tercabik-cabik karena termakan umur. Aku menghela napas panjang. Hari yang berat namun membahagiakan. Aku baru saja mendapatkan kabar tentang rumah peninggalan orangtua ku dari seorang pengacara di Amerika.

     Aku ini yatim piatu sejak berumur 9 tahun. Aku di urus oleh Kakek dari pihak ayah ku dari umur 9 tahun hingga berumur 18 tahun. Kakek ku bisa di bilang orang yang lumayan kaya namun, sejak kakek meninggal aku memilih untuk tinggal sendirian di London. Aku masih beruntung Bibi ku masih sering mengirimiku uang setiap bulannya.

    Aku lulusan bisnis dan manajemen dari universitas Oxford. Well, aku memang cukup pintar hehe. Aku sedikit memiliki background keluarga yang tidak begitu baik, ayah dan ibu ku tewas dalam kecelakaan mobil karena terlibat pertengkaran. Kakekku terkesan menutup-nutupi semua hal yang bersangkutan dengan Ayah & Ibu. Maka dari itu aku sembunyi-sembunyi mencari tahu tentang keberadaan rumah Ayah & Ibu yang hingga sekarang aku tidak ingat ada dimana. Karena kecelakaan yang terjadi beberapa tahun silam aku jadi lupa dimana letak rumah Ayah & Ibu yang tersembunyi itu. Usut punya usut Bibi Mary bilang itu rumah persembunyian Ayah dan Ibu saat kawin lari. Ayah dan Ibu ku tidak pernah mendapatkan restu sebelumnya dari Kakekku.

------

    Aku berlari sekuat yang aku mampu. Bagaimana bisa aku terlambat bangun di hari penerbangan ku ke New York. Aku memberhentikan taksi yang akan membawa ku ke Bandara. Aku menghela nafas panjang, bersukur bisa mendapatkan taksi.

       15 menit setelahnya aku sudah sampai di bandara heathrow. Sekitar puluhan orang sudah memenuhi setiap sudut bandara. Siapapun yang pernah ke London jelas tahu bagaimana Bandara itu bekerja. RAMAI.

        Aku merasa sangat terbiasa dengan keramaian di bandara ini namun, suara-suara anak remaja perempuan itu, aku tidak terbiasa. Aku menoleh ke belakang beberapa centi di belakangku ada sekitar 15-20 orang remaja yang berteriak-teriak histeris sambil membawa poster-poster bertuliskan 'I Love One Direction'. Well, yah siapa yang tak tahu mereka Boyband british-irish yang menang dalam acara pencarian bakat bernyanyi Xfactor. Aku sendiri tidak begitu suka mereka, orang-orang munafik yang menyanyikan lagu cinta yang memuakkan. Background kedua orangtuaku yang selalu bertengkar memang membuatku jadi terpengaruh. Cinta itu hanya akan membuat sakit.

        BRUUUKK. Seseorang menabrakku dari belakang hingga aku jatuh tersungkur ke lantai. Ini hal paling memalukkan yang pernah terjadi saat aku di bandara. Siapapun orangnya aku yakinkan dia ini sangat sakit.

        "Oh, Sorry." katanya yang memakai kacamata hitam dengan nafas yang memburu. Aku meringis kesakitan karena lututku yang mencium lantai. Dan ya dia Niall Horan anggota One Direction. Aku tidak heran dia hanya akan mengatakan 'Sorry'. Semua artis dunia juga pasti akan melakukan hal yang sama.

----

      Aku sudah di dalam pesawat sekarang. Percaya atau tidak ini baru penerbanganku yang ke dua. Penerbanganku yang pertama terjadi saat aku baru 15tahun Kakek mengajakku jalan-jalan ke Brazil waktu itu. Aku sangat merindukan Kakek.

      Aku mulai membaca novel yang baru 2 hari lalu ku beli. Aku akan selalu membeli beberapa buku/novel baru saat berpergian.

     Seseorang mulai mengusikku yang tengah asik dengan novel yang baru 2 halaman ku baca. Suara kunyahan makanan ringan mengusik telingaku. Aku sedikit melirik orang yang baru saja menganggu ketenanganku dengan ekor mataku. Niall Horan lagi. Aku menjatuhkan novel yang ku baca ke atas pahaku.

        "Tuan, Bisakah kau makan dengan sedikit lebih tenang ? Kau menganggu ketenanganku." Aku mulai angkat bicara. Aku sedikit kaget melihat seseorang yang duduk di sebelah ku adalah Niall Horan, orang yang tadi menabrakku hingga jatuh tersungkur.

1 Roof with SuperstarWhere stories live. Discover now