Four

971 27 10
                                    

Chapter ke empat semoga kalian suka :)  

Vote, Comment, Favorite. Semuanya sangat saya butuhkan.  

----- 

        Hujan deras turun sore tadi.Meninggalkan genangan air di jalanan. Aku yang tadinya berniat untuk pulang ke apartmentku untuk mengambil beberapa pakaian pun mengurungkan niat. Aku bersyukur Niall bisa juga baik padaku, ku pikir dia seorang artis yang hanya baik di depan kamera, aku mengutuk pikiranku karena berpikir begitu. 

         Niall memberikanku sebuah kamar. Yaps, Aku diberikan kamar yang cukup luas. Ranjangnya empuk, kamar mandi di dalam kamar, dan ada sebuah televisi layar datar. Tuhan memberkatimu wahai pemuda irlandia yang baik hati. 

       Aku menghidupkan laptopku kembali dengan pekerjaanku, meneruskan beberapa karya tulisku yang sempat tertunda beberapa hari ini. Suara perutku yang sudah dari tadi sore belum di isi makanan berbunyi. Otakku tidak mau bekerja dengan baik jika perutku sedang lapar. 

         Aku berjalan memasuki dapur. Aku membuka kulkas mencari-cari adakah makanan yang bisa ku makan. Aku melihat ada ice cream rasa cokelat dan roti. Aku menjentikkan jari jempol dan jari tengahku. Segera aku mengolesi ice cream itu ke atas sehelai roti dan menutupnya dengan satu helai roti yang lainnya. 

       Jari-jariku menari di atas keyboard. Sesekali aku menghembuskan nafas saat selesai menulis satu paragraf. 

     Malam semakin larut namun ide-ide ceritaku pun makin liar menari-nari di kepala. Aku tidak bisa tidur dengan ide bagus yang berlarian di kepala aku harus menyelesaikan chapter ini. 

----------- 

      Drrt drtt suara alarm membangunkanku.  

      Ya Tuhanku sudah jam 8 pagi. Aku segera pergi ke kamar mandi dan langsung mencuci muka dan menggosok gigiku. Niall mungkin akan segera memarahiku sehabis ini. 

    "ALEESHA MANA SARAPAN PAGIKU?." Aku hampir tersedak oleh busa dari pasta gigiku. Sayangnya hal itu tidak membunuhku. 

       "Aku segera datang." Teriakku seraya mengelap mulutku 

       Aku berlari ke dapur. 

          "Lama sekali. Memangnya kau tidur jam berapa semalam ?" Niall sudah duduk di kursi meja makan dengan semangkuk sereal. Aku langsut melotot ke arahnya 

        "Kau sedang makan serealmu kan sekarang. Lalu kenapa masih memintaku membuatkan sarapan ?" Tanyaku kesal 

         "Kau bercanda ya? Sereal itu tidak membuatku kenyang paling 10 menit aku akan lapar lagi. Cepat buatkan aku pasta." Ucapnya lalu memasukkan sesendok sereal ke dalam mulutnya. 

          Aku mengerucutkan bibirku sambil menggulung rambut panjangku.  

      Aku segera mengambil satu pan yang tergantung di tembok. Aku mengambil panci yang berukuran sedang yang sudah ku isi dengan air dan menaruhnya di atas kompor dan memasukkan spaghetti ke dalamnya tak lupa aku menambahkan sedikit garam dan minyak goreng. 

     Sementara menunggu spaghettinyamatang aku memotong beberapa bawang bombay dan bawang putih.  

    "Waah kau pintar memasak ya ternyata. Aku tidak merasa menyesal memperkerjakanmu sebagai pembantu." ucap Niall di belakang leherku 

    Aku hanya diam dan memberikannya sebuah seringaian.  

*** 

      Aku meletakkan satu piring pasta di atas meja Niall. Okey, Wajah Niall seperti seorang tuna wisma yang tidak pernah melihat makanan sejak dilahirkan. 

1 Roof with SuperstarWhere stories live. Discover now