Dreams or True

119 4 0
                                    

Gue ngedenger langkah kaki yang bergerak mendekat. Tapi disekeliling gue cuman hitam nggak ada apapun.

Nafas hangat udah menyelimuti leher gue. Hal itu udah cukup bikin hue merinding karenanya.

"Lun, remember me?" Suara itu suara yang daridulu menghantui kepala gue.

Tapi, kok mimpi gue cuman item aja ya?

"Arghh........" teriakan gue bener-bener memecahkan keheningan disekitar.

Langkah kaki tergesa-gesa pun terdengar dari kamar sebelah dan sosok itu kini membatu di pintu. Cengo ngeliat gue dan gue pun begitu.

"Lo tau nggak sih ini jam berapa? Gue baru mau tidur!"ucapnya judes.

What? Mau tidur?

"Refleka gue. Ya maaf" gue langsung minta maaf. Nggak enak juga sih ngebangunin dia gini.

Sekarang Ega udah melangkah keluar aja. Eh, gue kan takut jadinya bangun jam segini kata orang kan kalo kebangun tiba-tiba berarti....

"Ga..."ucap gue melemah dan kini dia udah nalik menoleh.

"Hmm.."

"Lo tidur sebelah gue. Gue takut."ucap gue memelas.

Si Ega cuman melongo dan mungkin mencerna kalimat gue barusan.

Nggak mungkin ngapa-ngapain juga keles.

"Ga.. Jangan diem disitu pintunya kebuka gue makin takut."ucap gue yang udah merinding setengah mati. Parnoannya kumat kan kalo gini.

Ega melangkah perlahan dengan langkahnya yang lemes gila.

"Bukannya lo udah biasa sendiri. Kok jadi gini sih."ucapnya yang ngerasa Rise gue pelototin. Yeah dia udah tidur disebelah gue dan lagi natap langit-langit.

"Dulu gue biasa tidur sama Bunda. Semenjak Bunda nggak ada sama Oma tapi Oma sering keluar kota juga kayak gibi jadi gue nginap di rumah Clara."ucap gue.

"Pantesan parno. Udah ah besok sekolah kan?"ucapnya yang mulai setengah sadar.

Gue pun mengikuti dia yang melihat kelangit-langit. Samar-samar gue ngedenger Ega nyanyi lagu Coldplay-A Sky Full of Star  dengan merdunya. Dan tanpa sadar mata gue makin berat dan gue hanyut lagi di dalam mimpi gue.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang