"We need to talk." Nadamu tegas. Tidak manja dan meleret-leret seperti selalu. Senyum nipismu juga tiada. Resah mula berdetak. Aku cuma mematung di hujung kerusi taman rumahmu. Kedengaran cuma bunyi air terjun mini mencurah-curah ke dalam kolam ikan emas yang berenang sepertinya esok tak akan pernah ada.
"Why are you still standing there? Sit." Terkejut, aku lantas duduk. Kali ini ada jarak yang aku titikkan. Aku tahu kau yang didepanku, bukan lagi kau yang aku kenal dulu. Aku bermain-main dengan jari, kuku, kaki dan sesekali menggigit bibir.
"For how long have we been together?" Tanyamu. Sepasang matamu tidak lagi memandangku seperti selalu. Sepasang matamu kosong tidak berpenghuni.
"5 years now." Jawabku pendek. Aku hanya mampu menunduk seolah menunggu hukuman dijatuhkan serta-merta.
"5 tahun yang sangat panjang, don't you think so?" Katamu sambil tersenyum sinis.
"Kau tahu kau tak perlu memanggilku sejauh ini semata-mata untuk selamat tinggal, bukan? Aku bukan anak kecil untuk kau perolok-olokan. Aku sudah lebih dari tahu bahasa tubuhmu. 5 tahun ya, mungkin terlalu panjang bagi kamu tetapi satupun tentangku tiada dalam kotak ingatanmu sedangkan segalanya tentangmu sudah ku hafal satu per satu. Aku bukan seperti bekas kekasihmu yang bersilih-ganti meratapi pemergianmu. And I don't think there is any girl who could stand by your side for 5 years long yet you are still blinded by beauty faces with fake silicon boobs."
Aku tanggalkan cincin pertunangan kita yang kau sarungkan pada tarikh yang sama hari ini, 3 tahun yang lalu dan tinggalkan di sisi tempat dudukmu.