Aku pasrah Kemana anginkan membawaku. Aku kehilngan matahariku.
Adakah di sana engkau merasakan yg sama?. "Bahagiamu bahagiaku" tpi itu bukan aku. Namun ku bahagia karna ada rembulan yg temani sepiku.
--------------------------------------
Skip.. istirahatAku berjalan menyusuri koridor bersama rembulanku. Dia halik. Ya dia rembulanku saat ini. Aku juga tak mau menjadikan halik pelarianku. Aku tau dia punya rasa padaku. Dan aku tak ingin memberikan harapan. Halik menceritakan semuanya padaku. Dan dia mengerti bagaimana perasaanku. Hari demi hari tlah ku lewati tanpa ali. Ali kini berubah. Tp aku sdar aku hanya seorang sahabat. Mila dan kevin pun telah cukup mengenal halik. Dan bertambahlah anggota di klompok kami 2 org. Halik dan Ghina. Ya mereka resmi bergabung dengan kami. Terkadang aku lelah melihat ali dan ghina bermesraan. Seprti hari ini kami berkumpul di cafetaria dekat kampus. Dan pastinya ada ali dan ghina. Beberapa hari terakhir ini aku slalu mencoba menghindar dari mereka. Bukan menghindar juga sih. Lebih tepatnya membiasakan keadaan seperti ini.
"Hy guys..."sapa halik sambil bertos ria dengan yg lain. Aku hanya melemparkan senyumanku.
"Sorry nunggu lama, hbisnya my princess lama bener jalannya. Kayak siput" ucap halik sambil mengacak ngacak rambutku. Aku mendengus kesal. Princess? Itu karna dia sendiri yg ingin memanggilku princess. Dan aku menyutujuinya. Bukan kah tak ada yg melarang? Berharap pun tidak.
" ciee.. princess ..princessan nih.. jangan lupa PJnya dong" goda mila padaku. "Apaan sih.. gaje deh lo" ucapku sambil menoyor pipinya.
"Eh. Ngapain sih kita ngumpul " tanyaku smbil menatap mereka satu per satu. Dan aku tak berani menatap ali. Aku melihat ghina merangkul mesra lengan ali. Namun segera ku tepis pandangan itu.
"Jadi gini prill, missi kita untuk ke desa sri wangi tinggal 4 hari lagi nih. Jadi gak kta kesananya?" Tanya kevin. Aku hanya manggut manggut dan ber oh ria.
"Jdi dong.. kan kita udah sepakat" jawab ali. Aku menatapnya. Dia membalas tatapanku dengan tatapan tajam. "Gue kayaknya gak bisa deh. Lanjut aja kalian yg pergi. Gue ada urusan " ucapku. Sebenarnya aku ingin pergi namun keadaanku saat ini sangat tak memungkinkan. "Kok gitu sih prill"tanya halik padaku.
"Lo lupa ya lik.. gue kan pergi ke bali hari kamis" ucapku sambil memberi kode mencubitnya. Dia pun mengerti. Aku hanya ingin refreshing untuk saat ini. Bisa di bayangkan. Hatiku sangt lelah."Hmnn gtu.. ya udh brarti kita tampa prilly. Gue sih oke-oke aja. Menurut kalian gimana?"tanya kevin. Yg lain mengangguk setuju. Aku bisa bernafas lega. Sedangkan halik menatapku seperti bertanya tanya.
"Gue kw toilet dulu ya." Ucapku dan berlalu. Saat selesai dari toilet. Ku rasakan ada yg menahan tanganku spontan aku menoleh. Ali... deg.
"Lo kenapa sih prill. Ngehindar dari gue. Gue salah apa prill"tanya dengan nada yg menyedihkan dan mampu menyayat hati. Aku hanya tersenyum.
"Siapa yg ngindarin lo sih li. Lo gak salah apa-apa kok." Balasku.
"Lo gak bisa bohongin gue prill, berapa lama sih kita sahabatan?" Tanyanya.
"Status li. Lo sama gue cuman punya status sahabat. Gue nggk ngehindar dri lo. Gue cuman berusaha ngebiasaain tanpa lo li. Krna apa.? Karna slma ini lo slalu ada buat gue. Tapi skrang apa? Lo punya seseorang yg lebih dri sahabat. Gue nyadar li. Gue siapa. Bukan gue egois atau apa li. Tapi gue coba tuk berdiri tegar saat badai menghadang li. Gue belajar." Jelasku. Mataku mulai memanas. Buliran bening mulai berjatuhan. Runtuh sudah pertahananku.
Aku hanya ingin dia mengerti. Dan membuat aku mencoba tuk menepis rasaku.
Aku menangis tersedu. Ali memelukku. "Bukan gue aja yg harus terbiasa li. Tpi juga lo li. Lo harus terbiasa tanpa gue. Lo gk bleh egois li. Bagaimana pun gue juga pnya hati,dan kita punya kehidupan masing2 yg harus di lalui."ucapku dalam tangisan. Ali semakin mempererat pelukannya. "Nyaman li, tp ini bukan hak gue,gue nggak boleh egois li"batin ku
Aku mencoba melepaskan pelukannya.
" sekarang gue tanya sama lo li. Apakah rasa yg ada di gue juga lo rasain?"tanyaku sambil menatap bola matanya.
Ia menatapku sendu. Apa artinya tatapan itu?
Dia bungkam...
"Lo gk bisa jwabkan li? Jdi tolong biarin gue pergi li. Lo harus ingat lo punya ghina. Ghina cewe li, sama kayak gue, dia juga punya hati yg bakalan terluka bila lo sakiti. Yakinin diri lo sendiri li. Jangan sampai lo salalah dalam melangkah. " ucapku dan berlalu. Dia masih tetap bungkam. Ia sendiri tak paham akan perasaannya. Jdi prcuma aku ada di sini dengan rasa yg sama. Aku hanya pasrah. Krna jodoh ada di tangan tuhan.-----------------------------------
Hy semuaa... weekend ny pada kemana nih? Maaf baru bisa update. Lagi sibuk nih. Tpi sempet sempetin bikin buat readers tercinta.
Slamt beraktifitas semuanya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Ada Kata Terlambat
FanficHey cerita ini awalnya berjudul Rumah misteri. Tapi aku ganti karna alurnya nggak dapet buat dijadiin cerita horor. Karna aku lagi ingin yg romanyu2 gimna gitu. Tp tenang. Ceritanya masih tntg APRIL ko