"That was a good run, no?" Katanya sambil tangan sibuk mengelap muka dari peluh dengan tuala good morningnya.
Aku cuma duduk di tepi trek balapan, menyaksikan ragam orang-orang yang beriadah di situ sambil meneguk air mineral yang dihulurkan dia sebentar tadi.
Sebenarnya, ada resah yang sedang menyanyi. Dia masih seperti biasa, ini memang rutin dari awal-awal aku kenal dia - dari jam 8 malam kami akan melakukan 8 pusingan di trek ini. Kini sudah masuk 8 bulan dan masih kami berdiri di atas paksi yang sama.
Tanpa sedar, keluhan kecil ku lepaskan agak kuat. Dia terus memandangku.
"Kenapa? Bos berbangsa Punjabi di pejabatmu meminta yang aneh-aneh lagi?" Lalu dia tertawa kecil.
Aku diam. Kalaulah, kalau dia tahu detikan eksplosif dalam dada dah tak sama macam dulu, apa dia akan tetap menunggu? Atau sebenarnya dia sedang pura-pura untuk tidak memahami bahasa tubuhku?
"I'm going for another round."
Lalu, aku lari laju-laju sambil lirik High By The Beach oleh Lana berdendang di telinga.
"Now you are just another one of my problems,
Because you got out of hand,
We won't survive,
We're sinking into the sand."