Bagian 5
" BIMAAA.. NGAPAINN LOE DISITU..??" sebuah teriakan mengangetkan ku.
" aku tunggu jam 1 yah.." kata ku lagi sebelum Cherisa sampai dan mungkin mendorong ku jatuh.
Dengan cepat aku turun dari pohon mangga. Tidak peduli pada sangkar semut merah yang ku senggolan karena terburu-buru turun. Semut-semut merah itu mulai menyerang ku, tapi aku terlalu senang jadi aku tidak terlalu peduli, bahkan saat aku jatuh terduduk karena terpeleset di ranting terakhir.
Aku cuma tersenyum saat melihat Tika menatap ku khawatir. Aku senang walau Cherisa melotot kesal pada ku.
***BSr***
Aku sudah duduk manis di Cafe bunga, aku melirik jam tangan ku, belum jam 1 memang. Aku datang lebih cepat, aku tidak sabar bertemu dengan Tika. Aku meminum air digelas, ini sudah gelas yang ke 3, benar-benar gugup. Dulu saat bertemu dengan wanita aku tidak pernah segugup ini, aku selalu percaya diri menghadapi mereka. Tapi Tika berbeda, aku takut dia menolak ku, aku takut dia tidak nyaman, banyak hal yang aku takutkan.
Aku melihat seorang gadis melangkah kearah ku, rambut yang hitam legam bergelombang tergerai ditiup angin. Dreas biru langit selutut menutupi tubuh rampingnya. Cardigan berwarna senada menutupi lengannya sampai 3/4. sepertinya Dreas itu tanpa legan. Tika sangat sederhana tapi tidak menutupi kecantikan alaminya. Aku mengagumi semua yang ada padanya,
Tika tersenyum saat melihat aku menatapnya lekat, Aku ikut tersenyum menatapnya. Entah lah, aku jarang melihat Tika tersenyum atau tertawa didekatkan, dia lebih banyak menunduk.
" maaf mas.. Lama nunggu nya yah..??" tanyanya dengan suara bergetar, dia duduk dihadapan ku, sesekali dia mengigit bibirnya, wajahnya masih tertunduk.
" tidak apa-apa.. Aku memang datang terlalu cepat.. Aku tidak sabar bertemu dengan kamu.. Aku sangat merindukan kamu..." kata ku.
Tika mencuri pandang sekilas, kemudian dia menunduk lagi. Aku ingin sekali menatapnya, hanya saat dia sedang asik dengan kerjaannya aku bisa menatapnya leluasa. Tapi sejak Cherisa datang aku tidak bisa lagi menatapnya. Karena jika seperti ini dia akan lebih banyak menunduk dan aku harus menahan diri untuk tidak memegang wajahnya dan mengangkat dagunya, aku ingin dia melihatku, tapi aku tahu aku harus bersabar.
Tapi Ada yang beda, biasanya dia akan berwajah pucat jika dekat dengan ku. Tapi hari ini wajahnya merah merona. Aku menatapnya lekat, sampai makanan kami datang. Mata kami bertemu tanpa sengaja, dia menunduk lagi. Wajah Tika merah merekah, apa dia sakit??? Aku mengkhawatirkan nya.
" Tika... " panggil ku,
" ya mas.." nada bicara nya masih bergetar. Dia masih tidak menatap ku.
" kenapa wajah mu memerah.. Apa kamu sakit??" tanya ku.
Bukan menjawab dia hanya mengeleng tapi wajahnya makin merah. Aku cemas, tanpa berpikir aku memegang kedua pipinya dan juga dahinya. Tika kaget dan dia langsung bangun dan menjauh dari ku. Dia makin tertunduk dalam.
" BIMA ARYA... KARTIKA PUTRI... Apa yang kalian lakukan... ????" sebuah suara memanggil ku. Aku menolah, Cherisa berdiri dihadapan ku dan melipat tangannya. Tika mengigit bibirnya.
Tanpa permisi Cherisa duduk di meja disamping nya.
" Tika duduk..." Cherisa memerintahkan Tika, tanpa membantah dia duduk. Sekilas jika orang-orang tidak melihat wajah Cherisa, mereka pasti berpikir kalau Cherisa adalah ibu Tika.
" sudah berapa kali gue bilang jangan pernah dekat dekat Tika lagi.. Loe berdua terlarang buat bersatu..." bentaknya kesal. Tika hanya menundukkan kepala makin dalam, dia duduk disamping Cherisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Karma ( Catatan Hati Bima Sang Cassanova)
Romancekelanjutannya dari cerita Devil Mask cerita ini berkisah soal Bima Sang Casanova profesional, tentang bagaimana dia menemukan cintanya.. mini cerbung yang terlintas idenya karena mungkin banyak pertanyaan yang belum terjawab di Devil Mask.. semoga...