I hate you.

3.8K 194 0
                                    

Hai semua.. apa kabar...
Semoga baik ya. Dan selamat menjalani aktivitas. :)
-------------------------------------------

Setelah kejadian di UKS prilly di antarkan ali kembali ke asramanya. Dan disini lah prilly berada di asramanya yg terasa sepi. Karna ini masih jam kuliahan.

"Huftt.... bosan banget sih. Sepi.sunyi.sendiri lagi huft.. mana si mila lama bener pulangnya." ucapnya sambil menghubuskan nafas panjang..
"Ah.. gue mau jalan2 aja kali ya ke taman. Mumpung lagi sepi." Celotehnya lagi..
Akhirnya prilly pergi ke taman. Dengan memakai celana jeans panjang. Kaos putih bermotif gitar.serta spatu ketsnya. Rambutnya dibiarkan terurai.
Prilly berjalan dengan santai. Hingga seketika ada yg menarik tangannya. Prilly pun kaget.
"Arrgh..." teriaknya.
"Eh.. sory2.. lo kaget ya" ucap seseorang tersebut.
"Ah.. elo..?!" Ucap prilly sambil menunjuk orang tersebut.
"Iya.. ni gue. Orang yg lo tabrak tadi " ucap halik. Ya itu adalah halik.
"Eh.. sory soal yg tadi pagi" ucap prilly yg merasa bersalah.
"Iya gak apa2. Trus lo gimana? Udah mendingan.?" Tanya halik.
"Iya gue gak apa2 kok. Tadi itu magh gw kambuh" jawab prilly. Dalam hati dia berkata "sejak kapan gw ngomong panjang × lebar sama orang gini.?"
"Owh.. oh ya gw hampir lupa. Kenalin gw halik putra rematha,lo bisa manggil gue halik." Jelas halik panjang. Sambil mengulurkan tangan.
"Gue prilly olivia purnama. Lo bisa panggil gue prilly" ucap prilly sambil menyambut tangan halik.
"Hmnn.. yaudah lik. Gue mau pergi dulu ya." Ucap prilly.
"Ok deh. Eh tpi lo mau kemana?" Tanya halik penasaran.
"Gue mau ketaman lik. Bosan gue di asrama sendirian" jelas prilly.
"Wah klo gitu kebetulan dong. Gue juga lagi males pulang cepat. Bareng aja yuk" ucap halik.
"Ok deh boleh." Ucap prilly pasrah. Pasalnya dia juga tidak punya alasan untuk menolak halik. Ya jujur dia juga merasa klop dengan halik.

Prilly pov.
Nyaman. Itu lah kesan ku terhadap halik. Taman di sini lah aku berada. Aku duduk di kursi kayu putih yang panjang. Aku dan halik membahas tentang diri kami masing - masing. Aku cukup tau banyak tentang halik begitupun sebaliknya. Tepat 10 meter di hadapanku terdapat motor ninja yg sepertinya aku kenal dan sangat familiar.
"Bukan kah itu motor ali?" Tanyaku dalam hati. Dan celingak celinguk mencari sang pemiliknya.
"Kenapa prill?" Suara halik mengagetkan ku.
"Ah tidak ada lik. Gue ke toilet bentar ya" ucapku yg di tanggapi dengan anggukan oleh halik dan segera berlalu darinya. "Toilet" itu hanya alasan ku. Aku bukan ke toilet melainkan mencari pemilik ninja itu.
Aku mengedarkan pandanganku. Dan menemukan sosok itu. Aku pun berlari ke tempatnya. Tapi tunggu..!! Dia tidak sendirian!! Dia dengan seorang wanita yaitu.. ghina. Aku pun menghentikan langkah ku dan berada tepat dua meter di hadapan mereka hanya saja terhalangi oleh bunga yg tinggi.
Dari sini aku bisa mendengarkan percakapan mereka. Hati ku merasakan sakit bak di iris oleh pisau. Mataku mulai memanas. Dadaku sesak.

"Ghin.. gue mau ngomong sesuatu sama lo. " ucap ali.
"Ngomong aja li" ucap ghina.
"Hmn.. jdi gini ghin. Gue.. gue udah lama suka sama lo ghin. Sejak gue masuk kampus ghin. Gue slalu merhatiin lo. Hingga saat ini. Gue masih suka malahan sayang sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" Ucap ali. Yg sangat terdengar jelas olehku. Cukup. Aku gak mau lagi dengar ini semua. Cairan bening yg sejak tadi aku tahan kini mampu lolos jatuh berhamburan. Aku membungkam mulutku. Dan pergi dari sini secepatnya. Aku sudah tidak mau tau lagi dengan semua ini. Ok prill lo berlebihan.!! Ali cuman nganggap lo sebagai sahabat. Gak lebih.!! Tapi apakah salah jika gue mencintai sahabat gue sendiri?!! Aku melakukan perang terhadap batin dan kenyataan.
Aku terus berlari dan berlari hingga tak terasa aku menabrak sesuatu.

"Prill.. lo kenapa?" Tanya halik. Ya orang yg aku tabrak adalah halik. Aku tak menjawab hanya saja aku memeluknya. Aku tak mampu lagi berkata. Aku hanya butuh seseorang untuk menopang tubuhku. Aku bergetar hebat. Aku terus terisak. Entah lah. Aku hanya ingin menangis.
Dapatku rasakan halik mengusap punggungku untuk menenangkanku.
Setelah merasa tenang aku melepaskan pelukanku.
"Maaf.." hanya kata2 itu yang mampu lolos dari mulutku.
"Iya gak apa2 kok prill. Lo bisa kapan aja datang ke gue. Untuk nenangin diri lo." Ah halik terlalu baik untuk ku. Aku hanya mengangguk.
"Lo kenpa tadi?" Tanya nya to the point terhadapku.
Aku hanya diam.
"Yaudah kalo lo gak mau cerita. Lo pulang aja ya biar gue anterin" ucapnya lagi. Antar? Bukan kah dia tadi jalan kaki? Aku memasang tampang bingung. Dan sepertinya dia mengerti apa maksudku.
" gue tadi makirin motor deket sini. Jdi gue ngambil motor dulu. Lo tunggu disini dan jangan kemana2 ok.." ucapnya lagi.
Aku hanya mengangguk pasti.

Belum Ada Kata TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang