The Ice Prince

167 5 0
                                    


Bel pulang sekolah udah bunyi aja. Finally, hari se awkward ini selesai juga . Tinggal jalan ke gerbang dan duduk manis nunggu Pak Yoyo-supir pribadi gue sama Oma- jemput.

"Lun, duluan ya. Gue sama Rosa."ucap Clara ngelewatin tempat duduk gue.

Gue cuman balas senyum dan ngangguk aja. Kalem lah, saya kan orang asing disini di antara mereka semua.

"Lo pulang naik apa?"suara Abe adem bener. Idih moga nggak ngeces aja gegara bengong guenya.

"Eh nganu,.. Gue di jemput sama pak Yoyo,  supir Oma."aduh gagap lagi idihhh...

"Oh gitu.."dan sekarang dia bengong sambil manggut-manggut.

"Gue duluan ya. Lex, yuk cabut."

Lexa ngekor di belakang Ferly. Dan sekarang sisa gue dan beberapa siswa beserta, Ega.

Drtt drrt..

Handphone gue bergetar.

Oma calling.

"Hello, Luna?"salam pembuka Oma di sebrang sana.

"Why u calling me? I'm still at school."shock sih karena tumben jam segini Oma nelfon pas di sekolah.

"I'm at airport and Yoyo , still with me."ucap Oma agak terburu-buru. Gue masih bisa ngeder suara derap kaki dan berisiknya orang sekitar Oma.

"So, how about me? How the way I can go home without him."

"U can go home with ur friends or any tansport, maybe. Sorry, I really have no time."sambungnya. Friends? Who is? Clara udah pulang masa naik taxi.

"Oma, but I...."

tut tut tut

Sambungan sudah di putus. Sekarang gue sedikit desperate.  Kalo lo jadi anak cewek kayak gue yang jangankan mobil, sepeda aja nggak bisa naik. Takut sama dunia luar, karena dari kecil Oma larang gue. SMA aja syukur udah bisa lepas homeschooling.

"Lo british? "ucap Ega yang udah mantengin duduk di kursi Clara. Dan kelas udah kosong. Adehhh..

"My grandma and my mother, and I partly british. "ucap gue sambil bangkit dan jalan keluar.

Dan Ega udah buntutin gue dibelakang. Sedikit awkward sih.

"Pantesan kulit lo pucet. Dan lo nggak terbiasa sama lingkungan di sekitar lo."ucapnya

For real, baru kali ini gue denger Ega ngomong panjang lebar gitu.

"Karena itu gue cuman nyambung sama Clara, kami sesama blasteran dan orang yang bisa gue ajak bicara awal SMA cuman dia, karena gue setengah-setengah pakai bahasa inggris."

"So, kita sama. Gue baru kali ini ketemu orang yang bisa bikin gue ngomong leluasa."

Ucapan Ega berhasil bikin langkah gue terhenti dan kami udah di parkiran depan. Gue pun berbalik dan udah ngeliat dia ngulurin tangannya.

"So, friends?"

Friends?

Kata itu diiringi senyum hangat Ega. Ice Prince smiling at me. How sweet. Gue pun menjabat tangannya dan membalas senyumnya.

"Dan masalah lo pulang ke rumah lo bisa ikut gue."

Ini ada angin apa dia bisa baik gini sama gue.

"Thx before. But, I just know my address.  I never know how to get there."

Dan sekarang Ega malah ketawa, kenapa coba.

"Gue bisa anter, muka lo polos banget. Itu motor gue disana."

Kini dia ngeluarin sesuatu dari dalam tasnya. Hoodie warna biru muda.

"Lo pake ini karena lo nggak ada helm."

"Gue nggak ngerti kenapa lo baik banget sama gue. Padahal kan lo sering dijulukin Ice Prince."

"Karena mereka nggak tau siapa gue. Yuks"

Dan sekarang gue satu motor sama si Pangeran Es, hari ini makin akward aja sumpah.

===

23 Agustus 2014
9.30

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang