Author Pov
"Kamu pikir aku gak punya saputangan sampai kamu harus gunain sapu tangan orang lain buat ngapus airmata kamu??"
Kalimat Ali terdengar sangat menyakitkan. Karna hatinya benar - benar terbakar cemburu, setelah melihat ada Rasya didalam ruangan rawat Prilly, isterinya. Apalagi setelah dia ingin memeriksanya, Prilly mengatakan dia sudah diperiksa oleh Rasya. Berarti tadi Rasya menyentuh isterinya? Ali semakin panas."Sekarang kamu bisa bilang kaya gitu, tadi kamu kemana aja??? Kamu aja gak ada saat aku sakit lalu aku harus gimana?" Prilly meneteskan airmata.
"Kamu gak bisa jaga perasaan suami sih...!"
"Egois, memangnya kamu bisa jaga perasaan isteri? Kemana aja kamu, hp aja gak kamu angkat, aku tau Dira Dira itu lebih penting sekarang daripada aku, aku ini apa? Gak pernah dihiraukan, kalau kamu gak butuh aku lagi silahkan kamu pergi aja!!"
Ali terperangah mendengar ucapan Prilly. Apalagi Prilly berbalik memunggunginya dengan susah payah sambil memegang kepalanya. Prilly tak peduli Uminya Ali mengeryitkan alis mendengar perdebatan mereka.
"Heii, siapa bilang aku gak butuh kamu lagi sih hun, aku gak bisa apa apa, handphoneku hilang....!" Ali membalik badan Prilly. Prilly kembali menelentang tapi menggoyang bahunya melepas pegangan Ali. Tapi mendengar ucapan terakhir Ali, Prilly tertegun. Hilang? Prilly jadi teringat sesuatu. Segera dia mencari cari dimana tasnya berada.
"Mencari apa, Pril?" Umi yang sedari tadi ada diantara mereka bertanya.
"Tas aku, Umi, apa masih ada ditoko atau dibawa Windy kesini ya?!" Prilly seperti bertanya seperti pada diri sendiri.
"Kata Windy tadi barang - barangmu didalam lemari bawah, coba Umi carikan!" Umi membuka lemari yang melengkapi kamar Vvip yang ditempati Prilly disamping tempat tidurnya. Dan menarik tas Prilly dirak paling bawah.
"Yang ini, Pril??" Umi menyerahkan pada Prilly.
"Iya Makasih Umi...!" Prilly merogoh tasnya. Dan mengeluarkan handphone Ali yang tadi siang ketinggalan dan tercecer di Sofa karna dia terburu - buru. Prilly lihat handphone itu mati, rupanya batrenya habis.
"Ini hp kamu, saking pentingnya yang namanya Dira itu kamu pergi meninggalkan aku tergesa sampai gak nyadar hp kamu tercecer di Sofa!"
Ali menerima hapenya yang mati. Dia teringat ketika sampai dirumah Dira, gadis itu mengeluh telponnya tidak diangkat dan smsnya tidak dijawab.
"Bang Ali, akhirnya datang juga, aku telpon tak diangkat, aku sms tak dibalas!"
Ali meraba kantong celananya, dan baru disadarinya handphonenya sudah tidak ada. Ketika mencoba pinjam handphone Dira untuk mencoba memanggil nomernya ternyata tidak ada jawaban dan menyimpulkan handphonenya telah tercecer dan ditemukan orang yang tidak berniat mengembalikannya, sementara saat itu Prilly memandangi handphone Ali dengan airmata melihat nama yang memanggil handphone Ali.
Andira sweety calling
Ingatan Ali tentang Dira terputus ketika Prilly melanjutkan kalimatnya.
"Walaupun hp itu mati, aku sangat hapal isi smsnya ya Li... Bang Ali, udah dimana? Dira udah gak tahan kepala berdenyut kalau gak disuntik abang... Oke ya Li, bagus aja suntikanmu sudah kemana - mana, pantas kamu sudah tak ingin aku lagi, sekarang silahkan kamu pergi saja, sanaaaaa.....pergi kamu, Li, pergiiii!!!"
Prilly mendorong tubuh Ali yang ingin meraih dan memeluknya dengan airmata berderai. Didorong Prilly, Ali meraih tak putus asa. Memeluk Prilly dari samping yang kewalahan melepaskan dekapan kuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dehidrasi Love
SpiritualDehidrasi Love Dua kali gagal mencinta membuat aku tak lagi berhasrat jatuh cinta... Aku, kata orang Dokter ganteng yang ramah dan selalu memberikan semangat hidup pada pasienku, tapi kenapa dengan pasienku yang satu itu aku tak bisa ramah dan ikhl...