3. Di Kolam Renang

885 30 5
                                    


"mak ntar sore Rio mau kekolam renang Diajakin ma temen" Aku memberitahu emak yang lagi duduk didepanku di meja makan
"tugas sekolah ya?" Tanya emak sambil menggeser piring berisi ikan goreng ke depanku
"bukan sih mak Cuma sekedar main aja diajak teman, jam tiga ntar Rio kesana"
"memangnya kamu tau berenang?" Emak agak kuatir karena aku memang jarang sekali pergi ke tempat begituan
"enggak sih mak, tapi kan ada kolam dangkal, sekalian rio mau belajar renang"

"ya udah Makan dulu yang kenyang Jadi nggak kelaparan
Kalau berendam dengan perut kosong bisa kembung"
"jadi boleh ya mak Makasih ya mak"

Aku senang sekali, cepat cepat aku menghabiskan nasi yang sedang aku makan
Emak senyum senyum melihatku
Rasanya aku jadi semangat, tak sabar menunggu erwan datang
Aku belum pernah sekalipun pergi ke kolam renang, apalagi di hotel Pengen tahu seperti apa sih hotel itu
Biasanya aku cuma melihatnya di tipi
Selesai makan aku buru buru ke kamar, dengan membawa mangkuk berisi ikan dan nasi yang telah dicampur rata, untuk anak kucingkuuntung saja kucing ini tidak rewel, ia masih baring di dalam kotaknya yang nyaman

Aku tarik kotak dibawah kolong, kemudian menaruh mangkuk didepan anak kucing ini
Tiba tiba hidungku menangkap bau yang kurang sedap dari bawah kolong, seperti agak asam bercampur busuk

Astaga! Pasti anak kucing ini berak dibawah kolong ranjang
Waduh Bakalan repot nih, emak pasti nggak bakalan ngijinin aku miara anak kucing ini, karena biasanya anak kucing suka buang kotoran sembarangan
Kenapa sampai nggak kepikiran olehku

Bergegas aku pergi ke dapur, mencari sendok semen untuk membuang kotoran kucing itu
Jangan sampai emak tahu, bisa bisa ia menyuruh aku membuang anak kucing ini
Aku merunduk ke bawah kolong sambil menutup hidung karena bau yang tak enak membuat perutku mual

Nah itu dia tepat disudut, teronggok kotorannya, aku sekop dengan hati hati agar tak kemana mana
Aku mengintip keluar kamar, aman emak tak ada
Pasti lagi sibuk di dapur
Cepat cepat aku keluar, membuang kotoran kucing kedalam selokan

Baru saja aku berbalik mau masuk kedalam rumah, tiba tiba emak sudah berdiri di tengah pintu
Buru buru aku sembunyikan sendok semen dibelakang punggungku
"sudah dibuang kotoran kucingnya rio?"
Aku tersentak kaget Darimana emak tahu
"mak tau darimana?"
Tanyaku takut takut
"rumah kita ini kecil nak Kucing itu binatang bukan benda mati Sejak dari tadi pagi ia mencakar kaki emak Mungkin karena lapar Emak sempat heran darimana datangnya Habis emak kasih makan, ia masuk ke kamarmu Emak ikuti, ternyata ia masuk ke dalam kotak yang ada dibawah kolong tempat tidurmu"

Jelas emak dengan ekspresi yang sulit aku tebak
Aku menunduk tak berani menatap wajah emak
Dalam hati aku berdoa semoga emak tak marah dan tak menyuruhku membuang anak kucing itu
"dimana kamu dapatkan anak kucing itu Kenapa nggak kasih tau dan minta ijin emak kalau mau miara kucing?"
Tak ada kemarahan dari nada suara emak
"rio nabrak anak kucing itu kemarin mak Rio pikir anak kucing itu bakalan mati, makanya rio bawa pulang Rio takut kena sial kalau ninggalin kucing yang rio tabrak dijalan"
Jelasku sambil menunduk tak berani menatap wajah emak
"kamu tau rio, kalau mau miara binatang itu tidak boleh diumpetin gitu Mesti rajin kasih makan dan ngebersihin kotorannya Apa kamu sudah siap untuk itu?"

Tanya emak masih dengan suara yang tenang tanpa ada kemarahan sedikitpun
Aku mulai lega pelan pelan aku menegakan kepala memandang emak Wajah emak tersenyum
"rio akan merawatnya mak Rio pengen banget punya kucing itu Boleh ya mak Rio janji akan merawatnya sebaik mungkin Rio akan ajarkan biar ia tak buang kotoran sembarangan Boleh ya mak?"
Emak diam beberapa saat, seperti sedang memikirkan sesuatu
"baiklah Tapi kamu tepati janjimu"
Betapa lega aku mendengarnya, langsung aku peluk emak dengan perasaan gembira
"makasih makpokoknya rio janji pasti akan mengurus anak kucing itu dengan baikrio janji"
"ya sudah Sekarang kamu bersiap siaplah Katanya jam tiga mau ke kolam renang, ini sudah jam setengah tiga Nanti teman kamu keburu datang!"

Pelangi Di Langit BangkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang