Prilly tidak pulang ke tempat kostnya. Tapi dia pergi ke apartemennya. Ya, dia punya apartemen, tepatnya pemberian ayah prilly. Sudah lama dia mendapatkan apartemen itu, tapi baru sekarang ia bisa menempatinya.
Saat ia membuka apartemennya, ia bernafas lega, karna apartemennya sangat rapi, jadi ia bisa langsung istirahat dengan tenang. Di seretnya koper yang ada di tangannya ke dalam, di letakkannya di samping lemari dan segera ia menghempaskan badannya ke atas kasur empuknya.
Di pejamkan mata indahnya sebentar dan kembali ia buka, teringat mila sahabatnya. Ia belum memberikan kabar pada mila, terlebih ia telah mengganti kartunnya. Ia takut Mila khawatir mencarinya. Segera ia bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi mila."Hallo mila, ini gue prilly"
"....................." prilly pun menjauhkan ponsel dari telinganya, karna mila memekik histeris.
"Yaallah mil, bisa budeg gw dengerin suara lo."
"....................."
"Mmm...iya sorry banget, bisa nggak nanti malam kita ketemuan di cafe dendelion?"
"....................."
"Ok,jam 19.30 kita ketemuan disana, iya lo bawel banget, nanti gw jelasin"
"....................."
"Iya, see you too"
Prilly bergegas mandi, tidak cukup 30 menit ia telah selesai dengan mandinya. Ia mengambil celana jeansnya yang berada di koper dan memadukannya dengan baju kaos yang bertuliskan Black angel. Segera ia memakai bedak, dan bibir nya dipoleskan dengan lip blam. Ia berdandan senatural mungkin. Rambutnya ia biarkan terurai. Setelah selesai, ia pun mengambil sling bagnya, dan memakai sepatu sneakersnya. Tak lupa ia mengunci apartemennya sebelum pergi. Prilly pun menuju lift, dan segera masuk, tapi tidak jadi karna ada seseorang juga yang ingin masuk, dan tak sengaja waktunya bersamaan dengan prilly yang ingin masuk juga.
"Aduh..." prilly mengaduh sakit.
Prilly pun melihat siapa orang itu.
Prilly pun membulatkan kedua matanya.
"Oh my god.! Dunia gw sempit banget,! Lo!" Tunjuk prilly pada orang itu.
"Apa ?"
"Sipit sialan, tiap ketemu lo kenapa gw sial mulu sih" yap, orang yang sama dengan yang prilly tabrak tepatnya tidak sengaja menabrak di bandara.
"Nggak kebalik? Bukannya gw yang selalu sial kalau ketemu sama lo?""Udah ah, capek gw. Lagian ngapain lo ada disini? Lo ngikutin gw ya.?"
"Emang lo siapa yang harus gw ikutin kemana lo pergi.? Tinggi banget tingkat percaya diri lo"
"Issh... lo cowo apa cewe sih? Bacot banget." Sungut prilly. Untung di lift tidak ada orang, dan kaki prilly menahan pintu lift tersebut agar tidak tertutup.
"Bang Shadam tungguin aku.." panggil seorang wanita.
Prilly maupun pria tadi sama-sama menoleh. Prilly mengerinyitkan dahinya.
"Shella.." Jawab pria tersebut. 'Oo jadi nama si sipit sialan ini Shadam, nggak sesuai banget sama orangnya' prilly membatin.
"Eh, cewek aneh lo nggak masuk?" Tanya shadam yang membuyarkan lamunan prilly, sadar akan dia yang masih berada di luar lift. Prilly pun segera masuk, prilly agak canggung satu ruangan dengan Shadam dan wanita yang di sebut Shella ini. Tau bahwa prilly merasa canggung. Shella pun menyapa prilly.
"Hai,,aku shella, kita kayaknya tetanggaan deh" ucap shella sambil menjulurkan tangannya. Prilly pun agak ragu tapi di sambutnya tangan shella.
"Prilly, salam kenal" jawab prilly sekenanya.
Shella pun tersenyum. "Kamu baru pindah juga.?" Tanya shella.
"Ah,, ngg sebenarnya aku udah lama punya apartemen disini, tapi baru sekarang bisa nempatin. " jawab prilly.
"Ooh gitu, o iya ini shadam, kakak aku tepatnya kakak sepupu, tapi kayaknya kalian udah saling kenal deh?"
Shadam hanya diam, tak tau apa yang sedang difikirkannya.
"Ah, nggak juga, kita kebetulan ketemu aja." Jawab prilly. Shella pun ber oh ria, karna bingung melihat sikap kakaknya.
Rasanya waktu berjalan lamban saat ini,'adiknya baik, nggak sama kayak abangnya, yang nyebelin banget." Ucap prilly dalam hati.
Ting! Lift pun terbuka, menandakan bahwa mereka telah sampai di lantai 1.
"Shella aku duluan yah, " pamit prilly sambil tersenyum.
"Iya, hati-hati ya. " jawabnya.
Setelah prilly tak tampak lagi dari pandangan mereka, Shella menoleh ke arah Shadam.
"Bang, kok aku ngerasa prilly mirip kak Adinda ya?"
"Hmnn... perasaan kamu aja kali shell, mereka beda lah, dinda itu orangnya feminim, nah kalau dia, kamu bisa liat sendirikan." Jawab Shadam. Dalam hati ia, mengiyakan perkataan Shella, tapi ia tak mau mengakuinya.
"Ah, tapi aku rasa sifat mereka mirip, ya walaupun nggak mirip secara wajah sih, tapi abang ingatkan, waktu pertama kali abang ketemu sama kak dinda? Malah dia marah banget sama abang waktu itu. " ucap Shella mengingatkan.
"Sudahlah, katanya mau makan, kenapa jadi ngomongin orang?" Ucap shadam sambil berlalu
Shella tau kakak sepupu gantengnya ini belum bisa move on dari mantan kekasihnya yang menghilang entah kemana. Padahal sudah genap 4 tahun Kekasih nya itu menghilang. Shella pun menghela nafas lelah dan segera menyusul Shadam.
.
.
.
.
.
.
.
Yeayy aku update lagi...
Jangan lupa vote and commennya yaou...
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Ada Kata Terlambat
FanficHey cerita ini awalnya berjudul Rumah misteri. Tapi aku ganti karna alurnya nggak dapet buat dijadiin cerita horor. Karna aku lagi ingin yg romanyu2 gimna gitu. Tp tenang. Ceritanya masih tntg APRIL ko