Author Pov
"Pril!"
Prilly mengangkat wajahnya yang sendu mendengar suara yang memanggilnya pelan. Dua jam berada diruang penyidik membuat kepala Prilly terasa pening. Prilly berdiri dari duduknya melihat Ali muncul didepan ruang pemeriksaan. Sepertinya Ali sudah menunggu sejak dia diperiksa hampir dua jam lalu.
Prilly berdiri dengan badan kaku juga bingung bagaimana bersikap pada Ali, sesungguhnya dia sangat tak enak dengan keadaannya saat ini.Ali memandangnya dengan tatapan menguatkan dan melangkah maju meraih tubuh Prilly yang terasa lemas.
"Sumpah aku gak membawa apapun yang bukan milikku keluar dari rumah mereka!"
Prilly menangis dalam pelukan Ali."Iya, aku percaya sama kamu!"
Ali memgusap punggung Prilly yang sesegukan didadanya."Udah kamu tenang aja, biarkan proses penyelidikan di Tkp menjawab semuanya, serahkan sama penyidik yang bertugas ya...!"
Ali melepaskan pelukan dan memandang Prilly yang berurai airmata. Ali merasa bersimpati pada Hawa yang berada didepannya ini, kenapa hidupnya tak mudah? Rasa ingin melindunginya menjalar memenuhi rongga dada. Saat seperti ini Prilly butuh orang yang mendukungnya dan ia akan selalu mendukung Prilly apapun itu."Aku ada buat kamu, jangan kuatir ya!"
Ali menyentuh kepala Prilly perlahan dan menghapus airmatanya."Ihh, ingusnya sampe keluar gini!"
Ali mencoba mencairkan suasana dengan menggoda Prilly sambil menghapus cairan yang keluar dari hidung Prilly dengan lengan bajunya yang panjang dan memeluknya. Prilly memukul dadanya sambil membuat gerakan menggesekkan hidungnya kebaju Ali seakan mau menyapu ingusnya kebaju kaum Adam yang menenangkan hatinya saat ini.
Ali tertawa memencet hidung Prilly."Kamu pasti lapar, itu tadi sambil menunggu aku belikan makanan...ayo makan!"
Ali mengajak Prilly duduk dibangku panjang yang ada diruangan dimana Ali menemui Prilly dan disana sudah ada fried chiken brand terkenal didalam kantong plastik."Kenapa natapnya gitu, sih?"
Ali dengan telaten membuka makanan yang dibawanya."Kamu baik banget!"
"Akukan sayang sama kamu!"
Prilly merasa tenang melihat senyum Ali. Sudah berulang kali kata sayang itu keluar dari bibir pria itu. Kata yang mampu menyejukkan kalbunya walaupun dia tentu tak bisa mengartikan apa - apa selain sayang pada seorang sahabat yang melihat sahabatnya sedang kesusahan. Untuk pertama kalinya, Prilly merasa mempunyai sahabat yang benar - benar Sahabat. Tak meninggalkannya pada saat dia sedang susah.
"Ayo makan!"
Ali membuka bulatan nasi yang dibungkus kertas khas frief chiken dan mendekatkan ujungnya kemulut Prilly."Aku aja!"
Prilly tak enak dengan sikap Ali yang terlalu perhatian, membuat darahnya mengalir lebih cepat."Enggak, kamu pegang ayamnya, ntar kamu gigit nasinya dari aku, lalu ayamnya dari tangan kamu sendiri, ya!"
Prilly terpaksa menurutinya dengan perasaan yang sesungguhnya teramat sangat nyaman dengan perlakuan Ali. Seperti Princess. Sangat dimanjakan."Kamu coba juga, Li!"
Prilly menyuapkan ayam yang dipegangnya pada Ali. Dan Ali juga menggigit nasi yang ada ditangannya.
Ali menatap Prilly dengan senyuman yang tak pernah berhenti dari bibirnya. Dipikirannya sekarang hanyalah menghibur Prilly agar tak terlalu gundah.##########
Ali Pov
"Kamu gak pulang?"
Prilly menatapku tak enak."Aku mau nemenin kamu!"
Aku menatapnya."Sekarang sedang dilakukan penyelidikan oleh penyidik, gak papa kamu nunggu disini? Kamu gak cape?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dehidrasi Love
SpiritualDehidrasi Love Dua kali gagal mencinta membuat aku tak lagi berhasrat jatuh cinta... Aku, kata orang Dokter ganteng yang ramah dan selalu memberikan semangat hidup pada pasienku, tapi kenapa dengan pasienku yang satu itu aku tak bisa ramah dan ikhl...