Six

778 21 13
                                    

*** 

           Aku bingung setengah mati, apa katanya ? MENIKAH ? No. Aku akan menjadi seorang istri dari Niall Horan ? Tidak.

           Aku menatap Niall dengan dahi yang mengkerut.

               "Jadi sekarang bagaimana ?"

               "Entahlah." Jawabnya sambil mengambil remote TV dan menghidupkannya

                "Apanya yang entahlah ?"

      Yang ditanyai pertanyaan malah diam dan menatap layar TV dengan sangat serius.

       Aku yang gerah karena pertanyaan tak juga di jawab langsung ambil langkah seribu.

          "Jawab atau aku akan berdiri disini terus." Ancamku yang berdiri menghalangi TV sambil merentangkan lengan

             "Kau mau aku jawab apa ?"Tanyanya

             "Yang apa saja yang jelas dapat menyelesaikan masalah ini."

              "Yasudah kita menikah saja. Gampang kan ?"

              "Cara menyelesaikan masalah macam apa itu Niall ?" Aku berdecak

          "Hanya itu satu-satunya cara. Simbiosis mutualisme kau tahu ? Aku untung kau juga di untungkan." Ucapnya santai sambil mengunyah serealnya

              "Berhenti makan saat aku sedang berbicara denganmu." Ucapku memperingatkan

           "Kau, berhentilah bicara saat aku sedang makan." Baiklah, aku kehabisa kata-kata sekarang

    Aku menarik mangkuk serealnya dan menopang daguku dengan lenganku yang di buat membentuk sudut 90 derajat.

         "Niall, tolong serius sedikit. Ini bukan tentang menikahkan seekor kucing. Tidak boleh ada yang main-main dengan pernikahan." Ucapku menguliahinya

      Niall berdeham keras dan menatap mataku dalam-dalam.

          "Menikah kontraklah denganku."

      Mulutku ternganga lebar aku buru-buru menutupnya dengan tanganku sebelum lalat masuk.

          "APA ???"

      "Menikah kontraklah denganku. Kau akan ku gaji dan setelah kita bercerai nanti kau bisa menempati rumah ini sesuka hatimu."

     Aku mencerna baik-baik perkataan Niall tadi. Aku di gaji dan bisa mendapatkan rumah ini. Ku kira simbiosis itu hanya berlaku pada hewan saja, sungguh nilai biologiku waktu di high school sangat buruk.

         "Baiklah aku setuju." Jawabku tanpa pikir panjang lagi

    Aku segera mengambil beberapa lembar kertas note di atas kulkas dan mulai menulis beberapa kontrak yang harus di tanda tangani.

1. Tidak ada kontak fisik. Terutama ciuman. Berpegangan tangan masih bisa diterima 

2. Gaji di bayar setiap satu bulan sekali di tanggal 10 

3. Kedua pihak harus bercerai setelah kurang lebih dua tahun menikah 

4. Tidak boleh mencampuri urusan pihak masing-masing 

5. Tidak tidur dalam satu kamar 

6. Dan yang terakhir. Saat kedua pihak sudah bercerai otomatis rumah dan segala isinya akan langsung menjadi milik pihak ke II (Kim Aleesha Edlyn)

       "Silahkan di tanda tangani." Kataku sambil menyodorkan secarik kertas.

   Niall mengambilnya dan membacanya secara seksama sambil sedikit menyipitkan matanya dan mulai menandatanganinya.

       "Serius tidak boleh ada ciuman ? Kalau terpaksa bagaimana ?" tanyanya sambil mendekatkan wajahnya ke padaku.

       "Tentu saja tetap tidak bisa." Aku melempar pandanganku jauh darinya

     "Oke-oke aku bisa terima surat kontrakmu ini." Ucapnya mengerucutkan bibirnya sambil memanggut-manggut.

      "Dan ingat jangan ada satu orang pun yang tahu tentang masalah ini." Aku memperingatkannya

      "Siap. Perintah diterima." Ucapnya sambil meneruskan ritual makan serealnya yang sempat aku hentikan secara paksa.

-------

       Mungkin hari ini aku akan mematahkan miliaran hati para remaja putri di seluruh dunia. Tidak lama lagi account-account Aleesha Hater's akan segera bermunculan di twitter. Dan mungkin namaku akan masuk dalam deretan Trending Topic Dunia. Maafkan aku directioners, aku punya tips agar kalian bisa di nikahi oleh Niall, paksa Niall untuk membeli rumah orangtua kalian, seperti yang kalian lihat, aku berhasil di nikahi oleh Niall.

       Pernikahan aku dan Niall berlangsung tertutup dan hanya di datangi oleh beberapa teman dan kerabat. Seluruh skenario pernikahan-asli-tapi-palsu ini sudah aku dan Niall atur sedemikian apiknya.

     Kami berdua bahkan baru membeli cincin pernikahan di malam sebelum hari pernikahan. Sungguh bukan pernikahan yang di idam-idamkan oleh seluruh wanita bukan ? Jadi jangan mau menikah dengan Niall

      "Nona sudah waktunya sekarang." Seorang saudara sepupu Niall bernama Ellen memanggilku dari balik pintu. Ellen bertugas menjadi seorang pengiring mempelai wanita.

     Aku memanggut dan mengikuti Ellen. Oh iya, gaun pernikahan ini juga baru di pesan lima hari sebelum hari pernikahan. Aku sangat suka motifnya, aku harap Niall membiarkanku memilikinya setelah kami bercerai nantinya aku bisa memakainya saat aku menikah dengan pria yang ku cintai nanti.

****

     Waktu yang ditunggu tiba. Ellen memasangkanku sebuah mahkota yang terbuat dari berbagai macam bunga, entahlah aku tidak mengenali setiap nama-namanya, aku tidak suka bunga sih.

      Aku berjalan memasuki altar pernikahan. Ellen bertugas membawa keranjang berisi bunga dan berjalan di belakangku. Aku melihat lumayan banyak tamu yang hadir termasuk ke empat orang sahabat Niall, Zayn, Lou, Liam dan Harry. Seluruh tamu menatapku yang berjalan memasuki altar, mungkin mereka bertanya-tanya di mana Niall menemukan putri secantik ini.

     Si bodoh tukang makan itu sudah berdiri menungguku di depan altar pernikahan. Matanya menatapku lurus-lurus. Dia tersenyum padaku, aku tahu itu hanya senyum palsu.

        Saatnya kami berdua untuk mengucapkan janji pernikahan.

       "I Niall James Horan, take you Kim Aleesha Edyln, to be my wedded wife. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness." Ucap Niall memploklamirkan janji pernikahan.

       Lalu saatnya datang untukku mengucapkan janji pernikahan.

        "I Kim Aleesha Edyln, take you Niall James Horan, to be my wedded husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness."

          Lalu kami berdua saling bertukar cincin. Hal yang sangat normal terjadi di setiap pernikahan. Tapi senormal apapun aku merasa ini pernikahan yang tidak normal.

      Selesai kami berdua memploklamirkan janji pernikahan kami berdua, semua tamu yang datang melemparkan senyum yang mengisyarakatkan semoga hidup kalian bahagia hingga maut memisahkan. Namun, tak jarang pula ada yang melempar senyuman, oh tidak seringaian yang mengisyaratakan cepat kembalikan pangeranku. Ups, sepertinya orang-orang yang menyeringai itu adalah remaja putri yang baru saja patah hati karena pangeran mereka yang tukang makan ini baru saja menjadi suamiku.

---------

thanks for reading. Your votes and comments are mean the world to me (:

1 Roof with SuperstarWhere stories live. Discover now