"Non Luna, bangun."
Suara itu masih sayup terdengar, gue masih ngumpulin nyawa buat nyakinin itu mimpi atau kenyataan.
"Eh Bibi." Ucapku yang masih dengan mata yang kebuka seadanya.
"Tadi temennya Non yang tidur di sebelah sudah berangkat pagi-pagi. Soalnya waktu Bibi kesini dia udah gak ada."ucap Bibi panjang lebar
Eh? Kok?
Gue langsung beranjak ngambil handphone dan mengecheck socmed Ega. Eh tunggu, dia ada ngechat di Line.
"I have no encourage to bother ur sleep."
Jam 1 pagi -.- Itu udah kelewat pagi benar dah.
"Ini dia ada bilang kok mbok. Luna mandi ya."ucapku dan melangkahkan kaki buat ngambil handuk dan ke kamar mandi.
"Sarapannya udah siap ya, Non. Sesudah bersihin kamar mbok langsung pulang mau anter cucu mbok ke TK."ucap mbok dan aku tentu saja mengiyakannya.
***
Dinginnya air shower membuat gue nginget kejadian tadi malam. Gelang itu, apa ini takdir? Arghhh sugestikan diri Lun ! Mungkin ada makna lain jangan geer jangan geer. Lagian elu kan suka sama Abe bukan Ega.
***
"Masih pagi ngelamun aja."ucap Abe yang udah duduk aja disebelah gue. Jujur gue aja nggak sadar ngelamun.
"Eh nganuuu hmm"
"Lamunin gue ya lo? Haha"
"Ih apaan."
"Nih, jadi tugas kemarin kita tetap berdua. Masalah Rosa dan Ega biar gue yang urus."ucap Abe dan senyum sambil benerin kacamatanya dia.
Aman. Kaki gue masih injek tanah. Muka gue tolong jangan sampe ngeces.
"Be, tugas kita...."ucap Rosa yang datang dan bikin gue jatuh ke tanah lagi.
"Gue sama Luna. Lu sama Ega aja."ucap Abe cuek bebek banget. Gue masih heran ada apa sih sebenarnya disini coba.
Line
Clara
Mukenye biasa aja sist. Gue masih nunggu nasi uduk.Sialan nih anak. Gue langsung berbalik ke arah dia dengan muka mengancam. Sedangkan dia senyum aja nyengir di sebelah "prince" nya die.
Loe utang cerita tentang Lexa ke gue.
Send
Gue balik dan liat mukanya mulai memerah. Rasain deh lo. Gue balikkan badan lagi dan mendapati Ega dengan lingkar mata yang menghitam datang.
Pasti karena keluar jam 1.
Di melewatiku tetapi menjatuhkan sepucuk surat ke pahaku.
Bintang itu indah. Karena dia bercahaya ditengah gelapnya langit. Wanna see it?
Aku hanya tersenyum dan belum sempat menoleh, Pak Bambang guru matematika sudah membuat suasana kelas hening.
***
"Gila gue gak habis fikir gimana ujian ntar. Matematikanya uah anget."ucap Clara sembari mengunyah makanannya.
"Coba kalo ngomong diabisin dulu itu makanan di mulut."ucap gue dan masih tersenyum sumringah.
Sepucuk surat dari Ega tadi pagi merubah segalanya.
"Woi ! Kesambet?" Ucap Clara yang mulai menegur gue.
"Iihhhh apaaan"ucap gue mengelak sekenanya.
"Lun."sapa Abe yang melewati meja kami berdua dan berlalu menuju lorong.
"Cieeee mulai deket nih"ucap Clara.
Mungkin mukaku sudah merah padam, tapi tak hanya itu yang membuat mukaku bak buah berry. Aku baru sadar Ega, selalu tersenyum dengan manis dan tadi dia melemparkan senyum itu kepadaku.
Wait, kok kalo difikir bikin canggung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair
RomanceIni hanya kisah klasik sederhana yang mungkin semua orang pernah rasa. Hanya sekeping cerita tentang cinta yang dipendam, secercah harapan untuk dibalas dan kebisuan yang mencekam hati. Ini hanya kisah tentang 'aku' yang berjuang sendiri dalam kehen...